Ekspor RI Ngebut ke AS Sebelum Tarif Trump Diberlakukan

- Ekspor Indonesia ke AS tumbuh 10,67% di kuartal II-2025.
- Lonjakan ekspor terjadi menjelang kenaikan tarif Trump, pemerintah pantau dampaknya.
- Indonesia mencatatkan surplus perdagangan nonmigas dengan AS sebesar 9,92 miliar dolar AS.
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyoroti ekspor Indonesia yang tumbuh sebesar 10,67 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal II-2025.
Pertumbuhan ini terjadi di tengah pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait penerapan tarif retaliasi atau liberation day tariff.
"Ekspor juga tumbuh cukup tinggi yaitu 10,67 persen ini di tengah-tengah Presiden Trump mengumumkan tarif," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (5/8/2025).
1. Lonjakan ekspor terjadi di jeda waktu menjelang kenaikan tarif

Sri Mulyani menyebut lonjakan ekspor Indonesia ke AS terjadi sebelum kenaikan tarif terhadap produk Indonesia diberlakukan, yang kemungkinan akan dimulai pada 7 Agustus 2025.
"Nampaknya ini menggambarkan adanya front loading ekspor ke Amerika Serikat. Jadi mumpung baru diumumkan, belum diberlakukan (tarif baru)," sebutnya.
Dia menilai banyak pelaku usaha memanfaatkan jeda waktu setelah pengumuman tarif dengan mempercepat pengiriman barang. Kondisi itu mencerminkan adanya front loading ekspor yang turut mendorong kenaikan kinerja ekspor di kuartal kedua.
"Jadi banyak pesanan ekspor sebelum kenaikan tarif itu dilakukan bahkan sesudah terjadi pengumuman tersebut," ujar Sri Mulyani.
2. Pemerintah pantau dampak kebijakan tarif AS

Sri Mulyani mengatakan tarif yang ditetapkan sebesar 19 persen lebih rendah dari rencana awal. Meski demikian, pemerintah tetap akan mencermati dampaknya terhadap kinerja ekspor pada kuartal III dan IV.
"Kita nanti harus melihat secara hati-hati dampak keputusan dari Presiden Trump menetapkan 19 persen yang lebih rendah dari yang diumumkan awal. Kita harapkan momentum akan terjaga," tambahnya.
3. Indonesia surplus banyak berdagang dengan AS

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indonesia mencatatkan surplus perdagangan nonmigas terhadap Amerika Serikat sebesar 9,92 miliar dolar AS sepanjang Januari hingga Juni 2025.
Berdasarkan data, nilai ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam mencapai 14,79 miliar dolar AS, sementara impor dari negara tersebut tercatat senilai 4,87 miliar dolar AS.
"Negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat sebesar 9,92 miliar dolar AS," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers Jumat (1/8/2025).