Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) telah berhasil menjadi salah satu negara dengan ekonomi yang kuat dalam waktu dua dekade setelah perang. Hal ini karena terjadi industrialisasi yang pesat di negara tersebut.
Beberapa perusahaan besar di negeri ginseng itu kini menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di Korea Selatan, bahkan di dunia. Salah satunya, adalah Samsung.
Dikutip dari Visual Capitalist, perusahaan Korea Selatan dengan kapitalisasi pasar paling besar atau yang paling bernilai adalah Samsung dengan kapitalisasi pasar melebihi 360 miliar dolar AS. Samsung paling terkenal dengan ponselnya, tetapi juga merupakan pembuat peralatan utama, seperti mesin cuci, AC, dan televisi.
Bisnis semikonduktornya yang menguntungkan memasok chip ke beberapa klien terkemuka di dunia, seperti Nvidia, Qualcomm, dan IBM.
Dengan pendapatannya pada tahun lalu mendekati 197 miliar dolar AS, Samsung merupakan perusahaan elektronik terbesar kedua di dunia setelah Apple.
Ada beberapa nama Samsung lain di dalam daftar ini, yakni Samsung Biologics, yang merupakan divisi bioteknologi Samsung.
Sementara itu, LG Group yang sebelumnya dikenal sebagai Lucky-Goldstar adalah konglomerasi besar Korea lainnya. Ini termasuk bisnis di bidang bahan kimia, yakni LG Chem dan baterai, LG Energy Solution.
Adapun produsen mobil Korea, Hyundai dan Kia, juga masuk dalam daftar 10 perusahaan Korea paling bernilai.
Dikutip dari data terbaru Companies Market Cap, berikut 10 perusahaan terbesar di Korea Selatan berdasarkan kapitalisasi pasarnya:
Chaebol merupakan istilah di Korea Selatan untuk menggambarkan keluarga konglomerat yang menjalankan bisnis besar. Chaebol telah memainkan peran penting dalam pesatnya kebangkitan ekonomi Korea Selatan sejak 1960an hingga kini.
Mereka mendapat manfaat dari dukungan pemerintah pada masa rekonstruksi pascaperang, dan akses terhadap kredit, sehingga memungkinkan keluarga ini berinvestasi besar-besaran di industri-industri penting, seperti pembuatan kapal, elektronik, dan mobil. Hal tersebut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap model pertumbuhan negara yang berorientasi ekspor.
Pada saat yang sama, besarnya ukuran dan pengaruh chaebol dapat memicu kecenderungan monopoli dalam perekonomian, menghambat persaingan di sektor-sektor tertentu, menghambat pertumbuhan usaha kecil dan berpotensi menyebabkan inefisiensi.
Kritikus berpendapat, sistem chaebol dapat memperburuk kesenjangan pendapatan di Korea Selatan, dengan kekayaan terkonsentrasi di kalangan keluarga pendiri dan eksekutif puncak perusahaan.