Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Ban Mobil Lebih Berisiko Pecah di Jalan Tol?

Jalan tol (bpjt.pu.go.id)
Intinya sih...
  • Kecepatan tinggi di jalan tol meningkatkan suhu ban dan tekanan udara, meningkatkan risiko pecah.
  • Kondisi ban yang aus, retak, atau tekanan udaranya tidak sesuai dapat menyebabkan kecelakaan saat di jalan tol.
  • Jalan tol yang berupa beton memiliki permukaan lebih kasar dan keras, mempercepat ausnya karet ban.

Ban pecah menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas yang paling sering dan berbahaya, terutama saat kendaraan melaju dalam kecepatan tinggi. Kasus ban pecah lebih sering terjadi di jalan tol dibandingkan jalan biasa, dan hal ini bukanlah kebetulan.

Ada beberapa faktor yang membuat risiko pecah ban di jalan tol jauh lebih tinggi. Artikel ini akan membahas penyebab utamanya agar pengendara lebih waspada dan dapat melakukan pencegahan sejak awal.

1. Kecepatan tinggi meningkatkan tekanan dan suhu Ban

Ilustrasi bahu jalan tol (seva.id)

Salah satu perbedaan paling mencolok antara jalan tol dan jalan biasa adalah kecepatan kendaraan. Di jalan tol, kendaraan cenderung melaju dengan kecepatan tinggi dan stabil dalam waktu lama. Kondisi ini menyebabkan ban terus bergesekan dengan permukaan jalan dalam intensitas yang tinggi, sehingga suhu ban pun meningkat drastis.

Peningkatan suhu ini membuat tekanan udara dalam ban juga ikut naik. Jika tekanan ban sudah tidak ideal sejak awal—entah terlalu tinggi atau terlalu rendah—maka potensi pecah ban akan semakin besar. Ban yang terlalu panas bisa menyebabkan karet melemah atau bahkan meleleh di bagian dalam, hingga akhirnya meledak saat tidak mampu menahan tekanan.

2. Ban mobil tidak selalu dalam kondisi siap jalan jauh

Ilustrasi ban mobil (Freepik/peoplecreations)

Banyak pengemudi tidak menyadari bahwa kondisi ban sangat menentukan keselamatan berkendara, terutama saat menempuh perjalanan jauh seperti di jalan tol. Ban yang sudah aus, retak, atau tekanan udaranya tidak sesuai sering kali tetap digunakan karena dianggap masih “layak pakai.” Padahal, pada kecepatan tinggi di jalan tol, kondisi tersebut sangat berisiko.

Selain itu, sebagian pengemudi juga jarang memeriksa kondisi ban sebelum perjalanan jauh. Padahal, jalan tol cenderung minim pemberhentian darurat, sehingga jika ban bermasalah, pengendara akan kesulitan mencari tempat aman untuk berhenti. Ini memperparah situasi ketika ban pecah, karena bisa menyebabkan kehilangan kendali atau tabrakan beruntun.

3. Beban berlebih dan cuaca

Ilustrasi truk (Pexels/Tom Fisk)

Jalan tol sering digunakan untuk perjalanan jarak jauh, termasuk mudik, liburan, atau pengiriman barang. Akibatnya, kendaraan cenderung membawa beban lebih banyak dari biasanya. Beban berlebih ini memberikan tekanan tambahan pada ban. Jika ban tidak memiliki kapasitas load index yang sesuai, maka risiko pecah ban meningkat secara signifikan.

Faktor cuaca juga tidak bisa diabaikan. Jalan tol yang terbuka tanpa banyak naungan membuat ban lebih mudah terkena sinar matahari langsung dalam waktu lama. Saat cuaca panas ekstrem, suhu jalan bisa naik hingga 60°C atau lebih. Jika digabungkan dengan kecepatan tinggi dan beban berat, kombinasi ini dapat mempercepat kerusakan ban dan menyebabkan ledakan mendadak.

 

4. Jalan beton lebih mengikis permukaan ban

Ilustrasi bahu jalan tol (toyota.astra.co.id)

Jalan tol sebagian besar berupa beton yang memiliki permukaan lebih kasar dan keras dibandingkan aspal, sehingga gesekan antara ban dan jalan menjadi lebih tinggi. Tekstur beton yang kaku dan tidak fleksibel menyebabkan ban bekerja lebih keras saat melaju, terutama jika kecepatan tinggi atau kendaraan membawa beban berat.

Akibatnya, karet ban lebih cepat aus, terutama pada bagian tapak yang langsung bersentuhan dengan permukaan jalan. Gesekan yang terus-menerus ini dapat menyebabkan panas berlebih pada ban, yang jika dibiarkan tanpa pemeriksaan, bisa memicu kerusakan serius pada struktur ban dan berpotensi membuat ban pecah. Karena itu, penting bagi pengendara yang sering melintas di jalan beton untuk rutin memeriksa tekanan dan kondisi fisik ban agar tetap aman selama perjalanan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us