Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Truk Bantuan Terbalik di Gaza Tengah, 20 Orang Tewas

ilustrasi truk bantuan (Israel Defense Forces, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)
ilustrasi truk bantuan (Israel Defense Forces, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Jumlah kematian akibat kelaparan mencapai 193 orang
  • Bantuan masih tertahan di perbatasan
  • Pakar PBB desak pembubaran GHF
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sebuah truk bantuan terguling dan menimpa kerumunan warga Palestina yang sedang menunggu bantuan di Gaza tengah pada Rabu (6/8/2025). Sedikitnya 20 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka.

Pejabat setempat mengatakan, kecelakaan tersebut terjadi setelah tentara Israel memaksa truk melewati rute yang tidak aman.

"Mereka memaksa para sopir untuk melewati rute-rute yang dipadati warga sipil yang kelaparan yang telah menunggu selama berminggu-minggu untuk mendapatkan kebutuhan paling dasar. Hal ini sering kali menyebabkan kerumunan orang yang putus asa menyerbu truk dan merebut isinya secara paksa," kata Kantor Media Pemerintah Gaza dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.

1. Jumlah kematian akibat kelaparan mencapai 193 orang

Insiden tersebut terjadi di tengah memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza, dengan jumlah kematian akibat kelaparan dan malnutrisi yang terus meningkat. Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa lima orang kembali meninggal akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir.

Dengan demikian, total korban tewas akibat kelaparan dan malnutrisi di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 kini mencapai 193 orang, termasuk 96 anak-anak, dilansir dari Anadolu.

Sementara itu, Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa 84 truk bantuan yang memasuki wilayah tersebut pada Selasa (5/8/2025). Sebagian besar di antaranya menjadi target penjarahan dan perampokan akibat kekacauan keamanan.

“Kami mengutuk keras kejahatan kelaparan sistematis yang terus berlangsung, penutupan total jalur perbatasan, dan penghalangan bantuan kemanusiaan. Kami memegang pendudukan ‘Israel’ dan sekutunya sepenuhnya bertanggung jawab atas memburuknya bencana kemanusiaan ini,” kata kantor tersebut.

2. Bantuan masih tertahan di perbatasan

Juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Jens Laerke, mengatakan bahwa meskipun sebagian bantuan berhasil masuk ke Gaza, seharusnya ada ratusan truk yang memasuki wilayah tersebut setiap hari selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun ke depan.

“Orang-orang meninggal setiap hari. Ini adalah krisis yang berada di ambang kelaparan,” katanya, seraya menambahkan bahwa berton-ton bantuan penyelamat nyawa masih tertahan di perbatasan akibat hambatan birokrasi dan kurangnya akses yang aman.

Israel menutup seluruh penyeberangan ke Gaza pada Maret 2025, sehingga menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Blokade baru dilonggarkan pada akhir Mei, dengan distribusi bantuan di alihkan ke Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), lembaga swasta yang didukung Israel dan Amerika Serikat (AS).

Sejak saat itu, sedikitnya 1.568 warga Palestina terbunuh dan 11.230 lainnya terluka akibat tembakan Israel di dekat pos distribusi bantuan GHF.

3. Pakar PBB desak pembubaran GHF

Pada Selasa, sebanyak 35 pakar independen hak asasi manusia PBB menyerukan pembubaran segera GHF. Mereka meyatakan bahwa lembaga tersebut telah melakukan pelanggaran serius terhadap hukum internasional.

“GHF adalah contoh yang sangat mengkhawatirkan tentang bagaimana bantuan kemanusiaan dapat dieksploitasi untuk agenda militer dan geopolitik terselubung, yang merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional,” kata para pakar tersebut dalam sebuah pernyataan bersama.

“Menyebutnya ‘kemanusiaan’ menambah kamuflase kemanusiaan Israel dan merupakan penghinaan terhadap usaha dan standar kemanusiaan,” tambah mereka.

Selain itu, mereka juga mendesak pemerintah untuk menerapkan embargo senjata secara penuh terhadap Israel serta menangguhkan perjanjian perdagangan dan investasi yang dapat merugikan warga Palestina, dan meminta pertanggungjawaban kepada perusahaan yang terlibat.

Perang Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 61.158 orang dan melukai 151.442 lainnya. Kampanye militer brutal ini diluncurkan sebagai respons atas serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.139 orang dan menyebabkan lebih dari 200 lainnya di sandera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us