Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Identity Scaffolding Penting Buat Gen Z

Ilustrasi gen z (Pexels.com/Anna Shvets)
Intinya sih...
  • Membantu mengenal diri lebih dalam, di luar ekspektasi orang lain
  • Menjadi filter saat ambil keputusan besar, sesuai dengan nilai dan arah hidup
  • Menjaga dari krisis, membuat lebih otentik, terkoneksi emosional, dan pondasi pertumbuhan diri yang berkelanjutan

Pernah gak sih kamu ngerasa kayak “siapa sih aku sebenarnya?” atau merasa diri kamu berubah tergantung siapa yang lagi bareng kamu saat itu? Tenang, kamu gak sendirian. Di tengah dunia yang serba cepat, penuh ekspektasi, dan sering kali menekan, kita butuh sesuatu yang bisa jadi pijakan kuat dalam mengenal diri. Di sinilah konsep identity scaffolding, semacam 'perancah identitas', jadi sangat penting. Ini bukan cuma soal pencarian jati diri, tapi bagaimana kamu membangunnya secara strategis dan sadar, sedikit demi sedikit.

Berikut ini adalah lima alasan kenapa identity scaffolding bisa jadi fondasi yang krusial untuk Gen Z, termasuk kamu yang sedang bertumbuh, berpikir, dan bertanya tentang arah hidupmu.

1. Membantu kamu mengenal diri lebih dalam, bukan sekadar label sosial

Ilustrasi seorang wanita berdiri (Pexel.com/John Diez)
Ilustrasi seorang wanita berdiri (Pexel.com/John Diez)

Sering kali, kita merasa wajib pasang “topeng” tergantung situasi, jadi si ambisius saat interview, jadi si santai di tongkrongan, jadi si pintar di kelas. Tapi tanpa sadar, kita bisa kehilangan “inti” diri kita sendiri. Identity scaffolding itu seperti fondasi personal: membantumu memetakan siapa kamu sebenarnya, di luar ekspektasi orang lain.

Dengan punya struktur identitas yang sehat, kamu gak akan mudah goyah saat dunia di luar berubah. Kamu bisa tetap fleksibel, tapi tetap punya arah. Ini bikin kamu gak cuma ‘ada’ di dunia ini, tapi benar-benar menghidupi peranmu sebagai individu yang utuh dan sadar.

2. Menjadi filter saat kamu harus ambil keputusan besar

Ilustrasi seorang pria sedang berpikir (Pexels.com/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi seorang pria sedang berpikir (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dari memilih jurusan, karier, sampai pasangan, hidup penuh keputusan yang kadang bikin kita bingung atau takut salah langkah. Nah, dengan scaffolding identitas yang kuat, kamu punya “kompas dalam” yang bisa bantu navigasi semua itu.

Daripada asal ikut tren atau pressure sosial, kamu jadi lebih bisa bertanya: “Apakah ini sesuai dengan nilai dan arah hidupku?” Kamu akan lebih bijak dalam memilih, bukan karena semua pilihan benar, tapi karena kamu tahu mana yang cocok buatmu. Itu namanya dewasa secara identitas.

3. Menjagamu dari krisis saat dunia tidak ramah

Ilustrasi seorang pria menghadap jendela (Pexel.com/Anastasiya Vragova)
Ilustrasi seorang pria menghadap jendela (Pexel.com/Anastasiya Vragova)

Ketika kamu kehilangan sesuatu, entah itu orang yang dicinta, pekerjaan, atau arah hidup, biasanya yang ikut hilang adalah rasa percaya dirimu. Di sinilah identity scaffolding berperan: dia bisa jadi semacam “penyangga” saat kamu rapuh.

Kita semua pasti akan mengalami badai hidup. Tapi kalau kamu sudah punya kerangka identitas yang solid, kamu akan lebih cepat bangkit. Kamu tahu bahwa nilai dirimu gak bergantung pada hal-hal eksternal yang bisa berubah. Kamu tetap berarti, bahkan di tengah kekacauan.

4. Membuatmu lebih otentik dan terkoneksi secara emosional

Ilustrasi seorang wanita merasa tenang (Pexels.com/Anna Tarazevich)
Ilustrasi seorang wanita merasa tenang (Pexels.com/Anna Tarazevich)

Kita hidup di era digital yang paradoks: semua orang kelihatan dekat, tapi banyak yang merasa kosong dan kesepian. Dengan membangun identitas secara sadar, kamu jadi lebih otentik dan tulus dalam berelasi dengan orang lain.

Ketulusan itu magnetik. Kamu gak perlu berpura-pura atau ngikutin standar yang gak sesuai dirimu. Justru saat kamu nyaman dengan siapa dirimu, kamu akan lebih mudah menarik hubungan yang sehat dan suportif, entah itu dalam pertemanan, kerja, atau cinta.

5. Menjadi pondasi pertumbuhan diri yang berkelanjutan

Ilustrasi seorang wanita tersenyum (Pexel.com/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi seorang wanita tersenyum (Pexel.com/Andrea Piacquadio)

Kalau kamu tahu dari mana kamu memulai, kamu akan tahu ke mana kamu harus melangkah. Identitas yang sehat bukan sesuatu yang kaku, tapi fleksibel dan berkembang seiring waktu. Scaffolding itu seperti pondasi yang bisa kamu bangun terus, dari pengalaman, refleksi, nilai, hingga tujuan hidup.

Ini bukan soal jadi ‘sempurna’, tapi soal jadi versi terbaik dari dirimu sendiri. Dengan begitu, pertumbuhan diri kamu gak akan cuma reaktif terhadap tekanan hidup, tapi proaktif dan penuh arah. Kamu akan bergerak bukan karena disuruh, tapi karena kamu memilih.

Pada akhirnya, hidup ini bukan soal mencari siapa kita, tapi membangun siapa kita, pelan tapi pasti. Identity scaffolding bukan jawaban instan, tapi proses yang reflektif dan mendalam. Kamu berhak punya fondasi yang kuat, bukan karena dunia menuntut, tapi karena kamu layak berdiri kokoh di tengah dunia yang terus berubah. Jadilah arsitek dari identitasmu sendiri. Kamu gak harus tahu semua jawabannya sekarang, tapi kamu bisa mulai dari hari ini, dari kesadaran yang kecil, tapi berarti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us