92 Persen Pemilik Mobil Listrik Enggan Kembali ke Mobil Bensin

Sebuah studi terbaru mengungkapkan sebanyak 92 persen pemilik mobil listrik (EV) mengatakan tidak akan kembali menggunakan mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE). Survei yang digelar oleh Global EV Alliance melibatkan lebih dari 23 ribu pengemudi kendaraan listrik yang tersebar di 18 negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Austria, Brazil, Prancis, dan India.
“Kami percaya bahwa mobilitas tanpa emisi diperlukan untuk memerangi perubahan iklim. Tujuan kami adalah planet di mana semua transportasi berkelanjutan, bersih, dan bertenaga listrik,” demikian pernyataan Global EV Alliance seperti dikutip dari ANTARA, Selasa 17 Desember 2024.
1. Alasan utama loyalitas pengguna mobil listrik

Alasan utama kenapa para pemilik mobil listrik tidak akan kembali ke mobil berbahan bakar bensin atau solar adalah biaya operasional yang rendah. Hampir setengah dari responden (45 persen) menyatakan bahwa penghematan biaya menjadi alasan utama mereka memilih EV.
Selain itu, 40 persen responden lainnya tertarik pada mobil listrik karena dampaknya yang lebih ramah terhadap iklim, sementara 32 persen sisanya menghargai kontribusi mobil listrik dalam menjaga lingkungan lokal.
Adapun kemampuan berkendara yang baik (21 persen) dan biaya perawatan yang lebih rendah (18 persen) juga menjadi pertimbangan penting bagi para pengguna.
2. Tantangan infrastruktur pengisian daya

Study ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi pengguna mobil listrik, terutama terkait infrastruktur pengisian daya. Ketersediaan pengisi daya cepat yang terbatas, waktu pengisian yang lama, dan seringnya ketidakberfungsian stasiun pengisian menjadi keluhan utama.
Masalah ini lebih terasa di negara-negara dengan infrastruktur yang belum memadai, seperti Amerika Serikat. Namun, merek seperti Tesla, dengan jaringan Supercharger yang luas, berhasil mengatasi tantangan ini dan terus mendominasi pasar mobil listrik.
3. Implikasi terhadap masa depan industri otomotif

Temuan ini memiliki implikasi signifikan bagi industri otomotif. Dengan mayoritas pemilik EV enggan kembali ke kendaraan ICE, produsen mobil perlu mempertimbangkan pergeseran preferensi konsumen ini dalam strategi bisnis mereka. Selain itu, peningkatan infrastruktur pengisian daya menjadi prioritas untuk mendukung pertumbuhan pasar EV dan memastikan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Secara keseluruhan, studi ini menegaskan bahwa kendaraan listrik semakin diterima dan dihargai oleh konsumen global. Dengan terus berkembangnya teknologi dan infrastruktur pendukung, diharapkan adopsi EV akan semakin meningkat, mendorong peralihan menuju transportasi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.