Trump: Anak Gaza Kelaparan, Bantuan Belum Cukup

- Namun, Koordinator Bantuan Darurat PBB Tom Fletcher menyatakan bahwa jeda taktis lokal di tiga wilayah Gaza selama 10 jam sehari dari Israel masih belum cukup untuk bantuan kemanusiaan.
- Sejak Israel meluncurkan operasi militer ke Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas, lebih dari 59.821 orang tewas di Gaza.
- Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas melaporkan bahwa 14 orang tewas akibat malnutrisi dalam 24 jam terakhir.
Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyebut telah terjadi kelaparan yang nyata di Gaza. Pernyataan itu bertolak belakang dengan klaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan tidak ada kelaparan di wilayah tersebut. Trump menyampaikan hal itu pada Senin (28/7/2025), di luar hotelnya di Turnberry, South Ayrshire.
Trump mengatakan bahwa warga Gaza membutuhkan makanan dan keamanan sekarang juga. Ia juga ingin memulai kembali pembicaraan gencatan senjata.
“Anak-anak itu terlihat sangat lapar… itu tidak bisa dipalsukan,” katanya, dikutip dari NBC News.
1. Israel buka jalur bantuan, tapi PBB sebut belum cukup
Israel mengumumkan jeda taktis lokal di tiga wilayah Gaza selama 10 jam sehari serta membuka rute aman untuk bantuan kemanusiaan. Lebih dari 120 truk bantuan telah diambil oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional lainnya, sementara ratusan truk lainnya masih menunggu. Selain itu, sebanyak 28 paket bantuan dijatuhkan dari udara dengan dukungan Yordania dan Uni Emirat Arab.
Namun, Koordinator Bantuan Darurat PBB Tom Fletcher mengatakan bahwa semua itu masih belum cukup.
“Setetes air di lautan,” katanya, seraya menyebut hari-hari mendatang akan sangat menentukan. Ia menyambut langkah Israel, tapi menekankan bahwa skalanya masih terlalu kecil.
Fletcher juga mengungkapkan bahwa truk bantuan banyak diserbu warga sipil kelaparan setelah memasuki Gaza.
“Sebagian besar truk itu… diserang oleh warga sipil yang putus asa, kelaparan,” ujarnya. Ia menilai hal ini sangat berbahaya bagi para pengemudi bantuan.
Seorang warga Palestina berusia 18 tahun, Abdul Rahman Al-Kahlout, menggambarkan betapa sulitnya mendapat bantuan. Ia harus menunggu selama empat jam di bawah matahari demi mendapatkan tepung dari paket udara.
“Kami mati di bawah matahari selama empat jam,” katanya.
2. Jumlah korban kelaparan melonjak di tengah perang

Sejak Israel meluncurkan operasi militer ke Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, lebih dari 59.821 orang tewas di Gaza. Serangan awal itu menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera 251 lainnya.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas melaporkan bahwa 14 orang tewas akibat malnutrisi dalam 24 jam terakhir. Total korban kelaparan sejak perang dimulai mencapai 147 orang, termasuk 88 anak-anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa pada bulan Juli saja, 63 orang meninggal akibat malnutrisi.
WHO menyebut situasi tersebut sebagai krisis yang sepenuhnya dapat dicegah. Organisasi itu juga menyalahkan penghalangan dan penundaan terhadap pengiriman bantuan makanan dan medis berskala besar.
3. Netanyahu dan dunia saling tuding soal krisis Gaza

Pada Minggu (27/7/2025), Netanyahu menolak klaim bahwa Israel sengaja membuat warga Gaza kelaparan.
“Betapa bohongnya. Tidak ada kebijakan kelaparan di Gaza, dan tidak ada kelaparan di Gaza,” katanya, dikutip dari BBC.
Ia menyalahkan Hamas karena menghambat distribusi bantuan dan menyatakan bahwa koridor yang disediakan Israel seharusnya mempermudah PBB.
Namun, laporan internal pemerintah AS tidak menemukan bukti bahwa Hamas mencuri bantuan secara sistematis. Temuan itu dilaporkan kepada Departemen Luar Negeri AS dan langsung dibantah oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang menyebut laporan itu berat sebelah.
Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa sepertiga warga Gaza tidak makan selama berhari-hari. Organisasi itu mengklaim memiliki cukup makanan untuk memberi makan seluruh penduduk Gaza selama hampir tiga bulan jika diizinkan mendistribusikannya.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut kondisi di Gaza sebagai krisis kemanusiaan yang nyata.
“Orang-orang di Inggris merasa jijik dengan apa yang mereka lihat di layar mereka,” ujarnya dalam konferensi bersama Trump, dikutip dari The Guardian.
Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan kepada NBC News bahwa pemerintahan Trump sangat khawatir terhadap krisis kemanusiaan di Gaza. Trump menambahkan bahwa AS akan bekerja sama dengan mitra Eropa untuk membangun pusat makanan di Gaza.
“Kami harus memberi makan anak-anak,” katanya.