TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mendag Lutfi Targetkan Ekspor Nonmigas Naik 6,3 Persen 

Apa saja komoditas yang digenjot ekspornya?

Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia tumbuh 6,3 persen pada 2021. Ia optimistis karena sejumlah lembaga dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 4,4 hingga 6,1 persen.

"Saya bisa menargetkan dari Kemendag ekspor nonmigas tumbuh 6,3 persen, di mana banyak sekali faktor yang akan mempengaruhi," kata Lutfi dalam konferensi pers Trade Outlook 2021, Jumat (29/1/2021).

Baca Juga: Indonesia Lirik Kerja Sama Dagang dengan Inggris, Kanada dan Afsel

Mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat tersebut percaya diri target ekspor nonmigas itu bisa tercapai dengan sejumlah faktor pendorong. Pertama, kata dia, kesuksesan vaksinasi COVID-19 di Tanah Air dan negara-negara yang menjadi mitra dagang.

Faktor kedua yaitu reformasi birokrasi melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

"Jadi ini penting bahwa perbaikan atau vaksinasi di negara mitra sama-sama penting. Tanpa perbaikan atau pemerangan COVID maka pertumbuhan ekonomi pasti akan terganggu. Jadi kesuksesaan vaksinasi menjadi sangat penting di dalam mengembangkan ekspor kita. Mudah-mudahan bisa jalan," ungkapnya.

1. Faktor yang bikin Lutfi optimistis ekspor nonmigas bisa naik

Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Jojon)

2. Komoditas yang akan digenjot ekspornya

Getah Karet saat dikumpulkan (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ia mengungkapkan ada sejumlah komoditas yang akan digenjot untuk diekspor ke beberapa negara. Di antaranya otomotif dan sparepart dengan tujuan Tiongkok, Brasil dan Myanmar.

Kemudian, komoditas logam dan nonlogam dengan negara tujuan Turki, Tiongkok, Arab, Uni Emirat Arab, dan Filipina.

"Kemudian kita akan genjot karet dan produk karet kita untuk RRT, Australia dan Vietnam. Elektronik kita mau buka pasar untuk Amerika Serikat, Australia dan RRT," ucapnya.

Baca Juga: Mendag Akui Harga Kedelai Tertinggi sejak 6 Tahun Terakhir 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya