ilustrasi KPR (vecteezy.com/kwanchai chai-udom)
Walau terlihat lebih adil dan sesuai syariat, KPR syariah punya tantangan tersendiri. Salah satu kekurangannya adalah jumlah uang muka yang biasanya lebih tinggi, yaitu minimal 20 persen. Hal ini karena sistem syariah menuntut adanya kepemilikan nyata dari bank sebelum dijual ke konsumen.
Selain itu, prosesnya juga lebih kompleks karena harus memastikan setiap akad sesuai syariat. Bahkan di beberapa daerah, KPR syariah belum tersedia luas, sehingga opsinya masih terbatas dibanding KPR konvensional.
Baik KPR syariah maupun konvensional punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kalau kamu ingin sistem yang bebas riba dan lebih transparan, KPR syariah bisa jadi pilihan tepat, apalagi buat kamu yang ingin memegang prinsip agama dalam urusan finansial. Tapi, pastikan kamu siap dengan uang muka lebih besar dan proses yang sedikit lebih rumit.
Sementara itu, KPR konvensional lebih fleksibel dalam syarat dan tersedia hampir di semua bank. Cocok buat kamu yang mengejar kemudahan proses dan cicilan lebih ringan di awal, walau tetap harus hati-hati dengan risiko bunga naik.
Jadi, pilihan akhirnya tetap ada di tangan kamu. Pahami dulu semua perbedaannya, hitung kemampuan finansial, dan pilih skema paling sesuai dengan kebutuhan serta nilai yang kamu pegang.