Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Rem Angin pada Truk Atau Bus, Kenapa Suaranya Berdesis?

Ilustrasi truk tanpa moncong sedang berbelok (pexels.com/Ben Johnson)
Ilustrasi truk tanpa moncong sedang berbelok (pexels.com/Ben Johnson)
Intinya sih...
  • Rem angin adalah sistem pengereman dengan udara bertekanan untuk truk dan bus
  • Sistem ini aman, kuat, dan tahan panas untuk kendaraan berat
  • Cara kerja rem angin dimulai dari kompresor hingga penggunaan rem parkir pegas
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu pernah berada di belakang truk atau bus, mungkin sering mendengar suara mendesis ketika kendaraan itu berhenti atau mulai berjalan. Suara “pssst” itu bukan bocor ban, melainkan bagian dari kerja sistem rem angin. Berbeda dengan mobil penumpang yang umumnya menggunakan rem hidrolik (mengandalkan minyak rem), truk dan bus besar memakai sistem yang digerakkan oleh tekanan udara.

Rem angin ini bukan sekadar “gaya lain” dari rem, tapi satu sistem yang memang dirancang khusus untuk kendaraan berbobot besar yang harus membawa muatan berat dan tetap aman saat berhenti. Memahami cara kerja rem angin bisa membuat kita lebih paham kenapa truk dan bus butuh jarak pengereman lebih panjang dan kenapa perawatan sistem ini sangat penting.

1. Apa itu rem angin dan kenapa digunakan pada kendaraan besar

Ilustrasi truk bermoncong di jalanan yang padat (pexels.com/David Brown)
Ilustrasi truk bermoncong di jalanan yang padat (pexels.com/David Brown)

Rem angin (air brake) adalah sistem pengereman yang menggunakan udara bertekanan sebagai media untuk menggerakkan mekanisme rem. Bukan minyak rem yang ditekan seperti di mobil biasa, tetapi udara yang dipompakan oleh kompresor dan disimpan di dalam tangki udara (air tank). Saat pengemudi menginjak pedal rem, katup akan membuka dan mengalirkan udara bertekanan ke aktuator rem di setiap roda.

Kelebihan utama rem angin adalah keamanannya untuk kendaraan berat. Jika terjadi kebocoran kecil atau penurunan tekanan, sistem ini masih memberi peringatan dulu sebelum benar-benar gagal. Selain itu, udara tidak akan “habis” seperti minyak rem yang bisa bocor dan hilang. Pada truk dan bus, yang sering membawa muatan berton-ton, kebutuhan akan sistem pengereman yang kuat, tahan panas, dan relatif aman dari kegagalan mendadak membuat rem angin menjadi pilihan utama.

2. Bagaimana cara kerja sistem rem angin di truk dan bus

ilustrasi truk tanpa moncong (pexels.com/Mert Dinçer)
ilustrasi truk tanpa moncong (pexels.com/Mert Dinçer)

Sistem rem angin dimulai dari kompresor yang digerakkan oleh mesin. Kompresor ini mengisi tangki udara hingga tekanan tertentu, biasanya dipantau melalui indikator di dasbor. Udara bertekanan ini kemudian dialirkan melalui pipa-pipa ke berbagai komponen rem. Saat pedal rem diinjak, katup pengatur (brake valve) membuka dan menyalurkan udara ke ruang pengereman (brake chamber) di roda.

Di dalam brake chamber, tekanan udara mendorong membran atau diafragma yang terhubung dengan batang penggerak (push rod). Batang ini lalu menggerakkan mekanisme rem, misalnya camshaft pada rem tromol, sehingga kampas rem menekan tromol dan kendaraan melambat. Saat pedal dilepas, udara dibuang keluar (inilah yang menimbulkan suara mendesis), lalu pegas pengembali menarik mekanisme rem ke posisi semula.

Pada banyak truk dan bus modern, rem angin juga dikombinasikan dengan sistem tambahan seperti retarder, engine brake, atau exhaust brake untuk membantu pengereman di turunan panjang agar rem utama tidak cepat panas.

3. Keunggulan dan hal yang perlu diperhatikan dari rem angin

Ilustrasi truk (Pexels/Caio)
Ilustrasi truk (Pexels/Caio)

Dibanding rem hidrolik, rem angin punya beberapa keunggulan penting. Selain lebih kuat untuk kendaraan berat, sistem ini relatif lebih aman karena tekanan udara yang menurun akan terdeteksi lewat indikator dan alarm, sehingga pengemudi bisa segera berhenti sebelum rem benar-benar hilang fungsi. Sistem ini juga memungkinkan penggunaan rem parkir pegas (spring brake), di mana rem otomatis mengunci ketika tekanan udara hilang atau kendaraan dimatikan.

Namun, rem angin juga menuntut perawatan yang disiplin. Kebocoran udara, kompresor lemah, filter udara kotor, atau penumpukan air dan kondensasi di dalam tangki bisa mengganggu kerja sistem. Itulah sebabnya sopir truk dan bus biasanya melakukan pengecekan tekanan udara sebelum berangkat, menunggu sampai tekanan mencapai batas aman sebelum kendaraan dijalankan.

Jadi, rem angin pada truk dan bus adalah sistem pengereman berbasis udara bertekanan yang dirancang khusus untuk menangani beban besar dengan tingkat keamanan tinggi. Selama dirawat dengan baik dan digunakan sesuai prosedur, rem angin menjadi salah satu penjaga utama keselamatan di jalan raya bagi kendaraan besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Apa Itu Bearing? Ini Pengertian, Jenis, dan Fungsinya

12 Des 2025, 13:15 WIBAutomotive