Kenapa Stroke Memengaruhi Wajah?

- Stroke dapat menyebabkan wajah terkulai dan kelemahan pada otot mata, bibir, dan mulut di satu atau kedua sisi wajah.
- Wajah terkulai terjadi pada hingga 60 persen orang yang baru pertama kali mengalami stroke iskemik, menurut studi.
- Jika kamu atau orang di sekitarmu tiba-tiba mengalami wajah terkulai atau gejala stroke potensial lainnya, segera hubungi ambulans atau kunjungi UGD.
Stroke merupakan salah satu kondisi medis darurat yang bisa terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan dampak serius pada tubuh.
Stroke terjadi saat aliran darah ke otak terhambat, baik akibat sumbatan (stroke iskemik) maupun pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa suplai oksigen dan nutrisi yang cukup, sel-sel otak bisa mulai rusak hanya dalam hitungan menit. Akibatnya, fungsi-fungsi tubuh yang dikendalikan oleh bagian otak yang terdampak bisa terganggu, termasuk kemampuan untuk menggerakkan otot-otot wajah.
Salah satu tanda khas dari stroke adalah perubahan pada wajah, seperti salah satu sisi wajah yang terlihat menurun atau kesulitan tersenyum secara simetris. Kondisi ini sering kali menjadi indikator awal yang bisa dikenali, bahkan oleh awam. Namun, mengapa wajah menjadi bagian tubuh yang paling terlihat dampaknya? Yuk, cari tahu jawabannya!
1. Bagaimana stroke memengaruhi wajah?
Stroke dapat menyebabkan wajah terkulai dan kelemahan pada otot mata, bibir, dan mulut di satu atau kedua sisi wajah. Biasanya, stroke memengaruhi bagian bawah satu sisi wajah dan bukan dahi. Akan tetapi, jika stroke terjadi di batang otak, maka dahi dapat terpengaruh.
Stroke dapat menyebabkan:
Kelopak mata, pipi, atau sudut mulut tertarik ke bawah.
Sulit mengendalikan senyum, seperti tidak bisa tersenyum atau tersenyum tanpa disengaja.
Air liur menetes.
Bicara tidak jelas.
2. Mengapa wajah terkulai merupakan gejala stroke?

Wajah terkulai terjadi pada hingga 60 persen orang yang baru pertama kali mengalami stroke iskemik. Stroke terjadi saat aliran darah ke bagian tertentu otak terhenti atau berkurang sehingga area tersebut tidak menerima oksigen dan suplai darah yang dibutuhkannya untuk berfungsi. Bila terjadi gangguan aliran darah, salah satu jenis stroke berikut dapat terjadi:
Stroke iskemik: Stroke yang terjadi akibat pembuluh darah yang tersumbat dan merupakan jenis stroke yang paling umum.
Stroke hemoragik: Stroke yang terjadi akibat pembuluh darah yang pecah.
Serangan iskemik transien atau ministroke: Terjadi akibat pembuluh darah yang tersumbat sementara.
Tanpa aliran darah yang cukup, sel-sel otak mulai mati, dan fungsi area otak yang terkena menjadi hilang atau rusak. Hal ini bisa menyebabkan wajah mengalami hal berikut:
Sisi kanan wajah terpelintir atau terkulai jika aliran darah ke sisi kiri otak terganggu.
Sisi kiri wajah dapat terpelintir atau terkulai jika aliran darah ke sisi kanan otak terganggu.
Kesulitan tersenyum jika aliran darah ke lobus frontal terganggu.
3. Apa yang harus dilakukan?
Jika kamu atau orang di sekitarmu tiba-tiba mengalami wajah terkulai atau gejala stroke potensial lainnya, segera hubungi ambulans atau kunjungi UGD. Makin cepat perhatian medis tiba, makin cepat pula pengobatan dapat dimulai. Hal ini dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak jangka panjang dari stroke.
Sambil menunggu layanan darurat tiba, kamu dapat memberikan pertolongan pertama dengan:
Memastikan bahwa area di sekitar orang tersebut aman.
Mencatat kapan gejala dimulai.
Mengajak orang tersebut berbicara atau memintanya untuk meremas tangan jika tidak dapat merespons.
Melonggarkan pakaian ketat.
Menjaga tetap hangat>
Jangan beri makanan atau minuman apa pun.
Jika orang tersebut sadar, baringkan pada posisi miring dengan kepala di atas bantal. Jika tidak sadar, tempatkan orang terebut pada posisi pemulihan. Artinya, posisi tubuh yang digunakan untuk menjaga jalan napas tetap terbuka dan mencegah tersedak jika orang tersebut tidak sadar tetapi masih bernapas. Tujuannya adalah mencegah lidah menutupi saluran napas, mencegah muntahan masuk ke paru-paru, dan menjaga kepala dan tubuh tetap stabil.
Pantau pernapasan dengan mendengarkan napas orang tersebut, mengamati naik turunnya dada, atau menempelkan punggung tangan di dekat mulut untuk mencoba merasakan napas.
Jika orang tersebut tidak sadar dan tidak bernapas, berikan resusitasi jantung paru (RJP atau CPR).
4. Apakah gejala wajah akan membaik?

Ya, masalah wajah akibat stroke bisa membaik seiring waktu, meskipun proses pemulihan mungkin memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Terkadang, masalah wajah pulih dengan sendirinya pada enam bulan pasca-stroke. Program terapi fisik dan rehabilitasi dapat membantu mendapatkan kembali kekuatan pada otot yang terkena dan mempelajari kembali pola gerakan.
5. Apakah wajah terkulai selalu terjadi saat stroke?
Tidak. Masalah wajah, seperti wajah terkulai dan kelumpuhan tidak selalu terjadi selama stroke. Meskipun begitu, jika ada gejala stroke lainnya, tetap penting untuk segera mencari perawatan darurat.
Menurut tinjauan tahun 2020 dalam Frontiers in Neurology, wajah terkulai terjadi pada 45 persen kasus stroke, dan 60 persen pada orang dengan stroke kortikal iskemik pertama kali. Ini adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah yang tersumbat di korteks, atau lapisan luar otak.
Dengan memahami alasan di balik perubahan wajah akibat stroke, diharapkan kamu bisa lebih sigap dalam mengenali gejalanya dan segera mencari pertolongan medis, yang sangat krusial untuk mencegah kerusakan permanen dan menyelamatkan nyawa.
Referensi
"What to Know about Facial Drooping from Stroke." Medical News Today. Diakses pada Juni 2025.
Vaughan, A., Gardner, D., Miles, A., Copley, A., Wenke, R., & Coulson, S. (2020). "A Systematic Review of Physical Rehabilitation of Facial Palsy." Frontiers in Neurology, 11. https://doi.org/10.3389/fneur.2020.00222
"Stroke Face: How to Tell If Facial Drooping Is a Stroke Symptom." Verywell Health. Diakses pada Juni 2025.