Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gegara Beli Minyak Rusia, India Kena 50 Persen Tarif Trump

PM India, Narendra Modi (kiri), dan Presiden AS, Donald Trump (kanan). (Prime Minister's Office (GODL-India), GODL-India, via Wikimedia Commons)
PM India, Narendra Modi (kiri), dan Presiden AS, Donald Trump (kanan). (Prime Minister's Office (GODL-India), GODL-India, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Presiden AS Donald Trump naikkan tarif impor India 25 persen tambahan, total bea masuk mencapai 50 persen.
  • Kebijakan ini sebagai sanksi perdagangan kepada negara yang masih membeli minyak dari Rusia di tengah perang Ukraina.
  • Pemerintah India respon kebijakan ini dengan nada kecewa, menyebut menjadi 'target' negara Barat hanya karena membeli minyak Rusia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi menaikkan tarif impor tambahan terhadap India sebesar 25 persen. Dengan demikian, total bea masuk atas produk India yang masuk ke AS kini mencapai 50 persen.

Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Gedung Putih pada Rabu (6/8/2025) waktu setempat, dan akan mulai berlaku dalam 21 hari ke depan.

Langkah tersebut merupakan bagian dari sanksi perdagangan yang dikenakan AS kepada negara-negara yang masih membeli minyak dari Rusia, di tengah perang Ukraina yang terus berlangsung.

“Saya menemukan bahwa Pemerintah India, secara langsung atau tidak langsung, saat ini mengimpor minyak dari Federasi Rusia,” tulis Trump dalam perintah eksekutif yang ditandatangani pada Rabu.

“Oleh karena itu, sesuai dengan hukum yang berlaku, barang-barang asal India yang diimpor ke wilayah pabean Amerika Serikat akan dikenakan tarif tambahan sebesar 25 persen,” lanjut perintah tersebut.

Dengan pengumuman ini, total tarif terhadap produk India yang masuk ke AS kini menjadi 50 persen, menjadikannya salah satu tarif tertinggi terhadap negara mitra dagang Amerika Serikat saat ini.

Kebijakan ini juga menunjukkan bahwa Trump makin serius dalam menjalankan ancamannya untuk menghukum negara-negara yang tetap membeli energi dan peralatan militer dari Rusia. Pekan lalu, ia telah menyampaikan rencana tarif 25 persen beserta “hukuman” tambahan terhadap India, meski detail sanksi tersebut baru diungkapkan hari ini.

“Mereka membeli minyak Rusia. Mereka memicu mesin perang,” kata Trump dalam wawancara dengan CNBC pada Selasa (5/8).

“Kalau mereka melakukan itu, maka saya tidak akan senang,” imbuhnya.

Pemerintah India langsung merespons kebijakan ini dengan nada kecewa. Dalam pernyataan resmi yang dirilis Kementerian Luar Negeri India pada Senin (4/8/2025), New Delhi menyebut bahwa mereka sedang menjadi ‘target’ negara-negara Barat hanya karena membeli minyak Rusia.

“Sangat jelas bahwa negara-negara yang mengkritik India juga melakukan perdagangan dengan Rusia,” kata pernyataan tersebut.

India juga menegaskan bahwa pembelian energi dari Rusia adalah bagian dari kebutuhan nasional yang vital, tidak seperti negara-negara Barat yang justru melakukan hal serupa tanpa alasan mendesak.

Langkah Trump ini terjadi di tengah eskalasi sikap keras Gedung Putih terhadap negara-negara yang dianggap mendukung Rusia secara ekonomi. Sejak kembali menjabat awal 2025, Trump gencar menekan mitra dagang yang masih menjalin hubungan dagang aktif dengan Moskow, termasuk India dan beberapa negara anggota Uni Eropa.

Tarif tambahan terhadap India diyakini akan memicu ketegangan baru dalam hubungan bilateral kedua negara yang selama ini cukup erat di bidang teknologi, pertahanan, dan perdagangan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us