Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Malaysia Bongkar Jaringan ISIS, Rekrut Migran Bangladesh

Bendera Malaysia (unsplash.com/Deva Darshan)
Bendera Malaysia (unsplash.com/Deva Darshan)
Intinya sih...
  • Kepolisian Malaysia membongkar jaringan ISIS di kalangan pekerja Bangladesh.
  • Kelompok ini menggunakan media sosial untuk menyebarkan propaganda ISIS.
  • Ancaman terorisme bagi komunitas pekerja migran ilegal dimanfaatkan oleh jaringan militan untuk merekrut individu yang rentan.

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Malaysia mengumumkan pada Jumat (4/7/2025) berhasil membongkar jaringan yang diduga menyebarkan ideologi dan mengumpulkan dana untuk kelompok militan Islamic State (ISIS) di kalangan pekerja asal Bangladesh. Operasi ini menargetkan aktivitas radikal yang dilakukan melalui platform media sosial.

Dilansir dari CNA, pengungkapan ini menjadi langkah signifikan dalam mencegah ancaman terorisme di Malaysia. Malaysia, negara dengan mayoritas penduduk Muslim, telah menahan ratusan orang terkait dugaan aktivitas militan sejak serangan terkait ISIS di Kuala Lumpur pada 2016.

Namun, jumlah penahanan menurun dalam beberapa tahun terakhir menyusul operasi penindakan regional. Penggerebekan terbaru ini menunjukkan komitmen Malaysia untuk tetap waspada terhadap ancaman ekstremisme.

1. Operasi penindakan di Selangor dan Johor

Kepolisian Malaysia melakukan operasi tiga fase di Selangor dan Johor sejak April 2025, menahan 36 warga Bangladesh yang terlibat dalam jaringan militan. Menurut Inspektur Jenderal Polisi Mohd Khalid Ismail, kelompok ini menggunakan WhatsApp dan Telegram untuk menyebarkan propaganda ISIS.

“Kami mendeteksi alamat IP akun media sosial yang terkait aktivitas militan,” ujarnya dalam konferensi pers, dikutip dari CNA.

Dari 36 orang yang ditahan, lima di antaranya didakwa berdasarkan Pasal VIA Kode Penal terkait terorisme, sementara 15 lainnya akan dideportasi. Sisanya masih diselidiki untuk menentukan tingkat keterlibatan mereka.

“Kami akan mendeportasi mereka yang memiliki keterlibatan minimal, sementara pelaku utama akan diadili sesuai hukum Malaysia,” kata Mohd Khalid, dilansir dari The Straits Times.

2. Modus rekrutmen dan penggalangan dana

Jaringan ini merekrut anggota dengan menargetkan pekerja Bangladesh di sektor pabrik, perkebunan, dan konstruksi. Mereka memanfaatkan platform daring untuk menyebarkan ideologi ekstremis.

“Kelompok ini membentuk sel rekrutmen dalam komunitas pekerja migran,” ungkap Mohd Khalid, dikutip dari Hindustan Times.

Selain menyebarkan propaganda, jaringan ini mengumpulkan dana melalui layanan transfer internasional dan dompet elektronik untuk dikirim ke ISIS di Suriah dan Bangladesh. Polisi masih menyelidiki jumlah dana yang terkumpul.

“Kami terus memantau aliran dana untuk memastikan tidak ada aktivitas pendanaan terorisme lebih lanjut,” kata seorang pejabat kepolisian.

3. Ancaman bagi komunitas pekerja migran

Malaysia bergantung pada tenaga kerja asing, termasuk sekitar 500 ribu pekerja Bangladesh, yang banyak di antaranya tidak berdokumen. Situasi ini dimanfaatkan jaringan militan untuk merekrut individu yang rentan.

“Kondisi ekonomi dan ketidakpastian dokumen membuat pekerja migran jadi sasaran empuk radikalisasi,” ujar seorang analis keamanan, dikutip dari The Hindu BusinessLine.

Operasi ini menegaskan komitmen Malaysia untuk mencegah negaranya menjadi basis aktivitas militan. Kepolisian memperkirakan 100 hingga 150 orang terlibat dalam jaringan ini.

“Kami akan terus melakukan operasi untuk memastikan keamanan nasional,” tegas Mohd Khalid, dilansir dari Jerusalem Post.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us