Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Sisi Lain Planet Neptunus yang Jarang Diketahui, Ada Badai Mematikan

gambar Planet Neptunus (nasa.gov)

Neptunus mungkin bukan planet yang terlalu akrab sama Bumi, apalagi manusianya. Hal ini wajar mengingat lokasi planet satu ini jauh banget dari Bumi, apalagi Matahari. Gimana mau akrab kalau jarak terdekat planet ini dengan Bumi aja mencapai 4,3 miliar tahun kilometer. Saking jauhnya, kamu gak bisa melihat Neptunus dengan mata telanjang seperti kamu melihat planet lainnya. 

Untuk bisa melihatnya, kamu membutuhkan sebuah teleskop. Nah karena jaraknya yang jauh, informasi seputar Neptunus masih sangat terbatas. Padahal Neptunus ini termasuk planet yang sangat penting bagi planet lain, termasuk Bumi kita. Sepenting apa, sih? Berikut fakta unik Neptunus yang jarang diketahui!

1. Neptunus terbentuk di jarak yang cukup dekat dengan Matahari

ilustrasi penampakan matahari di Neptunus (commons.m.wikimedia.org/NASA's James Webb Space Telescope)

Jika ditanya, mana planet paling jauh dari Tata Surya, maka kita semua pasti akan serempak menjawab Neptunus. Dilansir NASA, Neptunus memang merupakan planet yang berada paling jauh dari Matahari. Lokasi Neptunus sendiri ada di jarak 4,5 miliar kilometer dari Matahari, berbatasan langsung dengan Sabuk Kuiper di ujung Tata Surya. Namun jika menelusuri sejarahnya, siapa sangka jika dulu Neptunus tinggal gak terlalu jauh dari Matahari. Faktanya, Neptunus terbentuk di jarak 5-10 AU, di mana 1 AU setara dengan jarak Matahari ke Bumi.

Jika diubah ke kilometer, jarak Neptunus di awal kelahirannya sekitar 747 juta sampai 1,4 miliar kilometer. Pertanyaannya, jika memang Neptunus pernah sedekat itu dengan Matahari, bagaimana bisa ia berada begitu jauh saat ini? Well, ketika Neptunus terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, situasi dan kondisi Tata Surya gak seperti sekarang.

Dulu, Tata Surya penuh sesak dengan planetesimal, benda-benda langit kecil seperti asteroid dan komet. Namun ketika planet-planet gas terbentuk, gravitasi mereka melempar benda-benda itu menjauh, menciptakan ruang yang lebih luas di Tata Surya. Di sisi lain, pergerakan planetesimal ini juga mempengaruhi Neptunus, membuatnya bergeser menjauh dari tempatnya semula dan berhenti di lokasi yang ditempatinya saat ini.

2. Hanya ada satu wahana antariksa yang pernah mengunjungi Neptunus

ilustrasi Voyager 2 di luar angkasa (commons.m.wikimedia.org/NASA/JPL)

Mengingat lokasi Neptunus yang luar biasa jauh, membuat planet ini sulit dijangkau. Sejak ditemukan pertama kali tahun 1846, NASA dan badan antariksa lain baru bisa mengirimkan satu wahana antariksa untuk mengunjungi Neptunus. Dilansir NASA, Voyager 2 merupakan wahana antariksa satu-satunya yang pernah berkunjung ke Neptunus. Diluncurkan pada 20 Agustus 1977, wahana antariksa ini memang diciptakan untuk mempelajari keempat planet terluar di Tata Surya dari jarak yang dekat.

Setelah berhasil meneliti Uranus pada tahun 1986, Voyager bertolak ke Neptunus. Voyager 2 tiba dengan selamat di planet biru pada 25 Agustus 1989, dan langsung melakukan pengamatan dari jarak 4.800 kilometer. Selama kunjungannya yang singkat di Neptunus, wahana antariksa ini berhasil menemukan enam bulan baru di Neptunus, empat cincin yang terbuat dari debu gelap, hingga badai yang mematikan.

3. Sama seperti Jupiter, Neptunus juga memiliki badai yang mematikan

gambar The Great Dark Spot di Neptunus (nasa.gov)

Kita mungkin sudah sering mendengar badai raksasa yang melanda Jupiter selama ratusan tahun. Namun siapa sangka, Jupiter bukan satu-satunya planet yang dilanda badai hebat, ternyata Neptunus juga mengalaminya. Dilansir NASA, ketika Voyager 2 melintasi Neptunus pada tahun 1989, pesawat luar angkasa itu menemukan dua titik gelap yang ternyata merupakan badai besar seukuran planet Bumi. Para ahli menyebut badai itu dengan istilah The Great Dark Spot. Meski belum pernah diteliti secara langsung, para ahli memperkirakan bahwa badai ini bergerak dengan kecepatan 2.400 kilometer per jam.

Berbeda dengan badai Jupiter yang tetap bertahan selama ratusan tahun di lokasi yang sama, badai Neptunus hanya bertahan selama beberapa tahun. Pasalnya lima tahun setelah Voyager 2 melihatnya, para peneliti mengambil gambar di lokasi yang sama menggunakan teleskop Hubble. Berharap menemukan badai yang sama, mereka justru menemukan fakta bahwa badai yang tadinya besar justru telah menyusut, dan badai yang berukuran lebih kecil justru telah menghilang. Badai itu kemudian muncul lagi di wilayah Selatan Neptunus pada tahun 2015, terbaru NASA juga menemukan badai baru di lintang utara Neptunus pada tahun 2018.

4. Neptunus juga membantu Jupiter dalam melindungi planet-planet di Tata Surya

gambar Sabuk Kuiper (nasa.gov)

Banyak orang beranggapan jika wilayah Tata Surya berakhir di Neptunus. Well, Neptunus memang merupakan planet terakhir, namun area Tata Surya gak hanya dihuni oleh planet. Selain Neptunus, ujung Tata Surya dihuni oleh ratusan ribu objek kecil seperti batuan, es, hingga planet kerdil seperti Pluto dan Ceres. Para astronom menyebut wilayah ini dengan nama Kuiper Belt atau Sabuk Kuiper. Sebetulnya Sabuk Kuiper sama seperti sabuk asteroid yang ada di antara Mars dan Jupiter, namun karena lokasinya yang jauh dari Matahari membuat objek di sini membeku. Dilansir Discovery, meski saat ini tinggal di ujung Tata Surya, objek-objek kecil ini dulunya berada di area dalam karena mereka terbentuk dari sisa pembentukan Matahari dan planet-planetnya.

Namun ketika planet-planet gas terbentuk, gravitasi mereka menendang keluar objek-objek kecil ini. Terutama saat migrasi Neptunus dan Uranus menjauhi Matahari, kedua planet ini secara tidak langsung menggiring berbagai asteroid, dan objek kecil lainnya untuk ikut menjauh. Gak hanya itu, gravitasi Neptunus dan Jupiter juga mengontrol objek-objek di Sabuk Kuiper, termasuk ketika ada asteroid yang ingin memasuki wilayah Tata Surya bagian dalam. Jika asteroid itu melewati Neptunus, gaya gravitasi Neptunus yang besar dapat dengan mudah membelokkan orbitnya dan membuat asteroid malang itu menjauh. 

Neptunus boleh jadi merupakan planet terakhir di Tata Surya. Lokasinya yang jauh dan terpencil, membuat planet satu ini seringkali terlupakan. Padahal Neptunus juga memiliki peranan penting di Tata Surya, terutama di awal pembentukan. Bayangkan jika Neptunus gak pernah tercipta, mungkin Tata Surya kita akan jauh lebih sesak dengan kehadiran objek-objek langit kecil seperti asteroid di sekeliling Bumi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us