TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Portofolio Investasi: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuat

Ada 3 jenis portofolio dalam investasi

ilustrasi investasi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Portofolio dalam investasi merupakan kumpulan dari investasi-investasi keuangan. Di dalam portofolio terdapat informasi mengenai saham, obligasi, uang tunai, ataupun komoditas.

Portofolio bisa berisi tentang sekuritas yang diperdagangkan secara umum. Misalnya real estate, investasi swasta, dan seni. Investor memegang langsung portofolio mereka, atau portofolio investor dikelola oleh seorang ahli dalam keuangan dan manajemen investasi.

Masih bingung tentang portofolio dalam investasi? Yuk simak penjelasannya berikut ini!

1. Pengertian portofolio investasi

Infografis Portofolio Investasi BPKH. (IDN Times/Aditya Pratama)

Secara sederhana, portofolio investasi merupakan kumpulan aset investasi dari investor. Portofolio yang sudah dibuat nantinya akan diseimbangkan kembali atau diperbarui melalui penjualan sekuritas.

Hasil penjualan dari sekuritas tersebut nantinya akan digunakan untuk membeli sekuritas baru. Kemudian nantinya dapat meningkatkan ukuran seluruh portofolio dengan investasi tambahan dari dana tambahan dana tersebut. Atau juga dapat menjual sekuritas sehingga mengurangi ukuran dari portofolio.

2. Jenis-jenis profil risiko portofolio

unsplash.com/@austindistel

Para investor harus dapat menyesuaikan portofolio investasi ke dalam investasi yang akan mereka jalankan. Investor harus dapat menentukan profil risiko yang cocok dengan gaya investasinya. Hal ini bertujuan untuk menentukan instrumen yang sesuai.

Berikut ini adalah 3 jenis profil risiko portofolio:

1. Konservatif

Jenis risiko pertama pada portofolio investasi adalah konservatif, yaitu sebuah tipe investasi yang memiliki tingkatan toleransi yang kecil terhadap risiko investasi. Tipe konservatif dapat diartikan bahwa para investor tidak menyukai investasi yang berisiko.

Biasanya profil konservatif menjadi incaran para investor pemula. Investor pemula cenderung takut untuk kehilangan uang yang mereka investasikan. Konservatif memiliki return yang rendah. Contoh dari jenis konservatif adalah reksa dana pasar uang.

2. Moderat

Moderat memiliki tingkatan toleransi tengah-tengah kepada risiko investasi yang nantinya akan dihadapi oleh investor. Para investor yang berada pada jenis ini akan siap menerima bentuk kerugian dan dapat bertanggung jawab dengan keputusan yang dibuatnya sendiri.

Umumnya, investor jenis moderat ini akan mendiversifikasi investasinya ke banyak instrumen investasi dengan tingkatan risiko yang berbeda-beda. Contoh dari jenis moderat adalah reksa dana pendapatan tetap.

3. Agresif

Jenis agresif memiliki prinsip tinggi risiko dan tinggi pendapatan. Para investor yang memiliki profil dengan rusiko agresif biasanya sudah mengerti tentang fluktuasi harga di pasar modal dan pasar saham.

Para investor yang berjenis agresif justru melihat kesempatan baik ketika harga saham turun, yaitu untuk penambahan portofolionya. Para investor tersebut memiliki tujuan ketika harga saham yang dibelinya kembali naik pada jangka waktu tertentu, maka mereka akan mendapatkan pemasukan yang besar.

Contoh investasi agresif adalah reksa dana pasar saham, reksa dana terproteksi dan reksa dana indeks.

3. Hal yang perlu diperhatikan dalam membentuk portofolio

unsplash.com/Austin Distel

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membentuk portofolio investasi, sehingga para investor dapat menanamkan modal mereka ke dalam banyak instrumen investasi. Berikut ini penjelasannya:

1. Modal

Para investor harus dapat menyesuaikan berapa modal yang akan ditanamkan pada sebuah investasi. Semakin kecil modal yang ditanamkan, maka kesempatan diversifikasi investasi kecil juga. Lalu nantinya akan mempengaruhi batasan di dalam pembentukan portofolio investor.

2. Tujuan

Hal yang harus diperhatikan berikutnya adalah tujuan dalam berinvestasi. Ketika para investor sudah mengetahui apa tujuan dalam berinvestasi, hal ini pun akan mempengaruhi hasil portofolio investor.

Jangan sampai tujuan yang dicapai berbeda dengan tujuan di portofolio investasi. Contohnya ketika tujuan investasi adalah mendapatkan yield investasi tertentu. Hal tersebut berbeda sangat jauh dengan struktur portofolio yang memiliki tujuan investasinya yaitu mendapatkan capital gain.

3. Waktu

Waktu adalah instrumen penting dalam berinvestasi. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan dengan sangat baik karena waktu yang akan menentukan seberapa besar keuntungan yang nantinya akan didapatkan. 

Waktu juga merupakan durasi dalam berinvestasi, yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Yang keduanya akan mendapatkan keuntungan apabila waktu beli dan jual investasi tepat.

4. Profil risiko

Profil risiko merupakan tiga jenis karakter investor dalam menanamkan modal investasi yang akan mereka kerjakan. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, terdapat 3 profil risiko, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.

4. Langkah yang harus dilakukan dalam membuat portofolio investasi

Ilustrasi investasi (IDN Times/Umi Kalsum)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerangkan bahwa ada beberapa langkah yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam pembuatan portofolio, yaitu sebagai berikut:

  • Portofolio Investasi harus dipastikan sesuai dengan profil risiko
  • Pengalokasian dana investasi perlu ditentukan
  • Memilih portofolio dengan jeli
  • Melakukan investasi dengan rutin dan terus melakukan penyesuaian portofolio

Baca Juga: Investasi di Tengah Inflasi, Cocoknya Instrumen Apa ya? 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya