Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Toyota Bakal Akuisisi Neta, Kembangkan Sayap di China

Ilustrasi pabrik Toyota (global.toyota.com)
Intinya sih...
  • Toyota berencana mengakuisisi Neta Auto, produsen mobil listrik China yang mengalami krisis finansial.
  • Neta Auto mengalami kegagalan pendanaan dan produksi dihentikan, dengan kerugian kumulatif 18,3 miliar yuan selama tiga tahun terakhir.
  • Neta masih mempertahankan aset teknologi penting dan mendapat dukungan finansial dari pemasok utama serta lembaga Thailand dan Solotech dari Hong Kong.

Toyota dikabarkan berencana mengakuisisi Neta Auto, perusahaan mobil listrik asal China yang sedang mengalami kesulitan keuangan. Langkah ini dilakukan Toyota sebagai upaya memperkuat posisi mereka di pasar otomotif China yang sangat kompetitif, khususnya di segmen kendaraan listrik yang sedang tumbuh pesat

Neta Auto sedang menghadapi masalah finansial sejak pertengahan tahun 2024, mulai dari penghentian produksi hingga pemutusan hubungan kerja massal. Meski demikian, Neta berupaya keras untuk mendapatkan pendanaan tambahan demi menyelamatkan perusahaan, namun beberapa rencana pendanaan yang dijalankan gagal terealisasi.

Kondisi ini membuka peluang bagi Toyota untuk masuk dan mengambil alih, sekaligus memanfaatkan teknologi dan jaringan lokal Neta untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik mereka di China.

1. Krisis keuangan yang melanda Neta Auto

Neta V-II meluncur di Indonesia (neta.co.id)

Neta Auto menghadapi krisis berat yang berawal pada pertengahan 2024. Produksi dihentikan sementara, dan perusahaan harus melakukan pemutusan hubungan kerja dalam jumlah besar sebagai dampak langsung dari masalah keuangan ini. Pada Februari 2025, Neta mencoba menggalang dana melalui pendanaan putaran E sebesar 4 hingga 4,5 miliar yuan, namun gagal mencapai target tersebut. Investor utama yang sempat mendukung dengan janji dana 3 miliar yuan akhirnya menarik diri karena produksi belum bisa dimulai kembali dan jaminan investasi belum terpenuhi.

Masalah ini diperparah oleh kekurangan suku cadang yang menyebabkan pabrik Neta di Tongxiang yang sempat dibuka pada Januari tidak bisa melanjutkan produksi. Kerugian kumulatif Neta mencapai 18,3 miliar yuan selama tiga tahun terakhir, dengan utang kepada pemasok sebesar 6 miliar yuan. Kondisi ini mencerminkan betapa beratnya tantangan yang dihadapi Neta untuk bertahan di pasar otomotif China yang penuh tekanan.

2. Nilai teknologi dan dukungan dari pemasok

Neta X (neta.hk)

Walaupun menghadapi kekacauan keuangan dan operasional, Neta masih mempertahankan beberapa aset teknologi penting. Pada akhir Maret 2025, perusahaan berhasil mendapatkan perjanjian utang untuk ekuitas sebesar 2 miliar yuan dari 134 pemasok utama mereka. Selain itu, lembaga-lembaga dari Thailand dan Solotech dari Hong Kong juga memberikan dukungan finansial yang membantu menjaga perusahaan tetap bertahan.

Dukungan ini menunjukkan bahwa meskipun Neta sedang dalam masa sulit, nilai teknologi dan jaringan pemasoknya masih dianggap berharga oleh para pemangku kepentingan. Hal ini bisa menjadi salah satu daya tarik bagi Toyota jika benar-benar melakukan akuisisi, karena aset-aset ini akan memperkuat kemampuan Toyota untuk mempercepat penetrasi kendaraan listrik di China. 

3. Bantahan rencana akuisisi

Toyota bZ3C (carnewschina.com)

Jika akuisisi terjadi, Toyota dapat memanfaatkan aset teknologi dan pengetahuan lokal Neta untuk memperkuat portofolio mobil listriknya di pasar China. Ini akan menjadi langkah strategis penting bagi Toyota yang selama ini relatif terlambat masuk ke pasar kendaraan listrik China dibandingkan pesaing lain.

Namun, hingga saat ini, pihak Toyota China melalui Direktur Komunikasi Merek, Xu Yiming, membantah rumor tersebut dengan mengatakan, “Kami belum mendengar apa pun tentang ini!” katanya seperti dikutip dari ANTARA yang mengurip dari CarnewsChina.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us