Banyak Pengurangan Karyawan, Apakah Itu Tanda Ekonomi RI Buruk?
Atau malah tidak ada kaitannya?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sejumlah perusahaan mulai melakukan efisiensi. Sebut saja Nissan yang bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 12.500 karyawannya. Dari jumlah itu, ada sebagian karyawan di Indonesia yang ikut terdampak.
Tidak hanya Nissan, perusahaan BUMN Krakatau Steel juga melakukan efisiensi. Perseroan juga bakal melakukan efisiensi dengan tidak memperpanjang kontrak karyawan mereka yang telah habis. Namun, tidak disebutkan berapa yang akan terdampak.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah mengatakan, kondisi itu tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, efisiensi merupakan kebijakan masing-masing perusahaan.
"Ada PHK kan memang ada masalah di perusahaan, kalau menurut saya itu kasus per kasus, bukan persoalan secara keseluruhan di mana perekonomian kita mengalami slowing down secara umum kemudian menyebabkan perusahaan melakukan PHK secara keseluruhan," ujarnya di Jakarta, Rabu (30/7).
Baca Juga: Tahun Ini, Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi Hanya 5,1 Persen
1. Faktor kondisi perusahaan
Piter sekali lagi menegaskan bahwa efisiensi yang dilakukan perusahaan merupakan kebijakan dari perusahaan tersebut untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya. "Artinya kondisi perusahaan tidak bagus lalu melakukan PHK. Jadi ini kasus per kasus saja," ungkapnya.
Baca Juga: Nissan Akan Pangkas 12.500 Karyawan, Termasuk Indonesia!