Polusi Udara Bisa Jadi Momentum Akselerasi Kendaraan Ramah Lingkungan
Polusi udara tanda penjualan kendaraan BBM terlalu banyak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus menyatakan, polusi udara mesti menjadi momentum akselerasi penyediaan transportasi ramah lingkungan.
Alih-alih mengurangi mobilitas masyarakat dengan kebijakan bekerja dari rumah alias work from home (WFH), penyediaan transportasi ramah lingkungan dinilai Heri lebih pas untuk mengatasi polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.
WFH juga disebut Heri kontraproduktif dengan pertumbuhan ekonomi regional, bahkan menekan potensi pertumbuhan sekitar 0,73 persen.
"Jadi jangan seakan-akan menyalahkan mobilitas manusia terkait polusi udara. Ini justru momentum bagus untuk membuat mobilitas masyarakat semakin ramah lingkungan," ucap Heri dalam pernyataannya kepada media, dikutip Senin (18/9/2023).
Baca Juga: Ini Deretan Produsen Baterai Kendaraan Listrik Terbesar di Dunia
Baca Juga: Jokowi Bertemu PM Italia di India, Bahas Investasi Kendaraan Listrik
1. Penjualan kendaraan BBM terlalu banyak
Heri pun menyampaikan, polusi udara yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya saat ini bisa menjadi pesan bahwa penjualan mobil dan sepeda motor berteknologi mesin bakar konvensional (ICE) sudah terlalu pesat.
"Perlu ada disrupsi dari teknologi-teknologi yang lebih ramah lingkungan, misalnya hybrid, plug-in hybrid (PHEV), juga mobil listrik berbasis baterai (BEV)," ujar dia.
Baca Juga: Kendaraan Listrik Dibilang Percuma? PLN: Masyarakat Perlu Diedukasi