TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tiongkok Ancam AS Warganya akan Boikot Apple bila WeChat Dilarang

3,2 juta ponsel iPhone dikirim ke Tiongkok sepanjang 2019

Ilustrasi WeChat (www.twitter.com/@WeChatApp)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Tiongkok mewanti-wanti Amerika Serikat, warga  mereka bisa memboikot produk Apple bila Negeri Paman Sam tetap berencana akan memblokir aplikasi WeChat dan TikTok. Ancaman itu disampaikan juru bicara Kemenlu, Zhao Lijian, jelang tenggat waktu untuk proses kesepakatan bisnis antara TikTok dengan Microsoft. 

Pada 7 Agustus 2020 lalu, Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang aplikasi TikTok dan WeChat beroperasi di sana. Aturan itu baru bisa dikecualikan, bila kepemilikan TikTok dan WeChat mayoritas dipegang oleh perusahaan AS. Tenggat waktunya akan berakhir pada 22 September 2020.

Trump menuding aplikasi tersebut mencuri data-data warga AS dan diberikan kepada Pemerintah Tiongkok. Hal tersebut telah dibantah oleh CEO TikTok, Kevin Mayer. 

"Bila WeChat dilarang (beroperasi) maka tidak ada alasan bagi warga Tiongkok untuk menyimpan iPhone dan produk Apple," kata juru bicara Kemenlu, Zhao dan dikutip dari kantor berita AFP

Ia menambahkan pernyataan itu bukan sekedar ancaman. Sebab, ia mengklaim itu merupakan aspirasi warga Tiongkok sendiri. Warga Tiongkok juga menuding AS sengaja menggunakan cara tersebut mengintimidasi perusahaan di luar dari AS. 

"Tidak peduli sebagus apapun produk Apple, itu hanya sebuah ponsel. Itu (ponsel) dapat digantikan, tetapi WeChat adalah sesuatu yang berbeda. Warga Tiongkok modern bisa kehilangan jiwa mereka bila meninggalkan WeChat, khususnya bagi para pengusaha," kata warga Tiongkok yang mengeluarkan uneg-unegnya melalui aplikasi Weibo. 

Berapa banyak produk Apple yang kini masuk di Tiongkok?

Baca Juga: CEO Apple Tim Cook Masuk dalam Jajaran Miliarder Dunia 

1. Apple telah mengirimkan 3,2 juta produknya ke Tiongkok periode Januari - Desember 2019

Ilustrasi Apple World di Bangkok, Thailand (www.twitter.com/@tim_cook)

Berdasarkan laporan penjualan produk Apple, iPhone ke Tiongkok meningkat lebih dari 18 persen dibandingkan bulan Desember 2019. Data itu dioleh CNBC dengan merujuk ke informasi yang disediakan oleh lembaga think tank Akademi Teknologi dan Informasi Tiongkok. 

Apple mengirimkan 3,2 juta ponsel iPhone ke Tiongkok hingga Desember 2019 lalu. Angka pengiriman produk itu meningkat bila dibandingkan komoditas serupa yang dikirimkan ke Negeri Tirai Bambu hingga Desember 2018 yakni 2,7 juta. 

Tiongkok menjadi kunci pertumbuhan bagi Apple, lantaran di negara itu menjual ponsel berbasis Android dengan harga yang sangat murah. Hal itu terbukti, dalam laporan pada kuartal pertama tahun 2019, pendapatan Apple dari Tiongkok menurun senilai US$13,17 miliar, mengalami penurunan US$5 miliar pada periode yang sama tahun 2018. 

"Bila Anda melihat hasil kami, penurunan kami 100 persen berasal dari produk iPhone dan sebagian besar terjadi di wilayah Tiongkok," ungkap CEO Apple, Tim Cook ketika diwawancarai pada Januari 2019 lalu. 

Cook menambahkan, situasi itu semakin diperburuk dengan perang dagang yang dilancarkan Pemerintah AS dengan Tiongkok. 

2. Trump ikut melarang penggunaan WeChat karena kurang transparansi

Presiden Donald J Trump dengan warna rambutnya berubah menjadi abu-abu (www.express.co.uk)

Pengumuman yang disampaikan Trump yang juga akan melarang penggunaan aplikasi WeChat dinilai mengejutkan. Sebab, selama ini ia tidak pernah menyebut aplikasi pengiriman pesan tersebut. Mantan mogul properti itu hanya menyebut aplikasi TikTok. 

Dikutip dari harian Inggris, The Guardian, Trump turut melarang WeChat karena kurangnya transparansi terkait data pengguna, privasi dan keamanan. AS melihat data milik warga AS yang berkomunikasi dengan teman dan keluarga di Tiongkok, bisa disalahgunakan. Komunikasi mengenai transaksi bisnis dan iklan pun juga berpotensi disalahgunakan. 

Warga Negeri Paman Sam memang kerap menggunakan aplikasi WeChat untuk berkomunikasi dengan kolega atau keluarganya yang tinggal di Tiongkok. WeChat juga digunakan untuk memulai bisnis di Negeri Tirai Bambu dan beriklan. Aplikasi lain seperti Facebook, Twitter dan WhatsApp dilarang beroperasi di sana. 

Baca Juga: Antisipasi Shutdown, ByteDance Siapkan Rencana Cadangan untuk TikTok

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya