TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Corona Menggila, Ekonomi India Diprediksi Kontraksi di Kuartal Ini

Namun ekonominya diyakini pulih di kuartal berikutnya

Seorang pria dengan masalah pernapasan menerima bantuan oksigen secara gratis di mobilnya di Gurudwara (kuil Sikh), ditengah mewabahnya virus corona (COVID-19), di Ghaziabad, India, Sabtu (24/4/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui)

Jakarta, IDN Times - Ekonom memprediksi ekonomi India akan menyusut pada kuartal saat ini akibat lonjakan kasus COVID-19 yang tak terkendali, tetapi pemulihan dapat terjadi di kuartal berikutnya.

Sebagaimana dilaporkan CNBC pada Selasa (27/4/2021), Sonal Varma, kepala ekonom India di Nomura, mengatakan negara itu jelas akan mengalami pukulan pertumbuhan beruntun pada kuartal pertama yang berakhir pada Juni. Perlu diketahui, tahun fiskal India dimulai pada April dan berakhir pada Maret tahun berikutnya.

Varma memperkirakan produk domestik bruto (PDB) India akan menyusut sekitar 1,5 persen pada kuartal saat ini, yang berakhir pada Juni.

“Ada risiko penurunan untuk perkiraan ini,” katanya.

Baca Juga: Aceh Perketat Wilayah Perairan Antisipasi Eksodus Warga India ke RI

1. Pembatasan COVID-19 berdampak ke ekonomi

Perdana Menteri India Narendra Modi saat Hari Kemerdekaan India pada 15 Agustus 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi

Varma lebih lanjut mengatakan bahwa meskipun ada penerapan penguncian (lockdown) baru atau jam malam di beberapa negara bagian, kasus COVID-19 akan tetap tinggi. Hal ini, menurutnya, akan menciptakan lebih banyak pembatasan, yang bisa berdampak ke ekonomi.

“Ini pasti akan berdampak pada aktivitas di bulan April dan juga di bulan Mei,” ujarnya dalam acara “Street Signs Asia” CNBC, Selasa.

Namun, dibandingkan dengan fiskal kuartal pertama 2020, ekonomi bisa tumbuh lebih dari 25 persen, katanya. Itu karena PDB India menyusut hampir 24 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Twitter Hapus Postingan yang Kritik Modi soal COVID-19 di India

2. Ada peluang pemulihan

Perdana Menteri India Narendra Modi menerima vaksin penyakit virus corona (COVID-19) dosis keduanya di rumah sakit All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) di New Delhi, India, Kamis (8/4/2021). (ANTARA FOTO/India's Press Information Bureau/Handout via REUTERS)

Sejalan dengan Varma, Radhika Rao, seorang ekonom di DBS, juga memperkirakan akan ada kontraksi dari kuartal lalu, tetapi angkanya cukup rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Dia mengatakan ada efek dasar yang signifikan, dan akan ada peningkatan alami antara 20 persen hingga 23 persen di kuartal yang berakhir pada Juni ini.

“Tapi momentum sekuensial akan sangat penting, dan di situlah saya pikir Anda akan melihat perlambatan yang sangat jelas dibandingkan dengan ... tren sebelumnya,” kata Rao dalam acara “Squawk Box Asia”.

Namun baik Rao maupun Varma, masing-masing mengatakan penting untuk tidak menggeneralisasi kontraksi kuartal saat ini sebagai prospek pertumbuhan India untuk setahun penuh. Keduanya juga meyakini ekonomi India akan cepat pulih.

“Contoh tahun lalu juga menunjukkan bahwa begitu angkanya mulai memuncak dan surut, kegiatan ekonomi pasti cenderung kembali karena tabungan yang tertahan, karena permintaan yang terpendam,” kata Rao yang memperkirakan pemulihan akan dimulai pada periode Juli hingga September.

Baca Juga: Kasus COVID Tembus Rekor Lagi, Orang Kaya India Kabur Naik Jet Pribadi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya