TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cemaskan Limbah Fukushima, DPR Minta RI Kurangi Impor Seafood Jepang

Jepang diminta biayai pemeriksaan seafood yang masuk RI

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida saat mengunjungi pasar ikan terbesar di Tokyo, Toyosu, pada Kamis (31/8/2023). (twitter.com/JPN_PMO)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi VI DPR Republik Indonesia, Elly Rachmat Yasin, meminta pemerintah mengurangi impor makanan laut (seafood) dari Jepang. Hal itu buntut dari keputusan Jepang membuang limbah radioaktif PLTN Fukushima.

Menurutnya, Indonesia harus bereaksi terhadap keputusan Jepang membuang limbah puluhan ribu ton air tercemar radioaktif dari PLTN Fukushima. Oleh karenanya, anggota Komisi VI Fraksi PPP itu meminta pemerintah memperketat pemeriksaan semua produk makanan asal Jepang.

"Saya minta menteri Perdagangan Indonesia mengurangi impor seafood asal Jepang. Juga mendesak pemerintah memeriksa dengan cermat semua produk makanan asal Jepang, karena kecerobohan Jepang ini sungguh mengkhawatirkan," kata Elly dikutip dari laman resmi DPR RI, Rabu (18/10/2023).

Baca Juga: Susul China, Rusia Resmi Batasi Impor Makanan Laut Jepang

1. Jepang didesak menanggung penuh biaya pemeriksaan produk seafood

Para ahli IAEA berada di PLTN Fukushima Daiichi untuk mengambil sample dari batch pertama pelepasan air limbah nuklir yang telah diencerkan. (twitter.com/iaeaorg)

Menurutnya, Tokyo harus menanggung penuh terhadap biaya pemeriksaan seafood dari Jepang, yang bertujuan memastikan keselamatan rakyat Indonesia.

Elly menegaskan, Indonesia perlu menekan Jepang agar bertanggung jawab atas pemeriksaan keamanan pangan itu.

"Jepang selama ini menganggap rendah kualitas ekspor perikanan dari Indonesia. Disebutnya, produk perikanan kita di bawah standar sehingga mengalami kendala masuk ke Jepang. Kini kita minta Jepang bertanggung jawab atas seluruh biaya pemeriksaan produk perikanan yang diekspornya," ujarnya.

2. Menteri Perikanan Jepang minta maaf

ilustrasi (Unsplash.com/Romeo. A)

Menteri Perikanan Jepang, Tetsuro Nomura, meminta maaf karena menyebut air limbah radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik nuklir Fukushima, sebagai "air terkontaminasi". Dia juga menarik pernyataan tersebut pada Jumat (1/8/2023).

Akibat ucapanya, oposisi mendesak Nomura mundur. Pernyataan Menteri pertanian, Kehutanan dan Perikanan muncul ketika Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, berusaha memperbaiki reputasi produk laut di sekitar prefektur timur laut Jepang usai pembuangan limbah Fukushima.

Istilah "air terkontaminasi" biasanya digunakan China yang sangat menentang pembuangan limbah Fukushima. Negeri Tirai Bambu itu juga melarang impor makanan laut dari sebagian besar Jepang.

"Sangat mengecewakan dia melontarkan pernyataan seperti itu. Saya sudah menginstruksikan Menteri Nomura untuk meminta maaf dan juga mencabut ucapannya," kata Kishida saat dimintai komentar pada Kamis (31/8/2023), dikutip Reuters.

Baca Juga: Jepang Kerahkan 3 Pesawat SDF untuk Evakuasi Warganya dari Israel

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya