Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Mobil Listrik, Tak Sepenuhnya Ramah Lingkungan

ilustrasi pengisian daya di mobil listrik (unsplash.com/Jenny Ueberberg)
ilustrasi pengisian daya di mobil listrik (unsplash.com/Jenny Ueberberg)

Dewasa ini, popularitas mobil listrik meningkat dengan pesat. Dilansir Precedence Research, pertumbuhan kendaraan listrik, termasuk mobil listrik, diprediksi akan terus meningkat sebesar 23,1% setiap tahunnya selama 2022-2030.

Meningkatnya popularitas mobil listrik didukung oleh beberapa keunggulannya, seperti lebih hemat biaya dan lebih ramah lingkungan. Namun, apakah benar seperti itu? Apakah mobil listrik lebih hemat dan lebih ramah lingkungan? Simak lima fakta tentang mobil listrik berikut ini.

1. Mobil listrik telah ada sejak 100 tahun lalu

ilustrasi mobil listrik pertama (unsplash.com/RKTKN)
ilustrasi mobil listrik pertama (unsplash.com/RKTKN)

Walau popularitas mobil listrik baru meningkat pesat dalam satu dekade belakang, tapi sebenarnya keberadaannya telah ada sejak 100 tahun lalu. Dilansir YouGov, Robert Anderson merupakan orang pertama yang mengembangkan mobil listrik pada tahun 1830-an. Sayangnya, saat itu baterai pada mobil listrik belum dapat diisi ulang dan penemuan Robert Anderson belum dianggap sebagai sesuatu yang menjanjikan. 

Barulah pada tahun 1859, penemuan baterai yang dapat diisi ulang membantu pengembangan mobil listrik. Pada 1890, William Morrison, seorang ahli kimia, membuat mobil listrik yang dapat melaju dengan kecepatan 30 kilometer per jam. Penemuannya ini mendapat sambutan yang baik dari publik dan dianggap sebagai awal yang menjanjikan bagi mobil listrik.

2. Mobil listrik lebih ramah di kantong

Ilustrasi dompet kosong (unsplash.com/Emil Kalibradov)
Ilustrasi dompet kosong (unsplash.com/Emil Kalibradov)

Secara umum, mobil listrik jauh lebih ramah di kantong dibanding mobil berbahan bakar minyak bumi. Dilansir Kata Data, mobil listrik hanya memerlukan biaya Rp10 ribu untuk menempuh jarak 72 kilometer. Sementara, mobil berbahan bakar minyak perlu membayar Rp 60.000 sampai Rp 70.000 untuk menempuh jarak yang sama. Tak hanya soal bahan bakar, dilansir Carmoola, biaya perawatan dan suku cadang pada mobil listrik juga cenderung lebih murah dibanding pada mobil berbahan bakar minyak. 

Sayangnya, pada umumnya, mobil listrik memiliki harga yang lebih mahal dibanding mobil berbahan bakar minyak dengan kemampuan yang sama. Namun, tidak menutup kemungkinan harga mobil akan semakin terjangkau ke depannya.

3. Mobil listrik tidak sepenuhnya ramah lingkungan

pembuatan baterai mobil listrik menghasilkan banyak emisi karbon (unsplash.com/Kumpan Electric)
pembuatan baterai mobil listrik menghasilkan banyak emisi karbon (unsplash.com/Kumpan Electric)

Jika kamu merasa mobil listrik itu ramah lingkungan, maka kamu keliru. Sebab, mobil listrik tidak sepenuhnya ramah lingkungan. Dilansir Young People Trust for the Environment, emisi karbon yang dihasilkan dalam pembuatan mobil listrik bisa 2 kali lebih banyak daripada mobil berbahan bakar minyak.

Besarnya emisi karbon pada pembuatan mobil listrik datang dari pembuatan baterainya. Pembuatan baterai berkapasitas 1 kWh diperkirakan menghasilkan emisi sebesar 150 kilogram karbon dioksida. Jika rata-rata mobil listrik memiliki baterai berkapasitas 60 kWh, maka ada 9 ton karbon dioksida yang dihasilkan hanya untuk membuat baterainya.

Selain itu, baterai mobil listrik terbuat dari logam langka seperti litium dan kobalt yang beracun. Jika baterai tersebut telah habis masa pakainya dan dibiarkan terlantar, akan berpotensi mencemari lingkungan.

4. Meski begitu, mobil listrik lebih ramah lingkungan daripada mobil berbahan bakar minyak

mobil listrik (unsplash.com/Matt Henry)
mobil listrik (unsplash.com/Matt Henry)

Dilansir Forbes, selama masa pakainya, mobil listrik lebih ramah lingkungan dibanding mobil berbahan bakar minyak bumi. Hal ini disebabkan kebutuhan bahan bakar mobil listrik lebih rendah emisi karbon dibanding mobil berbahan bakar minyak bumi.

Namun, dilansir Reuters, setidaknya kita perlu mengendarai mobil listrik sejauh 21.700 kilometer untuk membuatnya lebih ramah lingkungan. Sebab, dengan jarak yang sama, mobil berbahan bakar minyak bumi umumnya menghasilkan lebih banyak emisi.

Jarak tempuh sendiri bergantung pada sumber listrik dan model mobilnya. Jika seperti Norwegia yang kebanyakan listriknya berasal dari energi ramah lingkungan, maka hanya membutuhkan jarak 13.500 kilometer. Namun, jika kebanyakan listriknya berasal dari bahan bakar fosil, seperti China, setidaknya kita membutuhkan 126.000 kilometer.

5. Kelebihan dan kekurangan mobil listrik dibanding mobil berbahan bakar minyak

mobil listrik memiliki keterbatasan pada beberapa aspek (unsplash.com/dcbel)
mobil listrik memiliki keterbatasan pada beberapa aspek (unsplash.com/dcbel)

Mobil listrik hadir dengan berbagai kecanggihan dan keunggulannya. Namun, bukan berarti ia sepenuhnya unggul dibanding mobil berbahan bakar minyak. Dilansir Solar Reviews, berikut kelebihan dan kekurangan mobil listrik saat ini:

Kelebihan:

  • Lebih minim emisi karbon dan ramah lingkungan.
  • Membutuhkan lebih sedikit perawatan.
  • Lebih nyaman, karena berjalan dengan halus dan tidak bising.
  • Lebih hemat biaya.

Kekurangan:

  • Tidak dapat menempuh jarak yang sangat jauh (rata-rata mobil listrik hanya dapat menempuh jarak 150-600 kilometer sebelum kehabisan daya).
  • Waktu pengisian daya yang lama (pengisian tercepat di stasiun pengisian daya membutuhkan waktu 30 menit untuk mengisi 80% daya).
  • Biaya awal yang lebih besar.
  • Saat ini, stasiun pengisian daya mobil listrik masih jarang.

Perkembangan mobil listrik sendiri masih terbuka luas. Jadi, tidak menutup kemungkinan, ke depannya mobil listrik akan jauh lebih efisien daya, lebih cepat pengisian dayanya, dan harganya lebih terjangkau. Selain itu, mobil listrik adalah pilihan yang lebih ramah lingkungan untuk mendukung target penurunan emisi karbon global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pradhipta Oktavianto
EditorPradhipta Oktavianto
Follow Us