Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Buruk yang Bikin Tarikan Motor Matik Lemot Tanpa Disadari

ilustrasi mengendarai motor listrik
ilustrasi mengendarai motor listrik (unsplash.com/JavyGo)
Intinya sih...
  • Memanaskan mesin terlalu singkat
  • Menahan putaran gas saat motor berhenti
  • Menumpuk barang berlebih di bagasi atau top box
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Motor matik sebenarnya dirancang untuk memberikan kenyamanan berkendara, terutama dalam kondisi perkotaan yang sering macet dan membutuhkan akselerasi ringan. Namun, banyak pengendara yang tanpa sadar menerapkan kebiasaan tertentu sehingga tarikan motor jadi terasa berat. Kondisi ini sering dianggap sebagai masalah teknis, padahal sumbernya justru berasal dari perilaku yang terlihat sepele.

Selain itu, kebiasaan buruk tersebut dapat mempercepat penurunan performa mesin dan membuat konsumsi bahan bakar semakin boros. Jika dibiarkan terus-menerus, motor bisa kehilangan responsivitas yang menjadi ciri khas transmisinya. Karena itu, mengenali kebiasaan kecil yang memengaruhi akselerasi sangat penting agar motor tetap prima setiap saat, jadi yuk simak penjelasannya secara lengkap!

1. Kebiasaan memanaskan mesin terlalu singkat

ilustrasi motor matic
ilustrasi motor matic (vecteezy.com/Ковальов Сергій)

Memanaskan mesin pada motor matik sering dianggap hal sepele, padahal proses ini memegang peran penting bagi kestabilan tarikan awal. Mesin yang belum mencapai suhu kerja ideal cenderung menghasilkan respons gas yang lebih lambat dan kasar. Kondisi oli yang belum bersirkulasi sempurna juga membuat komponen bekerja dengan gesekan lebih tinggi sehingga akselerasi terasa berat.

Kebiasaan memanaskan mesin terlalu singkat secara perlahan membuat performa motor semakin menurun. Tarikan awal terasa semakin lemot karena ruang bakar belum siap menerima beban pembakaran yang lebih besar. Dengan memberi waktu pemanasan memadai, mesin berada pada kondisi optimal dan lebih siap menghadapi perjalanan.

2. Menahan putaran gas saat motor berhenti

ilustrasi mengendarai motor matic
ilustrasi mengendarai motor matic (vecteezy.com/Ковальов Сергій)

Kebiasaan menahan gas sambil menunggu lampu merah atau antrean kecil tampak tidak berbahaya, tetapi efeknya terhadap tarikan motor cukup signifikan. ECU motor akan membaca pola putaran yang tidak stabil dan menyesuaikan suplai bahan bakar dengan cara yang kurang ideal. Akibatnya, motor kehilangan respons spontan yang seharusnya muncul ketika tuas gas dibuka.

Selain berdampak pada performa, kebiasaan ini juga membuat konsumsi bahan bakar meningkat tanpa disadari. Motor yang terus dipaksa bekerja saat tidak bergerak akan mengalami penurunan efisiensi dari waktu ke waktu. Menghindari kebiasaan ini membantu menjaga karakter tarikan tetap halus dan responsif.

3. Menumpuk barang berlebih di bagasi atau top box

ilustrasi mengendarai motor dengan jas hujan
ilustrasi mengendarai motor dengan jas hujan (unsplash.com/Ben Weinstein)

Motor matik didesain untuk membawa barang ringan, tetapi banyak pengendara cenderung menaruh beban berlebih di bagasi maupun top box. Penambahan beban ini memengaruhi rasio tenaga terhadap bobot sehingga tarikan awal terasa lebih berat. Meski terlihat sederhana, beban tambahan bisa mengurangi potensi akselerasi secara signifikan.

Bukan hanya soal bobot, distribusi beban yang tidak seimbang juga memengaruhi kestabilan motor selama perjalanan. Roda belakang dapat bekerja lebih berat sehingga tenaga mesin harus terbagi untuk mempertahankan keseimbangan. Mengurangi beban berlebih secara langsung mampu mengembalikan kelincahan tarikan motor.

4. Mengabaikan kebersihan komponen CVT

ilustrasi servis CVT
ilustrasi servis CVT (vecteezy.com/Witsanu Patipatamak)

Komponen CVT adalah jantung akselerasi motor matik, tetapi kebersihannya sering diabaikan hingga performanya menurun. Debu, kotoran, dan sisa gesekan kampas yang menumpuk dapat menghambat pergerakan roller dan membuat respons gas melambat. Tarikan motor akhirnya terasa tersendat karena komponen tidak bergerak sehalus seharusnya.

Pembersihan berkala membantu memperpanjang umur komponen CVT selain mengembalikan performanya mendekati kondisi awal. Komponen yang bersih memungkinkan perpindahan rasio berjalan lebih presisi sehingga tarikan kembali terasa ringan. Upaya sederhana ini berpengaruh besar terhadap kehalusan akselerasi motor matik sehari-hari.

5. Jarang memperhatikan tekanan angin ban

ilustrasi ban motor
ilustrasi ban motor (unsplash.com/Scorn Pion)

Ban dengan tekanan terlalu rendah dapat membuat laju motor terasa lebih berat karena hambatan gulir meningkat. Kondisi ini menyebabkan mesin bekerja lebih keras daripada biasanya meskipun putaran gas tidak ditambah. Tarikan awal pun menjadi kurang responsif dan cenderung menurun kualitasnya.

Menjaga tekanan ban sesuai rekomendasi pabrikan adalah langkah sederhana namun berdampak besar bagi performa motor. Tekanan yang tepat membantu menjaga stabilitas, efisiensi bahan bakar, serta kelincahan tarikan. Dengan memperhatikan kondisi ban secara rutin, motor akan tetap nyaman dan responsif dalam berbagai situasi jalan.

Kebiasaan kecil yang terlihat sepele ternyata berdampak besar terhadap tarikan motor matik sehari-hari. Dengan mengenali dan menghindarinya, performa motor bisa tetap stabil tanpa perlu perbaikan berat. Pada akhirnya, perawatan perilaku berkendara sama pentingnya dengan perawatan mesin agar motor selalu siap menemani perjalanan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Apa Itu Turbo Timer di Mobil Diesel? Ini Fungsi Dan Cara Kerjanya

11 Des 2025, 21:05 WIBAutomotive