TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Awal Pekan, Harga Emas Antam Turun Tipis

Harga emas dan buyback turun Rp1.000

Ilustrasi Emas Mulia (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Harga emas ini, Senin (17/07/2023), yang diproduksi PT Aneka Tambang atau Antam turun Rp1.000 menjadi Rp1,073 juta per gram.

Begitu juga dengan harga buyback hari ini yang dirilis situs logammulia.com, turun Rp1.000 menjadi Rp946 ribu per gram. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: IHSG Kokoh Mengawali Pekan, Cek 4 Saham yang Potensi Cuan!

Baca Juga: Penuhi Kewajiban, Antam Bayar Pajak dan PNBP Rp2,82 Triliun

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Berikut ini harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp586,5 ribu.
  • Harga emas 1 gram: Rp1,073 juta.
  • Harga emas 2 gram: Rp2,086 juta.
  • Harga emas 3 gram: Rp3,104 juta.
  • Harga emas 5 gram: Rp5,140 juta.
  • Harga emas 10 gram: Rp10,225 juta.
  • Harga emas 25 gram: Rp25,437 juta.
  • Harga emas 50 gram: Rp50,795 juta.
  • Harga emas 100 gram: Rp101,512 juta.
  • Harga emas 250 gram: Rp253,515 juta.
  • Harga emas 500 gram: Rp506,8 juta.
  • Harga emas 1.000 gram: Rp1,013,6 miliar.  

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Baca Juga: Begini Tips Investasi Online agar Tetap Cuan 

2. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya