TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PSBB Total Dapat Respons Negatif Pasar, Rupiah Menukik ke Level 14.890

Pasar masih menunggu langkah Anies Baswedan soal PSBB total

Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah tipis 35 poin dari yang sebelumnya 90 poin di level 14.890 dari penutupan sebelumnya di level 14.855. Dalam perdagangan minggu depan, mata uang rupiah diprediksi akan dibuka melemah cukup tajam.

"Kisaran 50-200 poin di level 14.850-15.010," ungkap Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Jumat (11/9/2020).

Baca Juga: Kebijakan Anies Terapkan PSBB, Masih Hantui IHSG Jumat Pagi 

1. Pasar merespons negatif kebijakan PSBB total

Satpol PP memberi sanksi terhadap pelanggar PSBB di Jakarta (Instagram.com/satpolpp.dki)

Ibrahim mengatakan, salah satu faktor pelemahan rupiah adalah pasar masih merespons negatif tentang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai 14 September 2020. Pengumuman tersebut memberikan efek kejut yang sangat dahsyat, bahkan lebih dari Rp350 triliun dana asing yang ada di pasar finansial kembali ke luar pasar. Menurut dia, bisa saja perdagangan saat ini akan lebih parah lagi dana asing yang keluar. 

"Kebijakan ini sangat bertentangan dengan semangat reformasi ekonomi yang saat ini sedang di dengung-dengungkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia, sehingga membuat strategi bauran kacau balau," ungkapnya.

2. Pasar masih menunggu langkah Anies Baswedan soal PSBB total

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan bersama dengan Riza Patria mengapresiasi keberadaan Tugu Peringatan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kawasan Danau Sunter Selatan, Tanjung Priok, Jakarta Utara (Instagram.com/kominfotik_ju)

Menurut Ibrahim, pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih bisa diubah dengan cara mencabut pernyataan PSBB total, kemudian memperpanjang PSBB transisi.

"Pernyataan ini yang sampai saat ini masih di tunggu pasar. Pertanyaannya, apakah berani Anies Baswedan akan menunda atau mengubah kebijakannya?" ungkapnya.

Di samping itu, lanjutnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo harus memberikan pernyataan resmi tentang sikap Anies. Sebab, hal itu mengacu pada pernyataan presiden yang berbunyi, “Saat ini pemerintah sedang berfokus terhadap kesehatan masyarakat, setelah itu baru pertumbuhan ekonomi".

"Menurut saya, pernyataan Jokowi tersebut diimplementasikan Anies sangat sempit sekali, sedangkan makna dari pernyataan tersebut bersifat umum. Bahkan, presiden mungkin kaget dan tersenyum dengan dipelintirnya kalimat tersebut sehingga menjadi bumerang saat ini. Wajar kalau pelaku pasar membawa kabur dananya, ini sudah terjadi sampai saat ini," kata dia.

Baca Juga: Rupiah Kembali Melemah, Dipicu Kebijakan PSBB dan Konflik AS-Tiongkok 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya