Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ide Gila Netanyahu, Ingin Kuasai Seluruh Gaza

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin netanyahu. (US Congress, Public domain, via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin netanyahu. (US Congress, Public domain, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Rencana pendudukan penuh Gaza oleh Netanyahu menuai kekhawatiran dari militer Israel dan sekutunya di dunia Barat.
  • Tokoh intelijen Israel mendesak penghentian perang, menilai serangan lanjutan tidak akan menyelesaikan akar masalah.
  • Spekulasi berkembang bahwa rencana pendudukan penuh bisa jadi taktik tekanan terhadap Hamas agar kembali ke meja perundingan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, akan mengusulkan rencana pendudukan penuh Jalur Gaza dalam pertemuan dengan kabinet keamanannya pekan ini. Langkah ini muncul di tengah kegagalan pembicaraan gencatan senjata dengan Hamas serta meningkatnya tekanan dari dalam negeri dan komunitas internasional untuk mengakhiri perang.

Mengutip laporan media lokal Israel, seorang pejabat senior mengatakan bahwa keputusan sudah dibuat.

“Undian telah dilempar. Kita akan menaklukkan seluruh Jalur Gaza dan mengalahkan Hamas,” ujarnya, seperti dikutip dari BBC, Selasa (5/8/2025).

Bahkan, pejabat tersebut menyatakan bahwa jika kepala staf militer tidak setuju dengan rencana itu, maka sebaiknya mengundurkan diri.

1. Rencana Netanyahu dinilai berisiko

Pengungsian paksa warga di Jalur Gaza. (Jaber Jehad Badwan, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)
Pengungsian paksa warga di Jalur Gaza. (Jaber Jehad Badwan, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Rencana pendudukan penuh ini menuai kekhawatiran, baik dari militer Israel sendiri maupun dari para sekutunya di dunia Barat. Sebagian besar negara sahabat Israel justru mendesak gencatan senjata, mengingat krisis kemanusiaan di Gaza yang semakin memburuk.

Lebih dari 90 persen penduduk Gaza, sekitar dua juta orang, telah mengungsi dan hidup dalam kondisi memprihatinkan. Kelompok bantuan kemanusiaan dan PBB melaporkan, Israel menghalangi distribusi bantuan penting, sementara kelaparan menyebar luas.

Sementara itu, keluarga sandera menyuarakan keprihatinan bahwa serangan skala penuh bisa membahayakan para sandera yang masih hidup. Diperkirakan 20 dari 50 sandera masih berada di Gaza.

2. Tokoh intelijen Israel desak perang dihentikan

Seorang anak kecil berjalan di dalam Gaza selama perang Gaza-Israel untuk mendapatkan makanan (commons.wikimedia.org/Jaber Jehad Badwan)
Seorang anak kecil berjalan di dalam Gaza selama perang Gaza-Israel untuk mendapatkan makanan (commons.wikimedia.org/Jaber Jehad Badwan)

Ratusan pejabat keamanan Israel yang telah pensiun, termasuk mantan kepala badan intelijen dalam negeri, menandatangani surat terbuka kepada Presiden AS Donald Trump untuk mendesak penghentian perang. Salah satunya, Ami Ayalon, menilai serangan lanjutan tidak akan menyelesaikan akar masalah.

“Secara militer, Hamas telah dihancurkan. Tapi secara ideologi, Hamas justru semakin kuat—baik di kalangan warga Palestina, di jalanan Arab, maupun dunia Islam,” kata Ayalon kepada BBC.

Menurutnya, satu-satunya cara untuk mengalahkan ideologi Hamas adalah dengan menawarkan masa depan yang lebih baik.

3. Rencana Netanyahu bisa jadi taktik tekanan terhadap Hamas

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Ron Przysucha / U.S. Department of State from United States, Public domain, via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Ron Przysucha / U.S. Department of State from United States, Public domain, via Wikimedia Commons)

Spekulasi berkembang bahwa wacana pendudukan penuh ini bisa jadi hanya taktik untuk menekan Hamas agar kembali ke meja perundingan. Terlebih setelah kelompok bersenjata Palestina merilis video yang menunjukkan dua sandera Israel dalam kondisi lemah dan kurus, termasuk satu yang terlihat menggali kuburannya sendiri di terowongan bawah tanah.

Media Israel melaporkan bahwa pasukan militer telah menguasai sekitar 75 persen wilayah Gaza. Namun, wilayah-wilayah yang belum tersentuh seperti kamp pengungsi pusat dianggap menjadi lokasi penyanderaan, sehingga militer sebelumnya menahan diri.

Kini, rencana baru mencakup pengepungan kamp-kamp tersebut, dengan serangan udara dan darat sebagai lanjutan. Netanyahu dijadwalkan akan memimpin pertemuan kabinet keamanan penuh untuk merumuskan langkah selanjutnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us