Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Warner Bros.
ilustrasi Warner Bros. (wbd.com)

Intinya sih...

  • Netflix memenangkan persaingan akuisisi Warner Bros. Discovery dengan nilai 82,7 miliar dolar AS, menjadikannya perusahaan hiburan terbesar di dunia.

  • Reaksi pasar negatif terhadap akuisisi tersebut, saham Netflix turun hampir 3 persen dan proses regulasi yang ketat menanti.

  • Langkah Netflix membeli Warner Bros. dianggap strategi defensif untuk mencegah aset penting jatuh ke tangan pesaing, namun masih menimbulkan ketidakpastian bagi pemegang saham.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Netflix resmi memenangkan persaingan bisnis besar dengan membeli aset streaming dan studio milik Warner Bros. Discovery (WBD) dalam kesepakatan senilai 82,7 miliar dolar AS, termasuk utang. Langkah ini mengalahkan sejumlah penawar lain seperti Paramount Skydance dan Comcast.

Aksi korporasi tersebut menandai perubahan besar dalam strategi Netflix, yang selama ini dikenal lebih memilih membangun sendiri ketimbang membeli perusahaan lain. Dengan akuisisi yang mencakup HBO, HBO Max, serta studio film dan TV Warner Bros., pertanyaan pun bermunculan mengenai dampaknya bagi bisnis dan pemegang saham.

1. Netflix resmi menang di persaingan akuisisi

ilustrasi Netflix (about.netflix.com)

Warner Bros. Discovery telah lebih dulu melelang aset studio dan streaming mereka, termasuk Warner Bros., HBO, dan HBO Max, setelah sebelumnya Paramount beberapa kali mencoba mengakuisisi perusahaan tersebut. Netflix menjadi salah satu pihak yang disebut tertarik, meskipun perusahaan sempat menghindari membahasnya dalam laporan pendapatan.

Kini Netflix menjadi perusahaan hiburan terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar yang menembus 400 miliar dolar AS. Dalam laporan media, perusahaan itu disebut pernah diremehkan oleh mantan pimpinan Warner Bros. sebagai “the Albanian army”, namun posisi Netflix kini semakin kuat.

Perusahaan akan membayar 82,7 miliar dolar AS (termasuk utang), dengan valuasi ekuitas sebesar 72 miliar dolar AS atau setara Rp1,2 kuadriliun. Dalam siaran pers, co-CEO Greg Peters mengatakan “Akuisisi ini akan meningkatkan layanan kami dan mempercepat bisnis kami selama beberapa dekade ke depan.”

2. Reaksi pasar masih dingin dan tantangan regulasi menanti

ilustrasi investasi, pasar saham (freepik.com/rawpixel.com)

Investor merespons negatif pengumuman tersebut. Pada Sabtu (6/12) pukul 16.00 WIB, saham Netflix turun hampir 3 persen di tengah volatilitas, mencerminkan skeptisisme pasar atau kekhawatiran bahwa Netflix membayar terlalu mahal.

Kesepakatan itu menilai WBD pada harga 27,25 dolar AS per saham—lebih tinggi dari harga penutupan 24,54 dolar AS sehari sebelumnya. Namun aset yang diakuisisi tidak termasuk divisi Global Networks WBD, yang menaungi CNN dan berbagai saluran kabel lain. Divisi tersebut akan dipisahkan menjadi perusahaan publik tersendiri sebelum kesepakatan dengan Netflix diselesaikan.

Selain itu, merger masih harus melalui proses regulasi yang ketat, dan Netflix memperkirakan akuisisi baru akan rampung pada 2027.

Di industri media, merger besar semacam ini sering kali menghadapi risiko tinggi. Pengalaman sebelumnya menunjukkan beberapa akuisisi serupa berakhir buruk, seperti pembelian Time Warner oleh AT&T atau merger AOL–Time Warner. Bahkan akuisisi Disney terhadap aset hiburan Fox juga dinilai sejumlah analis sebagai keputusan yang tidak menguntungkan.

3. Netflix selama ini jarang melakukan akuisisi besar

ilustrasi Netflix (unsplash.com/Mathieu Improvisato)

Netflix selama bertahun-tahun menghindari strategi M&A (Merger dan Akuisisi). Perusahaan hanya sesekali membeli aset kecil seperti MillarWorld atau studio gim seluler. Mantan CEO Reed Hastings pernah mengatakan, “Itulah yang membuat kami sukses selama 14 tahun terakhir karena kami tidak melakukan M&A.”

Karena itu, langkah membeli Warner Bros. dianggap sebagian pengamat sebagai strategi defensif untuk mencegah aset penting jatuh ke tangan pesaing. Namun aset Warner Bros.—yang meliputi perpustakaan konten dari The Wizard of Oz, Harry Potter, hingga Superman dan Batman—sangat jarang tersedia di pasar, sehingga peluang ini dinilai unik.

4. Apa dampaknya bagi investor Netflix?

ilustrasi investasi, pasar saham (freepik.com/freepik)

Hingga kini, kesepakatan tersebut menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Belum jelas apakah Netflix akan menggabungkan HBO Max ke dalam layanannya atau membiarkannya tetap berdiri sendiri. Netflix juga menyatakan akan mempertahankan perilisan film Warner Bros. di bioskop, meski selama ini perusahaan hanya merilis film secara terbatas untuk memenuhi syarat penghargaan.

Masih ada tingkat ketidakpastian tinggi bagi pemegang saham. Secara kinerja, Netflix sebenarnya tengah berada dalam momentum kuat dan tidak dalam kondisi yang memaksa perusahaan membeli aset sebesar ini. Meski demikian, perpustakaan konten dan kepemilikan merek yang luas pada Warner Bros. menjadi alasan utama terjadinya perang penawaran.

Dengan jangkauan global dan pertumbuhan bisnis yang solid, Netflix dinilai memiliki kapasitas untuk memanfaatkan potensi Warner Bros. Namun keberhasilan eksekusi tidak dijamin, dan hasil akhir bergantung pada proses persetujuan regulator yang dapat memakan waktu beberapa tahun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team