Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Tupai Madras, Mereka Ternyata Jarang Memanjat Pohon

tupai madras yang sedang memanjat (commons.wikimedia.org/Raja bandi)
tupai madras yang sedang memanjat (commons.wikimedia.org/Raja bandi)
Intinya sih...
  • Tupai madras adalah satu-satunya spesies tupai dalam genus Anathana dengan ciri khas rambut lebat dan telinga panjang.
  • Mereka suka berada di hutan yang lembap, area lereng dan jurang, serta ladang yang dikelola manusia.
  • Tupai madras merupakan hewan omnivor yang tidak hidup secara berkelompok.

Tupai madras (Anathana ellioti) jadi satu-satunya spesies tupai dalam genus Anathana. Mereka punya beberapa nama lain, semisal madras tree shrew dan indian tree shrew. Dari penampilan, tupai madras sebenarnya cukup identik dengan spesies tupai lain, khususnya yang ada pada genus Tupaia. Hanya saja, rambut di tubuh tupai ini lebih lebat dan telinga mereka lebih panjang.

Rambut tebal tupai madras punya cukup banyak warna, mulai dari cokelat, kuning, hitam, dan kemerahan. Panjang tubuh mereka sekitar 16—18,5 cm ditambah dengan ekor sepanjang 16,5—19,5 cm yang membuat rasio tubuh dan ekor mereka jadi 1:1. Sementara, untuk urusan bobot, rata-rata tupai madras dewasa mencatatkan angka 90—190 gram. Nah, pada kesempatan ini, kita akan berkenalan lebih lanjut dengan satu-satunya spesies tupai dalam genus Anathana ini. Kalau sudah penasaran, langsung saja simak, yuk!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

ilustrasi peta persebaran tupai madras (commons.wikimedia.org/L. Shyamal)
ilustrasi peta persebaran tupai madras (commons.wikimedia.org/L. Shyamal)

Tupai madras ternyata merupakan hewan endemik dari India. Dilansir India Biodiversity Portal, mamalia ini ditemukan mulai dari Gujarat, Madhya Pradesh, Bengal bagian barat, Tamil Nadu, dan Kerala. Selain itu, bagian selatan Sungai Ganga dan daerah-daerah lain di selatan India turut menjadi rumah bagi tupai ini. Malahan, tupai madras ini sebenarnya terbagi atas tiga subspesies berbeda yang dikelompokkan berdasarkan tempat mereka ditemukan.

Untuk pilihan habitat, tupai madras suka berada di hutan yang relatif lembap. Jenis habitat lain yang bisa dijadikan rumah bagi tupai ini berupa area lereng dan jurang yang ditutupi batuan, padang rumput, dan ladang yang dikelola oleh manusia. Mengingat besarnya populasi manusia di India, kadang kita bisa juga menemukan tupan madras di sekitar pemukiman. Namun, belum ada bukti yang jelas soal apakah mereka dapat beradaptasi dengan baik di sekitar lingkungan manusia.

Soal makanan, tupai madras termasuk hewan omnivor. Mereka mengonsumsi berbagai jenis serangga, ulat, kupu-kupu, cacing, buah-buahan, dan beri-berian. Tupai ini juga tergolong diurnal sehingga aktivitas mencari makan umumnya dilakukan saat Matahari masih terbit.

2. Bukan hewan arboreal sejati

tupai madras yang sedang berjalan di atas tanah (commons.wikimedia.org/jenis patel)
tupai madras yang sedang berjalan di atas tanah (commons.wikimedia.org/jenis patel)

Hal yang mungkin membuat kita kebingungan ialah fakta kalau tupai madras itu sebenarnya bukan hewan arboreal sejati. Tupai ini lebih tepat disebut hewan semiarboreal karena pada banyak waktu, mereka justru lebih suka menghabiskan waktu di atas tanah. Animalia melansir kalau tupai madras lebih suka berada di atas batu-batuan yang dekat dengan sumber makanan. Sebab, berada di atas tanah berarti akses terhadap makanan jauh lebih mudah bagi tupai ini.

Tak berhenti di situ, sarang tempat istirahat tupai madras pun lebih banyak berada di celah batu ataupun lubang tanah yang memiliki banyak pintu masuk. Kalaupun harus memanjat pohon, sebenarnya tupai ini hanya melakukannya ketika hendak bersembunyi dari kejaran predator, bermain, ataupun merawat diri. Karena itu, kemampuan memanjat dari tupai madras jadi biasa-biasa saja, terutama jika dibandingkan dengan spesies tupai dengan kemampuan memanjat tertentu.

3. Si penyendiri yang rajin merawat tubuh

Tupai madras sedang merawat tubuh dengan menggosokkan diri ke batang pohon. (commons.wikimedia.org/Garst, Warren)
Tupai madras sedang merawat tubuh dengan menggosokkan diri ke batang pohon. (commons.wikimedia.org/Garst, Warren)

Tupai madras tidak hidup secara berkelompok. Di luar musim kawin, mamalia ini selalu terlihat menyendiri, baik ketika mencari makan, istirahat, sampai merawat diri. Nah, khusus untuk yang terakhir itu, tupai madras punya cara unik untuk membersihkan dan merawat diri setelah beraktivitas.

Animal Diversity melansir kalau tupai madras akan memanfaatkan dua telapak kaki depan sebagai sisir untuk menghaluskan bulu lebat mereka. Selain menggunakan telapak kaki sendiri, tupai madras juga memanfaatkan pohon di sekitar yang memiliki batang kasar. Mula-mula, mamalia ini akan memanjat hingga ketinggian 2 meter. Kemudian, mereka akan meregangkan tubuh sepanjang mungkin dengan kepala menghadap tanah. Setelah ada pada posisi yang sesuai, tupai madras lantas meluncur turun selama beberapa kali dengan kemiringan yang berbeda-beda supaya semua bagian tubuh tergosok secara menyeluruh.

4. Sistem reproduksi

penampilan tupai madras dewasa (commons.wikimedia.org/David V. Raju)
penampilan tupai madras dewasa (commons.wikimedia.org/David V. Raju)

Tak banyak fakta soal reproduksi tupai madras yang kita ketahui sejauh ini, misalnya soal kapan musim kawin yang sesuai hingga keberadaan ritual kawin tertentu. Belum ada sumber yang mencatat secara resmi hal tersebut. Hanya saja, India Biodiversity Portal menyebut kalau pasangan tupai madras yang terbentuk ternyata memiliki wilayah tertentu yang rutin mereka jaga selama periode perkawinan.

Kemudian, untuk urusan jumlah anak yang dapat dilahirkan dalam 1 musim kawin, diperkirakan kalau tupai madras betina sanggup melahirkan 1—5 ekor anak. Betina akan mengandung selama 46—52 hari saja. Layaknya mamalia lain, tupai madras betina mengambil peran merawat dan menyusui anak mereka sampai waktu tertentu. Hebatnya, hanya butuh waktu sekitar 90 hari sebelum anak tupai ini dikatakan matang secara seksual, lho.

5. Status konservasi

seekor tupai madras dan burung yang ada di tepi jalan (commons.wikimedia.org/Kishore Panaghanti)
seekor tupai madras dan burung yang ada di tepi jalan (commons.wikimedia.org/Kishore Panaghanti)

Menyadur IUCN Red List, status tupai madras masih ada pada kategori hewan dengan risiko rendah (Least Concern). Namun, situasi populasi mamalia ini terbilang sedang mengkhawatirkan karena tren populasi mereka cenderung terus menurun tiap tahunnya. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi penurunan populasi tupai madras.

Alasan terbesar terjadi karena tupai madras kehilangan habitat alami akibat aktivitas pembabatan hutan oleh manusia untuk pembangunan. Seiring dengan meluasnya pemukiman manusia, konflik dengan tupai madras pun makin sering terjadi, salah satunya tupai yang jadi korban tabrak lari dari kendaraan manusia. Belum lagi, di beberapa lokasi persebaran, tupai madras diburu karena dipercaya memiliki manfaat medis tertentu.

Akibat dari masalah-masalah tersebut, total populasi tupai madras diperkirakan sudah berkurang sebanyak 10 persen dalam 10 tahun terakhir. Angka ini jelas turun sangat cepat dan perlu adanya perhatian khusus supaya hal tersebut dapat ditanggulangi. Duh, semoga saja keadaan populasi satu-satunya tupai dalam genus Anathana ini dapat membaik pada masa mendatang, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us