Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebutuhan Bulanan Santri yang Wajib Dikirim Orangtua

Ilustrasi perempuan muslim duduk di lantai kelas (pexels.com/PPM Al-Hassan)
Intinya sih...
  • Santri memerlukan makanan ringan untuk melepas penat dan meredakan stres di pondok pesantren
  • Kamar mandi peralatan, termasuk skincare, juga diperlukan karena fasilitas di pondok terbatas
  • Obat pribadi dan uang saku juga menjadi kebutuhan penting bagi santri setiap bulannya

Setiap pondok pesantren terdapat fasilitas berupa koperasi atau mini market. Fasilitas ini sengaja disediakan untuk para santri, khususnya pondok yang letaknya cukup jauh dari pusat kota. Santri dapat membeli perlengkapan pondok yang kurang lengkap, membeli ulang barang yang sudah habis pakai, atau sekadar membeli jajan ketika bosan dengan makanan yang ada di pondok.

Meski begitu, sebagian santri memilih mengirim pesan kepada orang tua untuk meminta kebutuhan tertentu. Biasanya, mereka menuliskan daftar kebutuhan di secarik kertas yang kemudian dikirimkan melalui pendamping pondok. Berikut 5 kebutuhan bulanan santri yang wajib dikirim, orang tua wajib tahu ini!

1. Makanan ringan (camilan)

Ilustrasi camilan di dalam toples (pexels.com/Sarah Chai)

Bagi santri, makan makanan berat saja tidak cukup. Sebab, pondok pesantren sudah menetapkan takaran tertentu yang membuat beberapa santri masih merasa lapar. Belum lagi kalau santri merasa stres akibat capaian belajar yang belum terpenuhi. Santri hanya bisa menyibukkan diri dengan makan camilan agar bisa melepas penat.

Seringkali santri membawa membawa camilan khas daerahnya masing-masing. Hal ini dapat mempercepat proses perkenalan dan keakraban antara santri baru dengan santri lama atau antar sesama santri baru. Tentunya menjadi kesenangan tersendiri bagi santri bisa mencoba camilan yang belum pernah dilihat sebelumnya. Mengingat rata-rata pondok pesantren tidak hanya menerima santri dari dalam kota melainkan juga menerima santri yang berasal dari luar kota dan luar pulau.

2. Peralatan kamar mandi

Ilustrasi peralatan kamar mandi (freepik.com/Freepik)

Terdapat beberapa peralatan kamar mandi yang pemakaiannya bersifat sekali pakai dan mudah habis, seperti sabun, sampo, dan pasta gigi. Sebenarnya santri bisa saja membeli ulang di koperasi atau mini market yang telah disediakan. Namun, bagi santri yang memiliki masalah alergi atau penyakit kulit tertentu diharuskan menggunakan peralatan mandi sendiri. Jika santri tidak mau kesulitan ketika alerginya kambuh, maka orang tua harus mengirimkan persediaan peralatan mandi dengan jumlah yang cukup.

Di sisi lain, santri juga tidak bisa menyimpan peralatan mandi dalam jumlah yang banyak. Santri telah mendapatkan fasilitas sesuai jatahnya masing-masing. Biasanya, santri hanya mendapatkan satu lemari dan satu kasur, itu pun santri harus mengatur tata letak barang supaya cukup dan tidak berantakan.

3. Skincare

Ilustrasi krim wajah (pexels.com/Tara Winstead)

Belajar di pondok bukan menjadi penghalang anak santri untuk tidak merawat diri sendiri. Belajar memang tugas utama para santri akan tetapi menggunakan skincare termasuk langkah kecil dalam bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. Pemakaian skincare tidak hanya diperuntukkan bagi santri perempuan melainkan juga berlaku bagi santri laki-laki dengan syarat pemakaiannya masih dalam batas wajar.

Skincare sama halnya dengan peralatan mandi yang bersifat sekali pakai dan cepat habis. Sayangnya, tidak semua koperasi atau mini market di pondok menjual produk skincare. Produk yang dijual pun tidak banyak, kebanyakan menjual produk dari merk terkenal dengan jumlah yang terbatas. Dengan begitu, santri hanya bisa berharap ke orang tua agar dikirimkan kebutuhan skincarenya.

4. Obat pribadi

Ilustrasi obat herbal (freepik.com/Freepik)

Obat pribadi menjadi catatan penting dalam daftar barang bawaan setiap santri, khususnya santri yang memiliki riwayat penyakit kronis. Tidak semua pondok menyediakan fasilitas klinik pribadi, apalagi pondok pesantren yang baru didirikan. Kemungkinan besar hanya ada Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang menjalin kerja sama dengan puskesmas terdekat.

Meski beberapa obat tetap disediakan tetapi tetap saja tidak selengkap obat yang ada di apotek. Oleh karenanya, santri diwajibkan membawa obat sendiri dari rumah. Pastikan orang tua selalu mengecek persediaan obat yang dimiliki santri.

5. Uang saku

Ilustrasi uang koin di tangan (pexels.com/Nicola Barts)

Kebutuhan santri tidak selalu berbentuk barang. Terkadang santri hanya ingin mendapat kiriman uang saku yang lebih banyak. Biasanya, uang itu digunakan santri untuk keperluan mendadak. Misalnya, ketika pondok mengadakan kunjungan belajar keluar kota sehingga mewajibkan setiap santri membayar iuran dengan nominal yang cukup besar.

Kiriman uang saku setiap bulan juga lebih dari cukup bagi santri yang berasal dari daerah paling jauh. Sebab, peluang mengirimkan barang lebih kecil dengan tarif biaya ongkir yang masih mahal. Alangkah baiknya, santri bisa menggunakan biaya ongkir tersebut untuk membeli kebutuhan pribadi yang lebih bermanfaat.

Jadi, orang tua tidak perlu bingung lagi tentang kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi untuk santri di pondok. Cukup kirimkan 5 barang diatas secara rutin, maka kebutuhan dasar santri akan terpenuhi. Santri akan merasa senang menerima kiriman dari orang tua, dan orang tua pun bisa lebih tenang karena sang anak tidak lagi kesulitan menjalani kehidupan di pondok pesantren. Apakah kamu setuju?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us