10 Negara dengan Belanja Militer Paling Boros, AS Masih Nomor 1

- Amerika Serikat (997 miliar dolar AS), pengeluaran militer terbesar di dunia
- China (314 miliar dolar AS), pesaing utama AS dalam meningkatkan anggaran pertahanan
Belanja militer dunia terus meroket dalam sembilan tahun terakhir. Ketegangan geopolitik seperti perang di Ukraina, konflik di Timur Tengah, hingga kompetisi teknologi militer antarnegara besar jadi alasan utamanya. Tahun 2024, total pengeluaran militer global mencapai 2,6 triliun dolar Amerika Serikat (AS), sebuah angka yang luar biasa besar untuk sektor non-sipil.
Amerika Serikat masih mendominasi dengan angka yang sulit disaingi. Tapi bukan cuma AS dan China yang jor-joran, negara-negara lain juga mulai berlomba memperkuat pertahanan demi stabilitas dan pengaruh global.
Yuk, simak daftar lengkap 10 negara dengan belanja militer paling boros tahun 2024 berdasarkan data SIPRI Military Expenditure Database.
1. Amerika Serikat (997 miliar dolar AS)

Amerika Serikat tetap berada di puncak sebagai negara dengan anggaran militer terbesar di dunia. Jumlah ini hampir menyentuh 1 triliun dolar AS atau tepatnya 997 miliar dolar AS, dan lebih dari tiga kali lipat pengeluaran China.
Fokus utamanya ada pada pengembangan teknologi militer seperti kecerdasan buatan, sistem drone, hingga pertahanan luar angkasa.
2. China (314 miliar dolar AS)

Sebagai pesaing utama AS, China terus meningkatkan anggaran pertahanannya secara agresif.
Pemerintah China fokus pada penguatan angkatan laut, pengembangan jet tempur generasi baru, dan kemampuan siber. Langkah ini mencerminkan ambisi mereka untuk menjadi kekuatan militer global penuh.
3. Rusia (149 miliardolar AS)

Konflik berkepanjangan dengan Ukraina jadi pendorong utama lonjakan belanja militer Rusia. Meskipun terkena sanksi ekonomi internasional, Rusia tetap all out dalam membiayai operasional dan modernisasi tentaranya.
Negara ini masih memprioritaskan senjata strategis seperti rudal balistik dan sistem pertahanan udara.
4. Jerman (88 miliar dolar AS)

Setelah invasi Rusia ke Ukraina, Jerman mengubah pendekatannya terhadap pertahanan.
Pemerintah mengalokasikan dana besar untuk memperkuat militer dan menepati komitmen sebagai anggota NATO. Modernisasi senjata dan pelatihan militer jadi prioritas utama tahun ini.
5. India (86 miliar dolar AS)

India punya kepentingan besar untuk menjaga stabilitas di kawasan Asia Selatan. Selain memperkuat pertahanan darat, laut, dan udara, India juga mulai serius mengembangkan industri militer dalam negeri.
Dengan potensi konflik regional dan rivalitas dengan China, langkah ini dinilai sangat strategis.
6. Inggris (82 miliar dolar AS)

Inggris tetap aktif sebagai pemain utama di panggung militer dunia. Sebagian besar anggaran digunakan untuk memperbarui sistem pertahanan, termasuk kapal induk dan jet tempur.
Sebagai bagian dari NATO, Inggris juga berperan dalam misi-misi internasional.
7. Arab Saudi (80 miliar dolar AS)

Arab Saudi termasuk negara Timur Tengah dengan anggaran militer tertinggi. Mayoritas dana digunakan untuk membeli senjata dari negara Barat, terutama Amerika Serikat.
Letak geografis dan potensi ancaman regional membuat Saudi selalu menjaga postur militernya tetap kuat.
8. Ukraina (65 miliar dolar AS)

Pengeluaran militer Ukraina melonjak drastis sejak invasi Rusia.
Sebagian besar anggaran berasal dari bantuan negara-negara Barat, termasuk AS dan Uni Eropa. Dana ini digunakan untuk membeli senjata, membiayai tentara, dan memperkuat sistem pertahanan.
9. Prancis (65 miliar dolar AS)

Sebagai negara dengan pengaruh global, Prancis aktif dalam banyak misi militer internasional.
Anggaran tahun ini banyak difokuskan pada modernisasi persenjataan dan pengembangan teknologi tempur. Mereka juga terus memperkuat peran dalam NATO dan kawasan Afrika.
10. Jepang (55 miliar dolar AS)

Jepang mulai bertransformasi dari militer defensif ke arah yang lebih modern dan aktif.
Meskipun masih dibatasi oleh konstitusi pasifis, Jepang kini berinvestasi besar dalam teknologi pertahanan canggih. Fokus mereka termasuk sistem rudal jarak jauh dan kecerdasan buatan.
Tren peningkatan belanja militer global bukan cuma soal pamer kekuatan, tapi juga strategi geopolitik dan teknologi. Negara-negara besar kini berlomba bukan hanya dalam jumlah pasukan, tapi juga dalam inovasi sistem pertahanan.
Dalam dunia yang makin tidak pasti, kekuatan militer dianggap jadi salah satu cara menjaga posisi dan pengaruh di panggung internasional.
Buat kamu yang tertarik dengan isu global, daftar ini bisa jadi gambaran betapa seriusnya negara-negara mempersiapkan diri menghadapi tantangan zaman. Entah untuk bertahan, bersaing, atau berinvestasi di sektor pertahanan, semuanya menunjukkan: dunia belum sepenuhnya damai.