Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Temukan Teknologi Baterai Solid-State yang Fleksibel

Baterai mobil listrik Suzuki e Vitara (marutisuzuki.com)
Baterai mobil listrik Suzuki e Vitara (marutisuzuki.com)
Intinya sih...
  • Tim dari Institute of Metal Research di bawah CAS berhasil mengatasi masalah distribusi ion yang tinggi dengan material polimer baru
  • Baterai solid-state baru ini memiliki tingkat kelenturan yang tinggi dan mampu bertahan hingga 20.000 kali tekukan tanpa penurunan performa
  • Teknologi baterai fleksibel masih dalam tahap penelitian dasar, namun potensinya besar untuk aplikasi masa depan di tengah tren menuju baterai solid-state
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) mengumumkan terobosan besar dalam riset baterai solid-state. Temuan ini menandai langkah signifikan menuju masa depan mobilitas listrik yang lebih aman, efisien, dan berkapasitas tinggi. Selama ini, baterai solid-state dianggap sebagai solusi masa depan pengganti baterai litium-ion konvensional karena mampu menawarkan daya lebih besar dan risiko kebocoran elektrolit yang jauh lebih rendah.

Hanya saja, proses pengembangan baterai jenis ini tidak mudah. Banyak produsen masih menghadapi kendala teknis dan keamanan, terutama dalam memastikan kestabilan distribusi ion di antara komponen baterai. Oleh karena itu, inovasi yang dilakukan oleh para peneliti di bawah naungan CAS menjadi sorotan global. Mereka berhasil menciptakan baterai solid-state fleksibel berbasis molekul polimer yang memiliki tingkat kestabilan arus tinggi serta kepadatan energi yang jauh lebih baik dibandingkan teknologi sebelumnya.

1. Inovasi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China

Ilustrasi baterai mobil listrik (byd.com)
Ilustrasi baterai mobil listrik (byd.com)

Menurut laporan CarNewsChina (7/10), tim dari Institute of Metal Research—yang merupakan bagian dari CAS—berhasil mengatasi salah satu masalah utama dalam pengembangan baterai solid-state, yaitu buruknya instalasi material padat antara elektroda dan elektrolit. Masalah ini biasanya menyebabkan resistansi distribusi ion yang tinggi, sehingga efisiensi baterai menurun drastis. Dalam penelitian terbaru ini, para ilmuwan memperkenalkan material baru berbasis polimer dengan struktur unik yang mampu meningkatkan konduktivitas ion dan menstabilkan aliran energi di dalam baterai.

Baterai baru ini mengandung molekul polimer, gugus etoksi, serta rantai sulfur pendek yang aktif secara elektrokimia. Kombinasi tersebut menghasilkan material dengan kemampuan distribusi ion yang sangat baik, sekaligus memungkinkan peralihan antara fungsi penyimpanan dan transfer energi. Katoda komposit yang dikembangkan pun telah terintegrasi dengan elektrolit polimer, sehingga mampu meningkatkan kepadatan energi hingga 86 persen dibandingkan desain baterai konvensional.

2. Baterai yang lentur dan tahan lama

Metode pengetesan baterai mobil listrik Wuling Air ev (Dok. Wuling)
Metode pengetesan baterai mobil listrik Wuling Air ev (Dok. Wuling)

Salah satu keunggulan utama baterai solid-state baru ini adalah tingkat kelenturannya. Tidak seperti baterai biasa yang kaku, versi terbaru ini tetap berfungsi optimal meski dilipat atau ditekuk berulang kali. Dalam uji laboratorium, baterai mampu bertahan hingga 20.000 kali tekukan tanpa mengalami penurunan performa berarti. Fleksibilitas ini menjadikannya cocok untuk berbagai aplikasi masa depan, termasuk kendaraan listrik generasi baru, perangkat wearable, hingga elektronik fleksibel.

Selain itu, struktur baru baterai ini juga meningkatkan impedansi antarmuka dan memperkuat stabilitas energi. Dengan peningkatan efisiensi dan ketahanan mekanis, baterai ini dipandang sebagai langkah penting menuju era kendaraan listrik yang lebih ringan, efisien, dan tahan lama.

3. Masih tahap riset

Ilustrasi pabrik mobil. (unsplash.com/carlos aranda)
Ilustrasi pabrik mobil. (unsplash.com/carlos aranda)

Meski hasil riset ini menjanjikan, CAS menegaskan bahwa teknologi baterai fleksibel ini masih berada pada tahap penelitian dasar dan belum siap untuk diproduksi massal. Namun, potensi aplikasinya di masa depan sangat besar, terlebih dengan semakin banyaknya perusahaan Tiongkok yang berlomba-lomba mengadopsi teknologi baterai solid-state.

Beberapa produsen bahkan telah memasuki tahap produksi percobaan dan pengiriman percontohan baterai solid-state (SSB). Walau saat ini sebagian besar kendaraan listrik masih menggunakan baterai cair atau semi-padat, tren menuju baterai solid-state tampak semakin kuat. Dengan terobosan ini, China menunjukkan ambisinya untuk memimpin inovasi global di bidang energi baru dan mobilitas berkelanjutan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Yamaha XMAX 250 Tech Max 2025: Spesifikasi, Fitur, dan Harga

10 Okt 2025, 16:15 WIBAutomotive