Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Dorong Negara Asia Tingkatkan Belanja Militer untuk Hadapi China  

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth. (U.S. Secretary of Defense, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth mendorong negara Asia untuk menaikkan anggaran pertahanan mereka. Seruan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran AS terhadap ancaman China yang dinilai semakin meningkat di kawasan Indo-Pasifik.

Hegseth menyampaikan pandangannya ini dalam sebuah pidato di forum keamanan Shangri-La Dialogue di Singapura, Sabtu (31/5/2025). Ia menyoroti berbagai persiapan militer yang dilakukan Beijing.

Pemerintahan Presiden Donald Trump juga disebut berkomitmen mencegah Taiwan jatuh ke tangan China. AS meminta sekutunya di Asia untuk lebih aktif berkontribusi dalam pertahanan bersama, dilansir CNN.

1. Sebut China sedang siapkan operasi militer terhadap Taiwan

Hegseth memaparkan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) kini semakin intensif menggelar latihan militer. Kegiatan ini dianggap sebagai persiapan serius untuk kemungkinan aksi militer terhadap Taiwan.

Hegseth juga menyebut adanya arahan dari pemimpin China Xi Jinping agar pasukannya siap menginvasi Taiwan pada 2027. Meskipun AS menyatakan tidak mencari konflik dengan China, Hegseth mengingatkan bahwa negaranya tidak akan mundur dari Indo-Pasifik.

"Harus jelas bagi semua bahwa Beijing memang sedang bersiap untuk menggunakan kekuatan militer guna mengubah keseimbangan kekuatan di Indo-Pasifik. Tidak ada alasan untuk menyembunyikannya, ancaman yang ditimbulkan China itu nyata, dan bisa jadi sudah dekat," kata Hegseth, dilansir The Guardian.  

Tindakan China terhadap negara-negara tetangga serta klaim dan aktivitasnya di Laut China Selatan juga menjadi perhatian. Hegseth menilai situasi ini patut menjadi perhatian negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.

2. Sarankan negara Asia mencontoh Eropa

Menhan AS meminta sekutunya di Asia untuk menaikkan investasi pertahanan nasional mereka. Menurutnya, pencegahan yang efektif membutuhkan biaya besar dan ketersediaan waktu sangat penting.

AS disebut tidak bisa menghadapi semua tantangan sendirian dan memerlukan mitra yang aktif. Hegseth mencontohkan negara-negara Eropa yang juga didorong Amerika untuk menambah anggaran pertahanan. 

"Anggota NATO kini berjanji membelanjakan lima persen PDB untuk pertahanan, bahkan Jerman. Jadi, tidak masuk akal jika Eropa melakukan itu sementara sekutu AS di Asia belanja lebih sedikit padahal ancamannya lebih besar, termasuk dari Korea Utara," tutur Hegseth, dilansir CNA. 

Studi terbaru dari International Institute for Strategic Studies (IISS) menunjukkan belanja senjata dan riset pertahanan di beberapa negara Asia memang meningkat. Angka ini di atas rata-rata belanja tahunan sekitar 1,5 persen PDB selama dekade terakhir.

3. AS umumkan berbagai kerja sama baru di Indo-Pasifik

ilustrasi bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/Brandon Mowinkel)

AS mengumumkan rencana kerja sama pertahanan baru di Indo-Pasifik. Rencana ini meliputi perluasan fasilitas perbaikan kapal perang dan pesawat militer. Kerja sama lain termasuk uji coba tembak sistem rudal jarak menengah AS pertama di Australia dalam beberapa bulan mendatang.

Hegseth menyatakan AS tidak berniat memaksa negara Asia mengikuti kebijakan atau ideologi Amerika. Sebaliknya, AS ingin bermitra atas dasar kepentingan bersama demi perdamaian dan kemakmuran kawasan. 

Namun, seruan Hegseth menuai kritik, salah satunya dari Senator Demokrat AS Tammy Duckworth, yang hadir di forum itu.

"Saya pikir komentar Hegseth terkesan merendahkan teman-teman kita di Indo-Pasifik secara khusus," kata Duckworth.

Forum Shangri-La Dialogue tahun ini juga ditandai absennya delegasi tingkat tinggi China, yang turut disinggung Hegseth. Beijing hanya mengirim perwakilan akademisi, bukan menteri pertahanan yang biasa hadir, di tengah meningkatnya ketegangan dengan Washington.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us