5 Fakta VW Kodok, dari Hitler hingga Era Millennial

VW kodok digunakan dalam beragam film Hollywood

VW Beetle atau dikenal di Indonesia dengan VW kodok disebut oleh Adolf Hitler sebagai mobil rakyat di tahun 1930an. Konon mobil ini dirancang oleh Ferdinand Porsche atas perintah langsung Hitler.

Mobil ini didesain sebagai mobil yang terjangkau, praktis, dan bisa diandalkan. Mobil yang memiliki lekukan khas dan membulat ini pada tahun 1960an merupakan simbol dari etos ‘small is beautiful’ dan merupakan counter culture pada masanya.

VW Kodok ini juga mewarnai jalanan Indonesia terutama pada tahun 1990-an. Bentuknya yang bulat layaknya seekor kodok raksasa membuatnya berbeda dari mobil kebanyakan yang saat itu berbentuk boxy yang dikeluarkan oleh pabrikan Jepang.

Setelah sekitar 80 tahun diproduksi, akhirnya mobil ini dipensiunkan oleh Volkswagen. Berikut adalah lima fakta mengenai VW Kodok.

1. Produksi awal atas titah Adolf Hitler

5 Fakta VW Kodok, dari Hitler hingga Era Millennialfortune.com

Pada tahun 1938, dalam usahanya untuk menciptakan mobil yang terjangkau bagi para pekerja, Adolf Hitler memerintahkan secara khusus seorang engineer bernama Ferdinand Porsche untuk mendesain mobil yang simpel sekaligus hemat untuk rakyat.

Pada bulan Mei Hitler meletakkan batu pertama dalam pembuatan pabrik produsen mobil Volkswagen di Wolfsburg Jerman. Ketika perang dunia II produksi mobil ini dihentikan, namun beberapa mobil tetap diproduksi bagi para tentara perwira Jerman.

Di tahun 1946, setelah perang dunia usai, pabrik VW berada di bawah kekuasaan Inggris. Di tahun itu VW Beetle terjual sejumlah 10.000 unit. Dari situ popularitas VW kodok ini mulai terasa, hingga sampai satu dekade kemudian, mobil ini telah terjual sebanyak satu juta unit.

2. Marketing pemasaran yang brilian

5 Fakta VW Kodok, dari Hitler hingga Era Millennialcarstyling.ru

Pada tahun 1949 mobil ini pun dijual di Amerika Serikat. Namun dikarenakan masih ada kekhawatiran tentang apa pun yang berasal dari Jerman, di tahun itu hanya ada dua buah VW Beetle yang terjual.

Butuh 10 tahun agar mobil ini bisa dikenal dan mulai laku di pasaran. Satu dekade kemudian, tepatnya pada tahun 1959 perusahaan mobil ini pun melancarkan kampanye yang unik untuk mendongkrak penjualan mobilnya.

Popularitas mobil mungil ini tidak lepas dari strategi marketing yang unik yang dilakukan oleh perusahaan advertising berbasis di New York bernama Doyle Dane Bernbach. Sang copywriter perusahaan itu mengenalkan frase “Think small” untuk menjual mobilnya.

Pada tahun 1999, media periklanan ternama, Advertising Age, menobatkan iklan VW Beetle ini sebagai salah satu iklan terbaik dalam satu abad. Brand ini sejajar dengan nama yang lebih dulu terkenal dalam dunia periklanan seperti Coca Cola, Marlboro, Nike, dan McDonalds.

Konsep yang aneh dan mengutamakan fungsionalitas daripada sekedar penampakan fisik membuat semua orang terkejut. Industri periklanan berubah sejak iklan VW Beetle ini.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Mobil Sedan Murah yang Pernah Jadi Tren Anak 90an

3. Memiliki nama yang unik di setiap negara

5 Fakta VW Kodok, dari Hitler hingga Era Millennialblackxperience.com

Karena bentuknya yang ikonik, mobil ini memiliki penamaan khas yang unik di setiap negara. Di negara Prancis misalnya, VW Beetle ini dikenal dengan nama Cocinelle yang berarti serangga betina.

Kemudian di Italia, mobil ini dipanggil dengan nama Fusca yang berarti kumbang. Kemudian di Meksiko mobil ini dikenal dengan nama Peta yang berarti kura-kura. Selain itu di Indonesia, mobil ini dikenal dengan VW kodok.

Ketika dijual di Brazil pada tahun 1950an, mobil ini menjadi solusi untuk kendaraan yang murah dan mudah untuk diperbaiki untuk kalangan pekerja kelas bawah. Apalagi waktu itu Brazil sedang mengalami inflasi yang parah.

Di negara ini juga, VW Beetle membukukan sejarah dengan menjadi mobil yang paling banyak dijual di Brazil dalam 44 tahun dengan penjualan sebanyak 3,3 juta unit.

4. Simbol dari Pop Culture

5 Fakta VW Kodok, dari Hitler hingga Era Millennialfortune.com

Karena bentuknya yang unik dan berbeda, VW Beetle ini dipakai dalam beragam pemasaran musik atau film populer. The Beatles misalnya dalam cover album ternamanya Abbeys Road memuat mobil VW Beetle. Mobil ini kini dipajang dalam museum Volkswagen di Jerman.

Mobil ini juga menarik industri film Hoolywood. Film Herbie dan The Bug yang diproduksi Disney pada tahun 1960an misalnya. Mobil ini semakin terkenal di dunia, termasuk di Indonesia setelah dibuat remake-nya pada tahun 2005 yang dibintangi oleh Lindsay Lohan. Dalam lelang , mobil yang ada ada film ini dilelang dan terjual dengan harga $126.500.

Dalam serial kartun Transformers juga Bumblebee merupakan bentuk transformasi dari VW Beetle. Kemudian pada kartun The Real Ghostbusters mobil ini pun dipakai oleh salah satu karakter serial kartun tersebut.

Mobil ini pun dipakai untuk menggambarkan seorang anak muda yang keren, misalnya dalam video klip musik Mandy Moore yang berjudul Candy yang dirilis pada tahun 1999. Singkatnya dari tahun 1960-2000an mobil ini identik dengan identitas anak muda yang ingin berbeda dari yang lainnya.

5. Produksi terakhir di tahun 2019

5 Fakta VW Kodok, dari Hitler hingga Era Millennialfortune.com

Kini penjualan VW Beetle semakin surut. Pamornya pun telah menurun jauh. Untuk pasar Amerika Serikat saja, pada tahun 2018 mobil ini hanya terjual sekitar 1500 unit. Hal ini tak lepas dari konsumen yang kebih menginginkan mobil jenis SUV. Data menunjukkan bahwa 70% mobil yang terjual di Amerika Serikat adalah jenis SUV.

Berdasarkan pertimbangan di atas, akhirnya setelah sekitar 80 tahun diproduksi, VW mengumumkan akan memensiunkan mobil ikoniknya ini. Tepatnya pada 10 Juli 2019, VW Beetle resmi tak lagi diproduksi.

Lokasi pabriknya di Meksiko kelak akan digunakan untuk memproduksi mobil VW jenis SUV untuk memenuhi pasar Amerika Utara. Perayaan pun dilakukan di pabrik tersebut dengan seremoni musik pop tradisional Meksiko.

Baca Juga: 5 Jenis Mobil Rolls Royce yang Super Mewah, Segini Harganya!

zaki Photo Verified Writer zaki

pemalu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya