Pemerintah Australia Janji Tindak Tegas Pelaku Pembakaran Sinagoge

- Polisi masih telusuri niat dan ideologi pelaku.
- Albanese janji akan tindak tegas pelaku pembakaran.
- Sebuah restoran di Melbourne juga diserang.
Jakarta, IDN Times - Seorang pria membakar pintu sebuah sinagoge di Melbourne, Australia, pada Jumat (4/7/2025). Insiden ini merupakan bagian dari rangkaian serangan antisemitisme yang terjadi di Australia dalam beberapa bulan terakhir, dipicu oleh perang Israel-Hamas di Gaza.
Menurut kepolisian negara bagian Victoria, seorang pria menyiramkan bensin ke dua pintu depan Sinagoga Hebrew Congregation di pusat kota East Melbourne, dan membakarnya sekitar pukul 8 malam pada Jumat. Sekitar 20 orang yang sedang makan malam di dalam gedung tersebut berhasil dievakuasi tanpa mengalami luka-luka.
Petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api, yang hanya membakar bagian pintu depan. Sementara itu, pelaku langsung melarikan diri dari lokasi usai melakukan pembakaran. Polisi meyakini pelaku adalah seorang pria berkulit putih berusia 30-an.
https://www.cbsnews.com/news/australian-synagogue-set-on-fire-congregation-worshippers-inside-victoria-melbourne/
https://www.bbc.com/news/articles/c0l4kljezydo
1. Polisi masih telusuri niat dan ideologi pelaku
Penjabat Komandan Polisi Victoria, Zorka Dunstan, menggambarkan serangan terhadap sinagoge tersebut sebagai kejahatan serius. Meski demikian, kasus itu masih belum dianggap sebagai tindakan terorisme.
“Dalam proses penyelidikan, kami akan menelusuri niat serta ideologi dari pelaku—apakah itu satu orang atau lebih—untuk menentukan apakah ini memang merupakan tindakan terorisme. Saat ini, kami mengategorikannya sebagai insiden kriminal serius dan merespons sesuai dengan hal tersebut,” katanya pada Sabtu (5/7/2025).
Insiden yang dikategorikan sebagai tindakan terorisme memungkinkan penyelidikan mendapat dukungan sumber daya yang lebih besar dan membuat pelaku terancam hukuman penjara yang lebih berat.
Sementara itu, ketua sinagoge, Danny Segal, menyerukan kepada seluruh masyarakat Australia untuk mendukung para jemaatnya.
“Kami di sini untuk hidup dalam damai, kami di sini agar semua orang bisa hidup bersama. Kami memulai kehidupan baru di Australia, negara yang begitu indah, dan apa yang mereka lakukan ini tidak adil dan tidak benar. Sebagai warga Australia, kita seharusnya bangkit dan semua orang harus bersuara,” kata Segal kepada para wartawan, dilansir dari CBS News.
2. Albanese janji akan tindak tegas pelaku pembakaran
Menanggapi pembakaran sinagoga tersebut, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku.
“Antisemitisme tidak punya tempat di Australia. Mereka yang bertanggung jawab atas tindakan mengerikan ini harus menghadapi hukum seadil-adilnya, dan pemerintah saya akan memberikan segala dukungan yang diperlukan untuk upaya ini,” ujar Albanese, dikutip dari BBC.
Sementara itu, Perdana Menteri Victoria, Jacinta Allan, menyebut insiden kali ini dan serangan sebelumnya dirancang untuk menimbulkan trauma bagi keluarga Yahudi. Pada Desember 2024, dua pria bertopeng membakar Sinagoga Adass Israel di bagian tenggara Melbourne, menyebabkan kerusakan parah pada bangunan dan melukai seorang jemaat.
“Setiap serangan terhadap tempat ibadah adalah tindakan kebencian, dan setiap serangan terhadap tempat ibadah Yahudi adalah tindakan antisemitisme,” kata Allan dalam sebuah pernyataan.
3. Sebuah restoran di Melbourne juga diserang
Masih di pusat kota Melbourne, sekitar 20 pengunjuk rasa bertopeng menerobos masuk ke sebuah restoran milik warga Israel, Miznon, dan berbuat onar pada Jumat malam. Mereka melempar kursi dan benda-benda lain sambil meneriakkan "matilah IDF (Pasukan Pertahanan Israel)". Akibat insiden ini, kaca jendela restoran pecah dan seorang perempuan berusia 28 tahun ditangkap karena menghalangi polisi.
“Melbourne, untuk satu malam, berhenti menjadi tempat yang aman bagi komunitas Yahudi,” kata ketua Komisi Antipencemaran Nama Baik, Dvir Abramovich, yang merupakan salah satu tokoh penentang antisemitisme di Australia.
Kepolisian Victoria menyatakan sedang menyelidiki apakah terdapat kaitan antara insiden di restoran tersebut dengan kebakaran sinagoga.
“Terlalu banyak serangan antisemitisme di Australia. Pemerintah Australia harus berbuat lebih banyak untuk melawan penyakit beracun ini," kata Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar.
Dilansir dari DW, konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah telah menjadi isu politik yang sensitif dan memicu ketegangan di Australia. Situasi ini memicu protes dari komunitas Yahudi maupun Muslim, serta lonjakan tajam dalam kasus Islamofobia dan antisemitisme. Tahun lalu, pemerintah Australia telah menunjuk utusan khusus untuk memerangi antisemitisme dan Islamofobia di dalam masyarakat.
Militer Israel melancarkan perang di Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 251 lainnya disandera. Sejak saat itu, sedikitnya 57.268 warga Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel di Gaza.