TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pilih Impor Garam, Pemerintah Dituding Gagal Genjot Produksi Nasional

Impor garam sudah diputuskan dalam rapat Kemenko Marves

Ilustrasi Petani garam. ANTARA FOTO/Arnas Padda

Jakarta, IDN Times - Rencana pemerintah terkait impor garam dinilai sebagai bukti bahwa pemerintah gagal dalam meningkatkan potensi garam nasional. Padahal, Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km dan merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia.

"Rupanya itu tidak mampu dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan garam di dalam negeri dan memilih mengimpor garam ke negara-negara dengan garis pantai yang jauh lebih pendek dari negeri ini," ungkap Anggota Komisi IV DPR RI, Ema Umiyyatul Chusnah dalam keterangan tertulis, Senin (15/3/2021).

Baca Juga: Jokowi Geram Impor Garam Terus Berjalan

1. Tidak ada koordinasi untuk mencukupi kebutuhan garam

ANTARA FOTO/Saiful Bahri

Menurut Ema, seharusnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bisa bekerja sama dengan Kementerian BUMN untuk meningkatkan produksi garam. Ema mengatakan, saat ini terkesan tidak ada kordinasi yang membuat potensi Indonesia untuk mencukupi kebutuhan garam tidak terlaksana.

"Tahun 2019 dan 2020 lalu pemerintah mengimpor 2,75 juta ton dan 2,92 juta ton garam. Jumlah ini tampaknya tidak akan jauh berbeda pada tahun ini," kata dia.

Baca Juga: Sri Mulyani Akui Indonesia Banyak Impor untuk Tangani Pandemik

2. Masalah yang terjadi bertahun-tahun harus segera mendapatkan solusi

Konsumsi garam berlebihan bisa memicu darah tinggi (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Bukan hanya jumlah yang menjadi permasalahan produksi garam nasional, lanjut Ema, melainkan juga kualitas yang dinilai masih di bawah standar. Hal itu menjadi salah satu alasan impor. Menurut dia, masalah yang sudah terjadi bertahun-tahun seharusnya sudah mendapatkan solusi.

"BUMN terkait seperti PT Garam yang jelas-jelas harus maksimal melaksanakan fungsinya. Namun, sayangnya kinerja PT Garam tidak maksimal, di bawah standar, bahkan banyak aset yang dimiliki tidak dimaksimalkan dengan baik," tuturnya.

Baca Juga: Lahan Petani Garam Karangdadi di Klungkung Semakin Terkikis Abrasi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya