5 Penyebab Mual dan Pusing di Dalam Mobil

- Konflik visual–vestibular: Mata melihat objek dekat yang stabil, tapi tubuh merasakan gerakan mobil, memicu mual dan pusing.
- Posisi duduk dan kepala yang tidak stabil: Duduk miring atau kepala tidak disangga membuat organ keseimbangan bekerja ekstra.
- Bau kuat, kabut dalam kabin, atau udara pengap: Aroma bahan bakar atau udara pengap sering memicu rasa mual.
Pusing dan mual saat berada di dalam mobil adalah pengalaman umum yang sering muncul karena campuran faktor fisiologis dan lingkungan. Secara sederhana, masalah ini biasanya berasal dari konflik antara sinyal yang diterima mata dan organ keseimbangan (vestibular) di telinga: mata melihat sesuatu yang statis—misalnya layar ponsel atau buku—sementara tubuh merasakan gerakan kendaraan.
Ketidaksesuaian sinyal itu memicu pusat keseimbangan di otak, yang kemudian menimbulkan gejala seperti pusing, mual, berkeringat dingin, dan kadang muntah. Selain itu, faktor pendukung lain seperti posisi duduk yang tidak stabil, getaran jalan, bau menyengat di kabin, udara pengap, atau kelelahan dan gula darah rendah juga dapat memperparah kondisi. Nah, berikut 5 faktor yang paling sering memicu mual dan pusing saat di dalam mobil.
1. Konflik visual–vestibular

Ketika mata melihat objek dekat yang stabil (mis. layar ponsel, buku) tetapi tubuh merasakan gerakan mobil, otak menerima sinyal yang bertentangan. Ketidaksinkronan ini memicu mual, pusing, dan kadang berkeringat dingin.
Tips: Hindari membaca atau menatap layar lama saat mobil bergerak. Arahkan pandangan ke horizon atau titik jauh di depan; duduk di kursi depan membantu mengurangi gerakan relatif.
2. Posisi duduk dan kepala yang tidak stabil

Duduk miring, kepala tidak disangga, atau sering mengangguk membuat organ keseimbangan bekerja ekstra. Getaran dan rotasi kecil yang terus-menerus membuat otak sulit menyesuaikan sinyal.
Tips: Gunakan sandaran leher untuk menstabilkan kepala, duduk tegak, dan pilih kursi yang lebih stabil (biasanya kursi depan). Istirahat singkat jika perjalanan panjang.
3. Bau kuat, kabut dalam kabin, atau udara pengap

Aroma bahan bakar, asap rokok, parfum menyengat, atau udara pengap akibat ventilasi buruk sering memicu rasa mual. Bau-bau ini dapat merangsang pusat muntah di otak.
Tips: Buka jendela atau nyalakan AC/ventilasi dengan aliran udara segar. Hindari makan makanan berbau menyengat sebelum naik mobil.
4. Dehidrasi, pola makan, dan gula darah rendah

Tubuh yang dehidrasi atau gula darah yang turun bisa memperparah rasa pusing dan mual. Makan terlalu berat atau justru perut kosong sebelum bepergian juga memengaruhi keseimbangan tubuh.
Tips: Minum air secukupnya sebelum dan selama perjalanan. Konsumsi camilan ringan yang mengandung karbohidrat kompleks (biskuit gandum, pisang) bila perjalanan panjang.
5. Sensitivitas individu: migrain, obat, dan kecemasan

Beberapa orang punya kecenderungan migrain yang mudah terpicu oleh gerakan, cahaya berkedip, atau suara bising—semuanya umum di mobil. Obat tertentu (mis. obat tekanan darah, beberapa antibiotik) juga dapat menimbulkan pusing. Kecemasan atau stres berlebih selama perjalanan turut memperparah gejala.
Tips: Jika mudah migrain, bawa obat pencegah sesuai resep dokter. Periksa efek samping obat yang dikonsumsi. Teknik relaksasi (napas dalam, musik tenang) bisa membantu meredakan kecemasan.
Untuk mengurangi risiko pusing dan mual saat naik mobil, kamu bisa duduk di kursi depan bila memungkinkan; pandang ke kejauhan; stabilkan kepala; jaga hidrasi dan gula darah; buka ventilasi; hindari membaca; dan gunakan jahe (permen atau teh) sebagai bantuan alami. Untuk kasus yang sering mengganggu, obat anti-mabuk seperti dimenhydrinate atau patch scopolamine efektif—konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi.