Jebakan di Balik Murahnya Mobil Mewah Bekas, Awas Tergiur!

- Harga murah mobil mewah bekas menarik, tapi pajaknya tetap mahal karena NJKB tinggi
- Konsumsi bensin boros dan memerlukan bahan bakar oktan tinggi, meningkatkan biaya operasional
- Biaya perawatan mobil mewah tinggi dan memerlukan bengkel khusus, perlu riset dan anggaran yang matang
Siapa sih yang gak tergoda lihat mobil mewah dijual murah? Dulu harganya miliaran, sekarang bisa ditebus dengan uang ratusan juta saja. Sekilas terlihat seperti kesempatan emas untuk tampil gaya dengan bujet lebih hemat.
Tapi, tunggu dulu! Di balik harga bekas yang menggoda, ada beberapa jebakan yang harus diwaspadai sebelum memutuskan membawa pulang mobil mewah bekas.
1. Pajaknya tetap "mewah" walau harganya murah

Banyak orang lupa bahwa pajak mobil dihitung berdasarkan nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) dan merek. Artinya, meskipun kamu beli mobil mewah dengan harga bekas yang sudah murah, nilai NJKB-nya masih dianggap tinggi oleh pemerintah. Akibatnya, pajaknya tetap mahal, bahkan bisa jutaan rupiah per tahun.
Contohnya, sebuah sedan mewah bekas tahun 2012 mungkin bisa kamu beli dengan harga Rp150 juta, tapi pajaknya bisa tetap di atas Rp6 juta per tahun. Belum lagi kalau ada pajak progresif karena kamu sudah punya kendaraan lain. Jadi, sebelum tergoda harga, pastikan kamu juga siap dengan biaya tahunan yang menyertainya.
2. Konsumsi bensin boros

Mobil mewah biasanya dibekali mesin bertenaga besar, seperti V6 atau V8, bahkan ada yang pakai turbo. Mesin seperti ini tentu haus bahan bakar. Konsumsi bensinnya bisa jauh lebih boros dibanding mobil LCGC atau mobil harian biasa. Misalnya, konsumsi BBM 1:7 atau 1:8 (1 liter hanya untuk 7–8 km) sudah umum pada mobil jenis ini.
Bukan cuma itu, beberapa mobil mewah juga butuh bensin dengan oktan tinggi seperti Pertamax Turbo atau bahkan Shell V-Power. Kalau kamu isi BBM di bawah standar, risikonya mesin cepat rusak. Jadi, selain harus siap dengan konsumsi boros, kamu juga harus siap bayar lebih untuk BBM.
3. Perawatan seringkali merepotkan dan suku cadang mahal

Nah, ini jebakan paling menyakitkan: biaya perawatan. Mobil mewah punya teknologi yang canggih, tapi itu juga berarti perawatannya nggak bisa sembarangan. Mulai dari ganti oli, rem, hingga sistem suspensi, semua bisa menguras kantong. Belum lagi kalau ternyata suku cadang harus impor atau inden.
Bengkel yang bisa menangani mobil mewah juga terbatas. Kamu nggak bisa asal bawa ke bengkel pinggir jalan. Kalau salah penanganan, bukannya hemat, malah jadi boncos karena harus keluar uang lebih banyak untuk memperbaiki kerusakan yang timbul.
Jadi, membeli mobil mewah bekas memang bisa jadi impian yang terjangkau. Tapi ingat, murah di awal belum tentu murah dalam jangka panjang. Pajak mahal, konsumsi bensin boros, dan biaya perawatan tinggi bisa jadi jebakan yang bikin kamu pusing.
Kalau tetap ingin punya, pastikan kamu sudah riset matang dan punya anggaran untuk merawatnya. Ingat, mobil mewah itu bukan cuma soal gaya, tapi juga soal kesiapan finansial!