Kenapa Motor Bergetar Saat Direm Mendadak?

- Cakram bengkok atau permukaan tidak rata bikin rem “nyentak-nyentak”
- Kampas glazing, kontaminasi, atau bedding-in yang buruk membuat gesekan tidak stabil
- Ban, bearing, dan kaki-kaki bikin getar terasa makin parah walau sumbernya kecil
Pernah nggak, saat kamu ngerem agak dalam—misalnya mau berhenti mendadak atau turun dari kecepatan tinggi—motor terasa bergetar? Kadang getarnya terasa di setang, kadang di bodi, bahkan ada yang terasa seperti ngeden di roda depan. Sensasinya bikin waswas, karena pengereman harusnya stabil dan lurus.
Getar saat ngerem kenceng itu tidak selalu berarti rem kamu habis. Seringnya, itu kombinasi antara permukaan piringan, kampas, ban, sampai komponen roda yang sudah tidak presisi. Kuncinya: lihat gejalanya muncul di mana, dan kapan getarnya terasa paling parah.
1. cakram bengkok atau permukaan tidak rata bikin rem “nyentak-nyentak”

Penyebab paling umum adalah cakram (disc) yang tidak rata. Ini bisa terjadi karena cakram sedikit bengkok, mengalami “runout”, atau ada bagian permukaan yang ketebalannya beda (sering disebut DTV: disc thickness variation). Saat kampas menekan cakram yang tidak rata, tekanan tidak konstan: kadang menggigit lebih kuat, kadang lebih lepas, berulang sangat cepat. Hasilnya terasa sebagai getaran, terutama di rem depan dan setang.
Cakram bisa berubah bentuk karena panas berlebih (pengereman ekstrem berulang), pemasangan roda yang tidak tepat, atau terkena benturan. Tanda khasnya: getar makin kuat saat kecepatan lebih tinggi dan saat tuas rem ditekan lebih dalam. Kadang muncul juga suara “gruk-gruk” halus. Kalau cakram sudah bergelombang, pengamplasan ringan sering tidak cukup—biasanya perlu dibubut (jika memungkinkan) atau ganti, tergantung ketebalan minimalnya.
2. kampas glazing, kontaminasi, atau bedding-in yang buruk membuat gesekan tidak stabil

Kampas rem yang bagus pun bisa bikin getar kalau permukaannya glazing (mengkilap licin karena panas) atau terkontaminasi (kena oli, lumpur, atau residu). Kampas yang glazing cenderung “selip-gigit” sehingga terjadi getaran mikro yang bisa terasa besar saat pengereman keras. Selain itu, proses bedding-in (penyatuan permukaan kampas dan cakram) yang kurang benar bisa menciptakan transfer layer yang tidak merata di cakram. Lapisan transfer yang tidak rata ini bikin titik gesek berbeda-beda tiap putaran, lalu muncullah getar.
Gejala kampas bermasalah sering terasa seperti rem “nggigit-ilek” atau tidak smooth. Kadang tuas terasa normal, tapi motor kaya “nahan” secara tidak konsisten. Solusi bisa mulai dari membersihkan sistem rem, mengampelas tipis permukaan kampas (jika masih tebal dan aman), lalu lakukan bedding-in dengan benar. Kalau kampas sudah keras, retak, atau terkontaminasi parah, ganti biasanya lebih masuk akal.
3. ban, bearing, dan kaki-kaki bikin getar terasa makin parah walau sumbernya kecil

Kadang sumber getar bukan dari remnya, tapi dari ban dan komponen roda. Ban depan yang benjol, aus bergelombang, atau tekanan anginnya tidak pas bisa membuat motor bergetar saat beban pindah ke depan ketika ngerem. Ketika pengereman keras, beban roda depan naik tajam; masalah kecil di ban langsung “kebaca” sebagai getaran.
Selain ban, cek bearing roda. Bearing yang mulai aus bisa menimbulkan wobble halus, lalu saat rem ditekan, wobble itu terasa seperti getaran kuat. Komponen lain seperti head bearing (komstir) yang kendor juga sangat sering jadi biang: saat ngerem, setang terasa getar atau ada “ketukan” kecil. Bahkan shock depan yang lemah atau bushing yang aus bisa memperparah, karena roda tidak lagi terkontrol rapat saat menerima gaya pengereman.
Kesimpulannya, motor bergetar saat ngerem kenceng biasanya berasal dari cakram yang tidak rata, kampas yang gesekannya tidak stabil, atau kombinasi ban–bearing–komstir yang sudah tidak presisi. Mulai pengecekan dari yang paling mudah: tekanan dan kondisi ban, lalu bearing dan komstir, baru fokus ke cakram dan kampas. Kalau ditangani tepat, rasa ngerem bakal balik stabil dan bikin lebih pede di jalan.


















