Kemenko Marves: Keputusan Impor KRL Bekas Ikuti Hasil Tinjauan BPKP
BPKP tak rekomendasikan impor KRL bekas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Septian Hario Seto, menyatakan, keputusan terkait impor KRL bekas dari Jepang akan mengikuti hasil tinjauan atau reviu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Hasil reviu BPKP yang telah diterima Kemenko Marves menyatakan bahwa impor KRL bekas dari Jepang tidak direkomendasikan.
"Saat ini tidak direkomendasikan untuk melakukan impor ini," kata Seto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (6/4/2023).
Baca Juga: Tak Direkomendasikan BPKP, Impor KRL Bekas dari Jepang Batal?
Baca Juga: BPKP Tak Restui Impor KRL Bekas, Jubir Luhut Buka Suara
1. KCI diminta optimalkan armada yang ada saat ini untuk tampung penumpang KRL
Hasil reviu BPKP menyatakan bahwa KCI masih memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan armada kereta yang dimiliki untuk menampung penumpang.
Seto mengatakan, pada tahun 2019, jumlah armada KRL yang siap guna sebanyak 1.078 unit dan mampu melayani 336,3 juta penumpang. Pada 2023, jumlah penumpangnya menurun menjadi 273,6 juta penumpang, sedangkan armadanya bertambah menjadi 1.114 unit.
Adapun 1.114 unit kereta itu tidak termasuk 48 unit yang aktiva tetap diberhentikan dari operasi dan 36 unit yang dikonversi sementara.
"Rata-rata jumlah penumpang yang sekarang adalah sekitar 800 ribu penumpang per hari. Pada saat peak hour bisa mencapai di atas 900 ribu per hari. Nah, ini masih lebih kecil dibandingkan 2019 yang rata-rata jumlah penumpangnya adalah 1,1 juta," kata Seto.
Editor’s picks
Baca Juga: KCI Beberkan soal Kebutuhan Impor Kereta Bekas dari Jepang ke DPR
Baca Juga: Anggota DPR Ini Sebut KRL Chaos Cuma Tahun Baru dan Lebaran