Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS-Vietnam Capai Kesepakatan Dagang, Ini Respons China

Ilustrasi bendera Vietnam. (unsplash.com/Sam Williams)
Ilustrasi bendera Vietnam. (unsplash.com/Sam Williams)
Intinya sih...
  • Vietnam setuju buka akses total pasarnya untuk AS
  • Kesepakatan dagang AS-Vietnam dan dampaknya bagi China
  • Analis memperkirakan AS akan menggunakan pola yang sama untuk mencapai kesepakatan

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Vietnam baru-baru ini mencapai kesepakatan perdagangan, beberapa hari sebelum berakhirnya masa jeda atas tarif resiprokal atau timbal balik. Hal ini disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump pada Rabu (2/7/2025).

Trump mengatakan negara Asia Tenggara tersebut bersedia membuka pasarnya dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

"Semua barang Vietnam akan dikenakan tarif sebesar 20 persen," kata Trump, dikutip dari NHK News.

Masih belum jelas apakah tarif global 10 persen sebelumnya termasuk dalam angka tersebut. Namun, tarif itu jauh lebih rendah, dari total 46 persen yang dikenakan Washington pada April.

1. Vietnam setuju buka akses total pasarnya untuk AS

Sebagai imbalannya, Trump mengatakan Hanoi telah setuju untuk memberikan Washington akses total ke pasarnya. Hal ini dengan menurunkan tarif pada barang-barang Amerika.

Menurut data dari Departemen Perdagangan AS, negaranya memiliki defisit perdagangan terbesar keempat dengan Vietnam. Posisi tersebut tepat di belakang Meksiko, Uni Eropa, dan China.

Di sisi lain, Trump memperingatkan bahwa ia akan mengenakan pajak atas barang-barang dari negara lain yang dilintasi melalui Vietnam sebesar 40 persen. Langkah ini untuk menghindari hambatan perdagangan yang lebih ketat, sebuah praktik yang disebut transshipping.

Media AS melaporkan bahwa langkah itu ditujukan untuk menindak tegas produk-produk China yang disalurkan melalui negara tersebut.

Pemerintah Vietnam mengatakan pada Kamis (3/7/2025) bahwa berdasarkan kesepakatan bilateral tersebut, pihaknya telah menjanjikan akses pasar istimewa untuk barang-barang AS, termasuk mobil bermesin besar. Meski begitu, pihak Hanoi tidak memberikan rincian yang jelas mengenai pengaturan praktik tersebut dalam kesepakatan terbaru.

2. Kesepakatan dagang AS-Vietnam dan dampaknya bagi China

Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)
Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)

China mengatakan pihaknya sedang mengkaji kesepakatan dagang yang dicapai antara Washington-Hanoi.

"Kami senang melihat semua pihak menyelesaikan konflik perdagangan dengan AS melalui negosiasi yang setara. Namun, dengan tegas menentang pihak manapun yang membuat kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China," kata He Yongqian, juru bicara Kementerian Perdagangan China pada 3 Juli 2025.

"Jika situasi seperti itu muncul, China akan melakukan serangan balik dengan tegas, guna melindungi hak dan kepentingan sahnya sendiri," sambungnya, namun tidak merinci langkah apa saja yang akan diambil, dikutip dari The Straits Times.

Komentar tersebut merupakan penegasan sikap Beijing sejak Washington mulai menyerukan sejumlah kesepakatan dengan mitra dagang di seluruh dunia yang bertujuan memangkas defisit perdagangan AS. Hal inipun menjadi tanda bahwa ketegangan antara China-AS berisiko memburuk seiring dengan semakin banyaknya perjanjian yang diselesaikan.

3. Analis memperkirakan AS akan menggunakan pola yang sama untuk mencapai kesepakatan

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/WhiteHouse)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/WhiteHouse)

Kesepakatan yang diumumkan pada 2 Juli merupakan perjanjian penuh pertama yang ditandatangani Trump dengan negara Asia. Dengan deal-nya kesepakatan itu, para analis mengatakan perjanjian ini mungkin memberikan gambaran sekilas tentang pola yang akan digunakan AS dengan negara-negara lain yang masih berjuang untuk mendapatkan perjanjian.

"Dari perspektif global, mungkin hal yang paling menarik adalah bahwa kesepakatan itu tampaknya sebagian besar berkaitan dengan China," kata Capital Economics.

Mitra dagang AS lainnya, juga berlomba-lomba untuk mengamankan kesepakatan sebelum batas waktu 9 Juli 2025. Dengan semakin dekatnya tenggat waktu, Inggris masih menjadi satu-satunya negara yang telah resmi menandatangani perjanjian.

Dilaporkan, Washington masih bernegosiasi dengan Beijing. Lalu, India mungkin akan mencapai kesepakatan perdagangan sementara minggu ini.

Di sisi lain, Trump telah meningkatkan tekanan terhadap Jepang. Ia mengatakan ia frustrasi dengan status negosiasi dan mengancam akan mengenakan tarif sebesar 30-35 persen terhadap Tokyo.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us