Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pendapatan Tesla Turun, Elon Musk Tetap Optimistis

Ilustrasi Tesla (Pexels/Craig Adderley)
Intinya sih...
  • Tesla laporkan penurunan pendapatan 9% di kuartal pertama 2025, dipicu tekanan harga dan persaingan di pasar mobil listrik.
  • Elon Musk tetap optimis, rencana peluncuran Tesla model baru dengan harga terjangkau sekitar Rp400 jutaan pada akhir tahun 2025.
  • Tesla dihimpit persaingan sengit dari produsen mobil listrik Tiongkok seperti BYD dan NIO, ditambah ketegangan perang dagang AS-China.

Tesla, raksasa mobil listrik asal Amerika Serikat, melaporkan penurunan pendapatan sebesar 9 persen pada kuartal pertama 2025. Ini menjadi salah satu penurunan terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan dipicu berbagai faktor, mulai dari tekanan harga, meningkatnya persaingan di pasar kendaraan listrik, hingga perlambatan ekonomi global.

Meskipun angka ini mengecewakan banyak investor, CEO Tesla, Elon Musk, tetap menunjukkan sikap optimis. Dalam sesi konferensi laporan keuangan, Musk menyatakan bahwa perusahaan masih berada di jalur yang tepat untuk meluncurkan strategi baru, terutama dalam hal keterjangkauan produk.

“Kami tidak bisa mengabaikan harga. Mobil listrik harus bisa dijangkau lebih banyak orang,” ujar Musk seperti dikutip dari Business Insider beberapa hari lalu.

1. Mobil murah Tesla siap meluncur

Ilustrasi Tesla (tesla.com)

Salah satu kabar baik yang muncul dari laporan tersebut adalah konfirmasi peluncuran Tesla model baru dengan harga terjangkau. Model ini dirancang untuk menjadi alternatif yang lebih murah dibandingkan lini Tesla sebelumnya seperti Model 3 atau Model Y. Menurut Elon Musk, peluncuran model ini akan dilakukan pada pertengahan hingga akhir tahun 2025, dan ditargetkan menyasar pasar massal, termasuk pasar negara berkembang.

Mobil ini diperkirakan akan dijual dengan harga mulai dari 25 ribu dolar AS atau sekitar Rp400 jutaan, jauh lebih rendah dari harga Tesla saat ini. Strategi ini diambil agar Tesla bisa tetap kompetitif, terutama menghadapi gempuran mobil listrik murah dari Tiongkok seperti BYD dan MG, yang mulai menguasai pasar global dengan harga agresif namun teknologi mumpuni.

2. Tesla ditekan pabrikan China dan perang tarif

Mobil Tesla Y (tesla.com)

Meskipun memiliki rencana besar, Tesla tetap harus menghadapi sejumlah tantangan serius. Salah satunya adalah persaingan sengit dari produsen mobil listrik lain, terutama dari Tiongkok. Perusahaan seperti BYD dan NIO kini tak hanya menjual di dalam negeri, tetapi juga mulai merambah pasar Eropa dan Asia Tenggara dengan harga yang jauh lebih kompetitif.

Selain itu, tarif tinggi yang diberlakukan AS terhadap produk otomotif dari Tiongkok justru memperumit rantai pasok, termasuk bagi Tesla yang masih bergantung pada komponen dari luar negeri. Tesla juga dihadapkan pada ekspektasi tinggi investor untuk terus menghasilkan profit besar meski sedang menurunkan harga produknya.

3. Perang dagang AS-China kian panas

Ilustrasi pengisian daya listrik Tesla (Pexels/Charles Criscuolo)

Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China semakin memanas dalam beberapa hari terakhir. AS misalnya telah menaikkan tarif impor hingga 145 persen untuk kendaraan listrik asal Tiongkok, sebagai upaya melindungi produsen domestik dari banjir mobil murah.

Langkah ini mendapat reaksi keras dari Beijing, yang mengancam akan membalas tarif tersebut dengan menaikkan bea masuk terhadap produk otomotif AS, termasuk kendaraan dan komponen elektronik buatan Tesla.

Situasi ini membuat Tesla berada di posisi sulit, terutama karena mereka memiliki pabrik besar di Shanghai dan menjual banyak unit ke pasar global. Jika tarif dan hambatan ekspor terus meningkat, biaya produksi Tesla bisa ikut naik, dan strategi penurunan harga jadi lebih sulit untuk diterapkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us