Houthi Dikecam atas Pembunuhan Ulama di Yaman

- Pembunuhan Sheikh Hantous terjadi setelah ia melawan kampanye Houthi.
- Ulama tersebut sempat merilis rekaman audio yang menyatakan bahwa ia menjadi target penindasan kelompok pemberontak.
- Asosiasi Ulama Yaman mengecam pembunuhan sebagai tindakan keji, menuntut tanggung jawab hukuman untuk kelompok Houthi.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, pada Kamis (3/7/2025), mengecam pembunuhan Sheikh Saleh Hantous, seorang guru Alquran yang dihormati di provinsi Raymah, oleh pemberontak Houthi.
Menurut pernyataan dari Menteri Informasi Muammar al-Eryani, Houthi mengerahkan lebih dari 20 kendaraan bersenjata dalam serangan brutal terhadap tokoh agama berusia 70 tahun itu pada Selasa (1/7/2025). Mereka menggempur kediaman Sheikh Hantous dengan berbagai jenis senjata, termasuk peluncur granat (RPG), hingga menyebabkan ia dan istrinya terluka parah. Sheikh Hantous kemudian dieksekusi bersama cucu laki-lakinya.
"Darah orang-orang tak bersalah tidak akan sia-sia, melainkan akan semakin memperkuat tekad rakyat Yaman untuk menghadapi dan menggulingkan kelompok ini," kata al-Eryani.
1. Komunitas internasional diminta turun tangan
Dilansir dari Baran Press, pembunuhan Sheikh Hantous terjadi setelah ia melawan kampanye Houthi. Sebelum kematiannya, ulama tersebut sempat merilis rekaman audio, yang menyatakan bahwa ia menjadi target penindasan sistematis kelompok pemberontak tersebut.
Pembunuhan Sheikh Hantous dinilai sebagai bukti nyata dari sifat kelompok Houthi yang brutal dan sektarian, serta bagian dari upaya sistematis mereka untuk untuk menekan perbedaan pendapat. Pejabat pemerintah Yaman pun mendesak komunitas internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk segera turun tangan guna menghentikan kejahatan Houthi terhadap warga sipil serta tokoh-tokoh agama dan masyarakat di wilayah yang dikuasai mereka.
Dalam rapat rutin yang dipimpin oleh Perdana Menteri Salem Saleh Bin Brik di ibu kota Aden, kabinet menyatakan bahwa kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan kelompok Houthi tidak akan dibiarkan tanpa hukuman.
2. Pemerintah daerah dan kelompok ulama kecam pembunuhan Sheikh Hantous
Pemerintah daerah di provinsi Raymah turut berduka atas meninggalnya Sheikh Hantous. Mereka mengatakan bahwa almarhum, yang mendedikasikan hidupnya untuk mengajar Alquran, dengan gagah berani menghadapi penyerang dengan senjata pribadinya hingga gugur sebagai syahid. Ia juga dipuji sebagai sosok merdeka dan terhormat yang berani menentang ideologi ekstremis Houthi serta membela nilai-nilai keagamaan hingga akhir hayatnya
Sementara itu, Asosiasi Ulama Yaman mengecam pembunuhan Sheikh Hantous sebagai tindakan keji, yang mencerminkan permusuhan terhadap para ulama, dai, dan rumah ibadah. Mereka menuntut agar kelompok Houthi bertanggung jawab sepenuhnya secara hukum dan pidana, serta menyerukan agar para pelaku diadili.
Asosiasi ini juga mendesak pemerintah yang sah untuk meningkatkan upaya dalam melindungi para ulama di negara tersebut.
3. Sheikh Hantous dituduh hasut kekacauan dan pemberontakan
Sementara itu, kepolisian di Raymah yang berada di bawah kendali Houthi mengeluarkan pernyataan yang bertentangan. Mereka mengklaim bahwa Sheikh Hantous tewas dalam baku tembak dengan pasukan keamanan Selasa. Ulama tersebut dituduh menghasut kekacauan dan pemberontakan, serta menolak posisi politik kelompok tersebut dan sikap mereka yang pro-Palestina.
"Hantous telah mengambil posisi yang sejalan dengan agresi Amerika-Zionis dan berusaha untuk melemahkan aktivitas populer dan resmi dalam mendukung perlawanan Palestina," kata pihak kepolisian, dikutip dari Anadolu.
Mereka menambahkan bahwa sejumlah peringatan telah disampaikan kepada ulama tersebut melalui mediator lokal, namun ia menolak untuk mematuhinya.
Houthi juga mengklaim bahwa Hantous melepaskan tembakan saat pasukan keamanan datang untuk menangkapnya. Akibatnya, tiga petugas tewas dan tujuh lainnya terluka.