Meski pamornya terus meredup, masih banyak pabrikan yang merilis sepeda motor bebek. Namun, untuk memenuhi selera pasar kekinian, perusahaan pun menghadirkan moped super, dengan mesin berkapasitas hingga 150cc.
Sebelumnya, selain moped low-end 110cc, motor bebek di dalam negeri juga banyak yang memakai mesin 125cc. Sayangnya, satu per satu disuntik mati karena kalah pamor dengan skutik. Nah, ini deretan motor bebek 125cc yang sempat hadir di Indonesia.
Mewarisi klan Nova, varian Nova Dash pertama kali dilemparkan Honda ke pasaran sekitar dekade 1990-an. Sebagai penerus Nova Tena, sepeda motor ini sudah menerima upgrade mesin, dari semula 110cc menjadi 125cc.
Hadir di segmen ayago, Nova Dash kala itu bisa dibilang sebagai moped dengan tampilan yang kece. Pada tahun 1998, sempat pula dihadirkan New Nova Dash RS125 yang memiliki lekukan bodi yang ciamik.
Dihadirkan secara CBU dari Thailand pada tahun 2001, kala itu, Honda Nova Sonic 125 RS tersedia setidaknya dalam dua tipe. Model Standard dan model Super sempat wara-wiri menghiasi jalanan dan arena sirkuit dalam negeri.
Di bagian jantung pacu, motor ayago dengan desain eye catching ini membawa mesin SOHC, 2 katup, dengan kubikasi 125cc. Dengan bekal tersebut, Nova Sonic 125 RS disebut-sebut mampu meletupkan tenaga maksimal 13,5 HP.
Sepeda motor ini pertama kali mengaspal di jalanan Indonesia pada medio 2000-an lalu. Kala itu, Honda Supra X 125 merupakan transformasi dari Honda Supra X yang terlebih dahulu populer sebagai moped low-end sejak pertengahan 1990-an.
Di Indonesia, setidaknya motor ini sempat hadir dalam dua tipe, yakni Supra X 125R dan Supra X 125D. Kemudian, pada tahun 2011, PT AHM menghadirkan tipe Supra X 125 Helm-in sebelum motor ini berubah menjadi Honda Supra GTR150.
Sebelum Supra X 125, Honda pernah menelurkan motor bebek 125cc dalam diri Karisma. Kuda besi ini dirilis sekitar tahun 2002 lalu, yang tersedia dalam dua tipe, yakni Karisma 125D dan Karisma X 125 yang lebih ramping.
Saat pertama kali mengaspal, Honda Karisma memang sempat happening, salah satunya karena punya mesin yang besar untuk moped di zamannya. Sayangnya, produk ini gagal di pasaran dan hanya bertahan kurang lebih tiga tahun.
Diluncurkan hampir berbarengan dengan Honda Karisma, Kirana mungkin bisa dibilang sebagai proyek coba-coba pabrikan sayap mengepak. Motor ini dibekali mesin 4-tak berkapsitas 124,9cc, yang diklaim mampu meletupkan power 6,7 kW pada 7.500 rpm.
Sayangnya, seperti Karisma, ternyata Kirana juga gagal memikat hati konsumen dalam negeri. Meski punya mesin jumbo, bodi motor yang juga disebut Dream 125 ini dianggap sangat jadul (mirip Honda Grand), serta suku cadangnya yang sulit dicari.
Motor bebek ini hadir dengan desain cukup unik. Ketika para kompetitor masih mengusung lampu depan di bagian setang, maka Honda membekali Blade dengan lampu utama di area dek, mirip dengan kepunyaan skuter matik.
Awalnya bermesin 110cc, Honda lantas menaikkan dapur pacu Blade menjadi 125cc pada tahun 2014. Sayangnya, penjualan Honda Blade gak memuaskan meski sudah disuntik teknlogi injeksi. Alhasil, motor ini harus masuk kotak pada akhir 2018.
Pertama kali dirilis pada tahun 1996 dengan mesin 110cc, Shogun menerima upgrade dari Suzuki. Model yang keluar tahun 2004 dihadirkan dengan dapur pacu berkapasitas 125cc, sedangkan versi low-end digantikan varian Smash.
Suzuki Shogun sendiri sempat hadir dalam beberapa model, seperti Shogun 125R, Shogun 125SP, dan Shogun 125 FI. Kemudian, versi Shogun Axelo menjadi seri terakhir salah satu moped yang pernah menjadi andalan Suzuki ini.
Sebelum tenar sebagai merk motor sport, Kawasaki juga sempat merilis motor bebek ke pasaran dalam negeri. Bernama Kaze, kuda besi ini bisa dibilang sebagai moped paling maju di zamannya, dengan mesin berkapasitas 111,6cc.
Kemudian, pada milenium ketiga, Geng Ijo melakukan revisi dengan menambah kubikasi mesin Kaze menjadi 125cc. Bernama Kaze R 125, sepeda motor ini mengaspal sekitar tahun 2005 sebelum digantikan versi Kaze ZX130.
Blitz Joy R secara garis besar masih mengambil basis dari Kawasaki Blitz. Namun, jika seri sebelumnya cuma dibekali mesin 102cc, maka varian Blitz Joy R sudah menggendong dapur pacu 125cc dengan daya 9,9 PS pada putaran 8.000 rpm.
Sayangnya, seperti Kawasaki Kaze R 125, penjualan sepeda motor ini ternyata tidak cukup menggembirakan. Konsumen dalam negeri kala itu agaknya lebih tertarik pada merek tradisional seperti Honda, Suzuki dan Yamaha.
Ini sebenarnya dihadirkan untuk bersaing di segmen ayago yang tengah booming di pertengahan 2000-an. Saat itu, Kawasaki Athlete berhadapan langsung dengan Suzuki Satria F150 dan Honda Sonic 150R di kelas yang sama.
Hadir dalam setidaknya tiga generasi, model Athlete Pro bisa dibilang sebagai yang paling terkenal. Motor ini punya konsep hybrid, dengan tangki bensin di atas rangka utama. Sayangnya, usianya gak lama dan akhirnya masuk kotak.
Salah satu motor bebek 2-tak legendaris yang sekarang menjadi buruan banyak orang, terutama kolektor. Dihadirkan sekitar medio 2000-an lalu, harga Yamaha 125Z saat ini kabarnya bisa menyentuh angka Rp50 jutaan untuk model Movistar Edition.
Padahal, ketika pertama kali dirilis, sepeda motor ini bisa dibilang gagal di pasaran. Harganya yang mahal menjadi alasan banyak orang enggan melirik Yamaha 125ZR. Bayangkan, di era tersebut, pabrikan melepas motor ini dengan harga Rp21 jutaan.
Selain pabrikan Jepang, merk asal India juga punya gacoan di segmen bebek 125cc. Bernama TVS Rockz, sepeda motor ini memiliki fitur yang agak nyentrik dibandingkan pesaing, yakni sudah dibekali fitur MP3 player.
Di bagian jantung pacu, TVS membekali Rockz dengan mesin 125cc, yang diklaim punya daya puncak 9,8 HP. Hadir dalam lima varian warna, termasuk merah putih dan biru hitam, motor ini bahkan sempat meraih Best Bebek 125cc di Otomotif Award 2012.
Nah, itu tadi deretan motor bebek berkapasitas 125cc yang sempat hadir di jalanan Indonesia. Sayangnya, sebagian besar sudah tidak diproduksi lagi.