Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi - Lalu lintas di Shibuya, Jepang. 9 Desember 2019 (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

Jakarta, IDN Times - Permintaan minyak mulai meningkat di berbagai negara. Pemulihan aktivitas memicu permintaan minyak, bahkan di beberapa negara telah terjadi krisis energi. Hal ini pun bisa memicu inflasi.

Menurut riset yang dilakukan oleh Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia atau Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX), ancaman inflasi berpotensi menghambat pemulihan ekonomi global, dan pada akhirnya membebani pergerakan harga minyak.

1. IMF pangkas proyeksi ekonomi global 2021

Ilustrasi pertumbuhan PAD (IDN Times/Arief Rahmat)

Ancaman inflasi akibat krisis energi ini khususnya akan menghambat pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS) pascapandemik dan kekuatan industri utama lainnya.

Bahkan, hal itu juga telah mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2021 dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang dipangkas menjadi 5,9 persen dari perkiraan 6 persen yang dibuat pada bulan Juli.

Meski begitu, IMF tetap mempertahankan perkiraan pertumbuhan global 2022 sebesar 4,9 persen.

2. Proyeksi harga minyak dari ICDX

Editorial Team

Tonton lebih seru di