Houthi Ancam Serang Pelabuhan Haifa di Israel

Jakarta, IDN Times - Kelompok Houthi di Yaman, pada Senin (19/5/2025), mengatakan akan menargetkan pelabuhan Haifa di Israel. Tindakan yang mereka sebut sebagai "blokade laut" ini merupakan respons atas eskalasi perang yang dilakukan Israel di Gaza.
"Houthi akan mulai bekerja untuk memberlakukan blokade laut di pelabuhan Haifa. Semua perusahaan yang memiliki kapal yang berada di atau menuju pelabuhan ini diberitahukan bahwa sejak pengumuman ini disampaikan, pelabuhan tersebut telah dimasukkan dalam daftar target," kata juru bicara militer Yahya Saree, dikutip dari Arab News.
Ia menambahkan bahwa serangan mereka terhadap Israel hanya akan berhenti setelah agresi militer dan blokade di Gaza diakhiri.
1. Houthi terus luncurkan rudal ke Israel
Houthi juga terus meluncurkan rudal ke arah Israel, termasuk ke Bandara Ben Gurion di dekat Tel Aviv, meskipun sebagian besar di antaranya berhasil dicegat. Sejak perang di Gaza meletus pada Oktober 2023, kelompok ini telah melancarkan serangkaian serangan terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Sementara itu, Houthi telah menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah setelah menyepakati gencatan senjata dengan Amerika Serikat (AS) pada awal Mei. Namun, sekutu Iran ini menegaskan bahwa serangan terhadap Israel akan terus berlanjut.
Israel juga telah meluncurkan serangkaian serangan balasan terhadap Houthi. Pada 6 Mei, Israel mengebom bandara utama Yaman di Sanaa dan menyebabkan beberapa orang tewas.
2. Sembilan truk bantuan telah diizinkan masuk ke Gaza
Setelah hampir 3 bulan blokade, Israel akhirnya mengizinkan lima truk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membawa bantuan kemanusiaan, termasuk makanan untuk bayi, masuk ke Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom pada Senin.
“Ini merupakan perkembangan yang patut disambut baik dan harus terus diberlakukan. Namun, ini hanyalah setetes air di lautan dari apa yang sangat dibutuhkan, dan bantuan dalam jumlah yang jauh lebih besar harus diizinkan masuk ke Gaza, mulai besok pagi," kata kepala kemanusiaan PBB (OCHA), Tom Fletcher, dalam sebuah pernyataan.
Menurut PBB, Gaza membutuhkan setidaknya 500 truk bantuan per hari untuk memenuhi kebutuhan dasar 2,1 juta penduduknya.
Dilansir dari Anadolu, juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa sembilan truk telah diizinkan masuk melalui Kerem Shalom dan sedang dalam proses penyeberangan. Ia menyebutkan bahwa truk-truk tersebut sebagian besar membawa pasokan nutrisi.
3. Netanyahu sebut Israel akan menguasai seluruh wilayah Gaza
Dilansir dari BBC, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa keputusannya untuk mengizinkan masuknya bantuan makanan dalam jumlah terbatas ke Gaza didorong oleh tekanan dari sekutu-sekutunya di Senat AS.
“Kami tidak boleh sampai pada situasi kelaparan parah, baik dari sisi praktis maupun diplomatik,” katanya dalam sebuah video sebagai tanggapan atas kritik di dalam negeri.
Netanyahu menjelaskan bahwa pengiriman makanan hanya akan berlangsung sampai militer Israel dan perusahaan-perusahaan swasta berhasil mendirikan pusat distribusi bantuan berdasarkan rencana yang didukung oleh AS.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pasukan Israel akan menguasai seluruh wilayah Gaza sebagai bagian dari perluasan operasi militer di wilayah tersebut.