Netflix Resmi Akuisisi Studio Warner Bros Senilai Rp1,2 Kuadriliun

- Netflix resmi akuisisi studio film, TV, dan layanan streaming Warner Bros Discovery senilai 72 miliar dolar AS (sekitar Rp1,2 kuadriliun).
- Netflix akan menguasai koleksi konten Warner Bros yang besar, termasuk Harry Potter, Game of Thrones, dan karakter DC Comics.
- Akuisisi ini memicu reaksi dari Hollywood dan kreator konten serta menimbulkan kekhawatiran terhadap regulasi antimonopoli di AS.
Jakarta, IDN Times - Netflix resmi membeli bisnis studio film, TV, dan layanan streaming Warner Bros Discovery dengan nilai 72 miliar dolar AS (sekitar Rp1,2 kuadriliun). Kesepakatan ini membuat Netflix berhasil mengalahkan perusahaan besar lainnya seperti Comcast dan Paramount Skydance dalam kompetisi yang ketat selama beberapa minggu terakhir.
Kesepakatan ini menjadi perhatian karena menggabungkan salah satu layanan streaming terbesar di dunia dengan studio film tertua dan paling terkenal di Hollywood. Langkah ini diperkirakan akan mengubah persaingan di dunia streaming, cara distribusi film di bioskop, serta posisi para pembuat konten dalam industri hiburan global.
1. Detail nilai transaksi dan struktur kesepakatan
Netflix telah menandatangani perjanjian resmi untuk membeli studio film dan TV Warner Bros Discovery beserta divisi streamingnya dengan nilai sekitar 72 miliar dolar AS (sekitar Rp1,2 kuadriliun). Jika ditambahkan dengan utang, total nilai transaksi mencapai sekitar 82,7 miliar dolar AS (sekitar Rp1,3 kuadriliun). Kesepakatan ini disetujui oleh jajaran direksi kedua perusahaan dan akan dibayar dengan gabungan uang tunai dan saham Netflix kepada para pemegang saham Warner Bros Discovery.
Dalam kesepakatan ini, setiap pemegang saham Warner Bros Discovery akan menerima sekitar 23,25 dolar AS (sekitar Rp388 ribu) dalam bentuk uang tunai dan sekitar 4,50 dolar AS (sekitar Rp75,1 ribu) berupa saham Netflix per lembar, sehingga totalnya menjadi sekitar 27,75 dolar AS (sekitar Rp463,1 ribu) per saham.
"Kesepakatan ini memberikan keuntungan besar bagi pemegang saham sekaligus menempatkan aset penting mereka di tangan perusahaan yang sudah terbukti inovatif di bidang streaming," kata CEO Warner Bros Discovery, David Zaslav, dilansir BBC.
Kesepakatan ini juga mencakup biaya pembatalan yang besar jika salah satu pihak membatalkan transaksi, dan rencana untuk memisahkan unit jaringan global Discovery menjadi perusahaan independen sebelum transaksi selesai. Proses penutupan transaksi ini direncanakan selesai pada kuartal ketiga 2026, setelah mendapat persetujuan dari regulator di AS dan beberapa wilayah lain.
2. Aset yang diambil alih dan dampak bagi layanan streaming
Melalui akuisisi ini, Netflix akan menguasai koleksi konten Warner Bros yang sangat besar, termasuk serial populer seperti Harry Potter, Game of Thrones, serta karakter DC Comics seperti Batman dan Superman. Kesepakatan juga meliputi pengambilalihan layanan streaming Warner Bros Discovery, seperti HBO Max lengkap dengan teknologi dan pelanggannya.
Co-CEO Netflix, Greg Peters, menyatakan perusahaan ingin menggabungkan layanan streaming Warner dengan platform Netflix untuk memberikan pilihan hiburan yang lebih lengkap bagi pelanggan.
"Kami percaya, dengan menghubungkan kekuatan katalog film dan serial Warner Bros dengan jangkauan global Netflix, kami dapat memberikan paket hiburan yang belum pernah ada sebelumnya bagi anggota kami di seluruh dunia," ujar Peters, dilansir Yahoo Finance.
CEO Netflix, Ted Sarandos, menegaskan komitmen perusahaan untuk tetap merilis film Warner Bros di bioskop, sehingga kekhawatiran penurunan film layar lebar bisa mereda.
"Bioskop tetap bagian penting dari ekosistem hiburan, dan kami bermaksud menjaga jalur rilis teater untuk judul-judul utama Warner Bros sambil memperkuat penayangan melalui streaming," kata Sarandos, dilansir NPR.
3. Reaksi industri dan tantangan regulasi
Akuisisi ini langsung memicu berbagai reaksi dari kalangan Hollywood, kreator konten, hingga politisi yang khawatir akan kekuatan besar Netflix di industri hiburan. Beberapa produser film independen yang bergabung dalam konsorsium telah melobi anggota Kongres AS agar meneliti dampak persaingan dari kesepakatan ini.
Serikat Sutradara Amerika (DGA) menyatakan kekhawatiran atas dampak kesepakatan terhadap pekerjaan kreator dan keragaman kesempatan produksi.
"Perkembangan ini menimbulkan kekhawatiran yang signifikan bagi para anggota kami, dan kami berencana bertemu dengan Netflix untuk memastikan bahwa hak-hak dan kepentingan kreator tetap terlindungi," ujar juru bicara DGA.
Para analis memprediksi, regulator antimonopoli dan pengawas komunikasi AS akan memeriksa ketat penggabungan antara raksasa streaming terbesar dengan studio film legendaris Hollywood.
"Ini adalah jenis kesepakatan yang dirancang untuk mengubah peta persaingan jangka panjang, dan karena itu pasti akan mendapat pengawasan intens dari otoritas regulasi," kata analis media Citigroup.


















