Penjualan Mobil Listrik Anjlok di AS, Ini Penyebabnya

- Penurunan penjualan mobil listrik baru di AS
- Faktor turunnya penjualan, meningkatnya minat mobil listrik bekas
- Keterbatasan pasokan dan harga menjadi kunci utama
Penjualan mobil listrik baru di Amerika Serikat mengalami penurunan tahunan yang cukup signifikan. Berdasarkan data terbaru dari Cox Automotive yang dikutip dari laman Carscoops pada Sabtu, 22 Juni 2025, tercatat penurunan sebesar 10,7 persen secara year-on-year.
Meskipun ada kenaikan penjualan pada periode April hingga Mei, secara keseluruhan tren tahunan tetap menunjukkan penurunan. Apa yang menyebabkan penjualan mobil listrik di Amerika Serikat anjlok?
1. Penyebab turunnya penjualan mobil listrik

Salah satu faktor yang sempat mendongkrak penjualan di awal kuartal dua adalah turunnya harga rata-rata mobil listrik baru. Harga ini turun sebesar 2,3 persen menjadi sekitar 7.734 dolar AS atau sekitar Rp947,5 juta. Selain itu, pemerintah AS juga meningkatkan insentif pembelian mobil listrik, dengan rata-rata naik 19,4 persen atau sekitar 8.226 dolar AS.
Meski begitu, insentif ini tampaknya belum cukup kuat untuk membalikkan tren penurunan tahunan. Konsumen di pasar mobil baru tampak masih ragu, sebagian besar karena faktor harga total, pilihan model, dan infrastruktur pengisian daya yang belum merata.
2. Mobil listrik bekas semakin diminati

Sementara penjualan mobil listrik baru menurun, pasar mobil listrik bekas justru menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Penjualan mobil listrik bekas meningkat 1,1 persen dibanding bulan sebelumnya dan melonjak 32,1 persen secara tahunan. Artinya, lebih banyak konsumen di Amerika Serikat kini mempertimbangkan opsi kendaraan listrik bekas sebagai alternatif yang lebih ekonomis.
Harga rata-rata transaksi mobil listrik bekas juga mengalami kenaikan, yaitu 0,9 persen secara bulanan dan 2,6 persen secara tahunan, dengan nilai transaksi rata-rata mencapai 36.053 dolar AS atau sekitar Rp591,6 juta. Menariknya, hampir setengah dari mobil listrik bekas yang terjual, yakni 49,6 persen, merupakan Tesla, menandakan kuatnya daya tarik merek ini di segmen kendaraan bekas. Data juga menunjukkan bahwa kesenjangan harga antara mobil listrik bekas dan kendaraan berbahan bakar konvensional kini menyempit menjadi kurang dari 2.000 dolar AS, membuat kendaraan listrik semakin kompetitif.
3. Keterbatasan pasokan dan harga jadi kunci utama

Salah satu tantangan terbesar di pasar mobil listrik adalah pasokan. Diler-diler mobil di AS biasanya memiliki persediaan mobil listrik baru untuk 111 hari, namun hanya memiliki persediaan mobil listrik bekas untuk sekitar 40 hari. Ini berarti pasokan mobil listrik bekas masih 11 persen lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, dan jauh di bawah ketersediaan mobil baru.
Menurut analisis dari Cox Automotive, faktor harga tetap menjadi pertimbangan utama bagi konsumen dalam memilih kendaraan listrik. Turunnya harga dan meningkatnya insentif belum sepenuhnya cukup untuk mendorong lonjakan pembelian mobil listrik baru. Sebaliknya, mobil bekas memberikan nilai lebih yang menarik bagi konsumen, terutama mereka yang ingin beralih ke kendaraan listrik tanpa membayar harga premium.
Dengan tren ini, pasar kendaraan listrik bekas diperkirakan akan terus tumbuh, sementara produsen harus menyesuaikan strategi harga dan distribusi untuk mendongkrak kembali penjualan unit baru di tengah persaingan yang semakin ketat.