Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tupai Unik Asli Indonesia, Ada yang Ukuran Besar dan Bisa Terbang!

bajing kelapa, tupai asli Indonesia (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)
Intinya sih...
  • Bajing kelapa merupakan spesies tupai yang aktif pada siang hari dan tak agresif terhadap manusia.
  • Jelarang hitam adalah tupai terbesar di dunia dengan populasi menurun, hanya bisa dijumpai di dataran tinggi.
  • Bajing terbang tutul adalah tupai ukuran besar yang bisa "terbang" dengan meluncur atau melompat dari satu pohon ke pohon lain.

Selayaknya negara lain di Asia Tenggara, Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang berlimpah. Suhu yang hangat, hutan yang rimbun, dan sumber air yang jernih juga membuat Indonesia dihuni oleh berbagai jenis hewan. Nah, salah satu hewan yang sering ditemukan di Indonesia adalah tupai.

Tupai sendiri merupakan mamalia berukuran kecil hingga sedang yang sering terlihat di pepohonan. Mereka adalah hewan pengerat dengan ekor panjang, punya rambut lebat, dan memiliki kemampuan memanjat yang baik. Di Indonesia ada banyak spesies tupai yang unik. Nah, mari kita bahas beberapa di antaranya agar kamu makin mengenal mamalia tersebut!

1. Bajing kelapa

bajing kelapa (commons.wikimedia.org/Andrew Holle)

Callosciurus notatus atau bajing kelapa merupakan salah satu spesies tupai yang paling mudah ditemukan di Indonesia. Sebab, ia bisa ditemukan di berbagai daerah, mulai dari Sumatra, Jawa, hingga Kalimantan. Namanya memang bajing kelapa, namun hewan sepanjang 29--43 centimeter ini juga bisa ditemukan di pohon lain seperti pohon mangga, pisang, dan mahoni.

Dilansir Thai National Parks, bajing kelapa merupakan hewan diurnal yang aktif pada siang hari. Biasanya, ia sering terlihat memanjat, berkelana, dan mencari makanan di atas pohon. Ia bisa memakan apapun, mulai dari bunga, dedaunan, buah, serangga, hingga telur burung. Bajing kelapa juga tak agresif dan akan kabur jika bertemu manusia.

2. Jelarang hitam

jelarang hitam (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Dilansir Animal Diversity Web, Ratufa bicolor atau jelarang hitam punya penyebaran yang luas. Pasalnya, ia bisa dijumpai di Nepal, Cina, Vietnam, Semenanjung Malaya, hingga Indonesia. Sayangnya, populasi hewan ini mulai menurun. Di Indonesia, ia hanya bisa dijumpai di dataran tinggi, hutan, dan pepohonan yang masih rindang.

Hewan ini juga merupakan tupai terbesar di dunia. Lebih lanjut, panjangnya sekitar 70 centimeter dan bobot maksimalnya mencapai 1,25 kilogram. Seperti tupai lain, ia termasuk hewan diurnal yang aktif pada siang hari. Terakhir, ia punya tubuh berwarna hitam dan jingga yang memudahkannya berkamuflase.

3. Bajing terbang tutul

bajing terbang tutul (commons.wikimedia.org/Steven Whitebread)

Dikutip Ecologyasia, Petaurista elegans atau bajing terbang tutul merupakan tupai yang ukurannya cukup besar. Bayangkan saja, panjangnya bisa mencapai 60 centimeter dan bobot maksimalnya ada di angka 1 kilogram. Jika dibandingkan, ukurannya hampir sama dengan jelarang hitam.

Seperti namanya, tupai berwarna kemerahan ini bisa "terbang". Saat terbang, ia akan melebarkan kaki dan mengembangkan membran kulit tipis yang ada di badannya. Uniknya, hewan ini tak benar-benar terbang dan hanya meluncur atau melompat dari satu pohon ke pohon lain dengan kecepatan yang tinggi.

4. Tupai telinga hitam

tupai telinga hitam (commons.wikimedia.org/Ari hidayat11)

Tupai dengan nama ilmiah Nannosciurus melanotis ini memiliki beberapa ciri khas, yaitu telinga kecil berwarna hitam, badan cokelat, dan kepala membulat. Dilansir Animalia, tupai kecil ini menghuni Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Biasanya, ia kerap terlihat berkeliaran di pepohonan, hutan, dan kebun. Sayangnya, gak banyak yang diketahui tentangnya, padahal tupai ini sering berjumpa dengan manusia.

5. Tupai kerdil sangihe

tupai kerdil sangihe (commons.wikimedia.org/Ganjaraprianto)

Dilansir iNaturalist, Prosciurillus rosenbergii atau tupai kerdil sangihe merupakan satwa endemik Indonesia. Tepatnya, ia hanya bisa ditemukan di Kepulauan Sangihe yang berlokasi di antara Pulau Sulawesi dan Mindanao. Gak cuma itu, ia juga menjadi satu-satunya spesies tupai di kepulauan tersebut.

Tupai kerdil sangihe memiliki habitat yang terpusat di hutan hujan tropis yang lebat. Alhasil, ia sulit dijumpai dan jarang berpapasan dengan manusia. Tupai kerdil sangihe juga tak bisa hidup di tempat lain. Pasalnya, ia sudah beradaptasi di Kepulauan Sangihe yang masih asri dan kaya akan pepohonan.

Tupai memang kecil dan terlihat tidak signifikan, tapi eksitensi mereka tetap harus dijaga. Apalagi di Indonesia ada berbagai spesies tupai unik dan endemik yang sulit ditemukan di daerah lain. Tupai juga tidak berbahaya, jadi kita harus untuk menerima kehadiran mereka dan mencoba hidup berdampingan dengan mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us