Soroti Ego Sektoral, Gibran: Negara Tak Bisa Tumbuh Jika Tak Stabil

- Gibran soroti ego sektoral dalam pimpinan birokrasi, militer, dan sipil
- Gibran beri contoh keberhasilan ketahanan pangan melibatkan TNI dan Polri
Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden (Wapres) RI, Gibran Rakabuming menekankan pentingnya kepemimpinan adaptif, kolaboratif, dan berbasis realitas lapangan dalam menghadapi tantangan geopolitik global, perubahan iklim, serta disrupsi teknologi.
Hal tersebut disampaikan Gibran saat memberikan pembekalan kepada 100 Peserta Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) XXV dan 110 Peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) LXVIII, di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 7, Jakarta, Senin (14/7/2025).
1. Gibran soroti ego sektoral

Gibran menyampaikan, pimpinan birokrasi, militer, dan sipil perlu memiliki kesamaan arah dalam menyukseskan agenda strategis nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Ia mengingatkan, hambatan pelaksanaan kebijakan sering muncul akibat egosektoral sehingga kolaborasi antarsektor harus diperkuat.
“Kita harus satu visi, satu tujuan, satu komando mewujudkan visi, misi, program dari Bapak Presiden. Kita harus bekerja sama. Hilangkan ego sektoral atau merasa paling hebat sendiri. Kita harus menjaga situasi tetap kondusif. Tidak ada negara yang bisa tumbuh dalam keadaan tidak stabil atau tidak kondusif,” kata dia.
2. Gibran beri contoh keberhasilan ketahanan pangan melibatkan TNI dan Polri

Gibran pun mencontohkan keberhasilan agenda ketahanan pangan yang melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara RI (Polri). Ia menyebut, panen tebu dan jagung beberapa waktu terakhir turut diamankan langsung oleh Panglima TNI dan Kapolri.
Ia lantas mengajak para pemimpin untuk aktif turun langsung ke lapangan. Menurutnya, kunjungan tersebut tidak semata untuk eksposur media, tetapi menjadi bentuk kepedulian dan empati nyata terhadap masyarakat.
“Turun ke lapangan itu bukan pencitraan atau mencari eksposur. Tidak. Dialog langsung dengan warga, dialog langsung dengan pelaku UMKM, dialog langsung dengan petani, itu penting sekali,” ujar Gibran.
3. Gibran ungkap pentingnya hilirisasi industri, kemandirian pangan, dan penguatan SDM

Dalam kuliah umum yang berlangsung interaktif, ia menyoroti pentingnya hilirisasi industri, kemandirian energi dan pangan, serta penguatan sumber daya manusia (SDM) sebagai langkah strategis menuju Indonesia Emas 2045 yang selaras dengan visi besar Prabowo-Gibran.
Pada aspek hilirisasi, Wapres menilai hal ini memegang peran penting untuk memberikan nilai tambah pada produk Indonesia, baik di dalam negeri maupun mancanegara.
"Hilirisasi, itu penting sekali. Kita tidak boleh lagi mengirim barang mentah, kita harus mengejar nilai tambah dari kegiatan-kegiatan downstreaming ini. Kalau enggak, ya, kita selamanya akan diremehkan negara-negara lain. Ini kebetulan ada teman-teman dari negara lain juga," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Wapres menekankan, potensi bonus demografi harus dijawab dengan program konkret, seperti sekolah rakyat, Koperasi Merah Putih, serta pengembangan kendaraan listrik nasional.
“Anak-anak muda usia produktif. Nah, ini yang harus kita dorong terus. R&D (research and development) penting, tapi R&D yang harus di-follow up dan bisa memberikan multiplier effect yang baik ke masyarakat,” kata Wapres.
Ia juga menekankan, program-program, seperti makan bergizi gratis (MBG), cek kesehatan gratis (CKG), dan revitalisasi pendidikan dasar melalui kurikulum artificial intelligence atau akal imitasi dan coding sejak dini, merupakan investasi jangka panjang yang mendukung daya saing bangsa, serta langsung menyentuh kebutuhan rakyat.
“Kalau di negara-negara lain, ada krisis populasi, ada fenomena aging population, seperti Jepang, Korsel. Kita harus bersyukur ini, kita sedang mendapatkan bonus demografi. Jadi, kita mengubah future challenge menjadi future opportunity,” ujar Gibran.
Mengakhiri paparannya, Gibran mengajak seluruh peserta dan pemimpin birokrasi untuk menjadi agen perubahan yang mampu menjaga stabilitas dan mendorong akselerasi pembangunan nasional menuju Indonesia Emas.
“Saya yakin bapak-ibu semua adalah pemimpin yang berdedikasi, yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju dan meraih Indonesia Emas. Mari bersama kita bersatu membangun bangsa yang kita cintai ini,” ucap dia.