Mantan Wamendag Ingatkan Pemerintah PSBB Picu Krisis Pangan
Dia menyebut 'jangan sampai obat membunuh penyakit'
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 memaksa pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan krisis pangan karena logistik pangan yang masuk terhambat.
Wakil Menteri Pertanian 2010 -2011, Bayu Krisnamurti, mengatakan sejatinya sebelum adanya COVID-19 masalah di sektor pangan sudah terjadi. Akan tetapi, pandemik ini menambah masalah di sektor tersebut.
"Masalah logistik kalau dilihat dari sisi COVID membatasi mobilitas masyarakat keharusan. Tapi kalau itu gak dilakukan, mana yang karena ketidaklancaran logistik , angkutan itu mana karena masalah sebelumnya. Atau yang mungkin serius akibat PSBB, " ucapnya dalam Webinar Ketahanan Pangan Selama dan Pasca-COVID-19 Bersama Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Kamis (14/5).
Baca Juga: Jaga Ketersediaan Pangan, BPPSDMP Kementan dan IPB Buat Strategi Ini
1. Jangan sampai kebijakan-kebijakan untuk memutus mata rantai corona malah membunuh
Mantan Wakil Menteri Perdagangan ini mengatakan jangan sampai kebijakan untuk memutus mata rantai virus corona tersebut malah "membunuh" karena perdagangan tidak berjalan lancar.
"Jangan sampai obat justru sampai membunuh, saya memakai metafora. Obatnya lebih banyak membunuh penyakitnya. Membatasi mobilitas adalah keharusan, kita tahu persis," kata dia.
Beberapa waktu lalu Presiden Jokowi mengatakan masyarakat harus bisa hidup berdamai dengan kondisi pandemik virus corona selama vaksin belum ditemukan. Bayu mengartikan kalimat tersebut sebagai pesan Presiden untuk "tetap bisa menjaga perdagangan, mobilitas dan logistik berjalan."
Baca Juga: Terjadi Deflasi Bahan Pangan, Jokowi: Daya Beli Masyarakat Menurun